Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Raisha Hamiddani Syaiful

Herbal untuk Perawatan Gigi dan Mulut

Info Sehat | 2024-09-11 10:29:00


Sejarah mencatat, penggunaan tanaman untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut telah dilakukan oleh masyarakat jauh sebelum mengenal obat konvensial seperti saat ini. Sehingga peneliti dari berbagai belahan dunia di bidang farmasi seakan berlomba untuk terus mencari senyawa dari alam yang dapat dikembangkan sebagai agen terapi terutama untuk pengobatan infeksi. Senyawa obat dari bahan alam dianggap mampu menjadi alternatif dalam pencegahan resistensi antimikroba lebih lanjut selain penanganan penyakit secara non-farmakologi.

source: flickr.com

Tanaman mengandung banyak senyawa aktif (fitokimia) seperti alkaloid, flavonoid, tanin steroid, saponin, minyak atsiri yang selama ini diketahui memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, antinyeri, antihistamin bahkan antimikroba. Adapun banyak tanaman herbal yang digunakan dalam perawatan, pencegahan dan penanganan penyakit gigi dan gusi secara empiris. Berikut diantaranya:

1. Siwak (Salvadora persica)

Siwak telah digunakan selama ribuan tahun untuk merawat gigi. Kutipan sejarah siwak menyebutkan hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: 'Siwak (tongkat kunyah) adalah alat untuk pembersih mulut dan (penyebab) keridhaan Alloh SWT'. Cara tepat penggunaan peralatan ini dicatat oleh bangsa Babilonia pada 5.000 SM. Saat ini, penggunaan siwak banyak dilakukan oleh masyarakat Afrika, Asia Selatan, Amerika tropis dan bagian Amerika Selatan (Bone, 2005). Berbagai penelitian ilmiah telah dilakukan yang membuktikan bahwa Siwak memiliki efek antimikroba dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut (Akhtar, 2011).

Senyawa aktif yang terkandung dalam batang siwak adalah minyak esensial antara lain eucalyptol (46%), α-caryophellene (13,4%), β-pinene (6,3%), dan 9-epi-(E)-caryophellene (Alali, 2004). Kandungan selain minyak atsiri antara lain flavonoid rutin, kuersetin (Abdel-Waheb, 1990). Sedangkan batang siwak kering tinggi senyawa alkaloid (salvadorine), sebagian resin, dan teridentifikasi mengandung tannin dan saponin (Chaurasia, 2013).

Dengan kandungan ini, Siwak memiliki efek sebagai antimikroba, anti-nyeri dan anti-radang sehingga bermanfaat sebagai obat alami dalam membersihkan gigi dan meringankan nyeri gigi. Juga telah diteliti baik secara laboratorium maupun secara klinis (uji kepada manusia) bahwa siwak memiliki aktivitas Anti-plaque pada gigi (Batwa, 2006).

2. Cengkeh (Eugenia caryophyllata)

Penggunaan cengkeh pada penanganan sakit gigi adalah dengan menggunakan cengkeh kering, daun dan batangnya. Cengkeh mengandung minyak pada setiap bagiannya. Minyak cengkeh mengandung berbagai senyawa. Utamanya adalah eugenol, beta-carryophyllen, dan eugenol acetat (Telrandhe, 2021).

Selama ini cengkeh digunakan untuk mengatasi sakit gigi, infeksi gusi, sebagai anestesi dan juga untuk penanganan gusi berdarah (Anushri, 2015). Karena manfaat inilah cengkeh dapat kita dapatkan di pasaran berupa obat kumur dan tablet hisap di negara lain. Namun penggunaan cengkeh untuk pengobatan harus diperhatikan bagi anak-anak, ibu hamil dan menyusui, juga bagi pasien alergi terhadap penggunaan oles (Anushri, 2015).

3. Bawang putih (Allium sativum)

Bawang putih sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan gigi dan menjaga mulut tetap higienis. Kandungan utama dalam bawang putih yaitu aliin, methiin dan S-allylcystein. Enzim pada bawang putih yang pecah mengubah alliin menjadi allicin yang bermanfaat sebagai antibakteri (Telrandhe, 2021).

Senyawa lain yang terkandung dalam bawang putih adalah alkaloid, flavonoid, saponin, protein, dan karbohidrat, tannin yang juga bermanfaat sebagai anti-radang (Ivanz, 2018).

Sumber:
Akhtar, J. et al. (2011). A review on phytochemical and pharmacological investigations of miswak (Salvadora persica Linn). Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences, 113–17.

Alali, F. et al. (2004). GC-MS analysis and antimicrobial activity of the essential oil from the stem of the Jordanian toothbrush tree Salvadora persica. Pharmaceutical Biology, 42(8), 577–80.

Anushri, M., Yashoda, R. and Puranik, M.P. (2015). Herbs: A Good Alternatives to Current Treatments for Oral Health Problems. International Journal of Advanced Health Sciences, 1(12).

Batwa, M., et. al. (2006). The effectiveness of chewing stick miswak on plaque removal. Saudi Dent J, 18, 125-33.

Bone, K. (2005). Phytotherapy for Periodontal Disease and Improved Oral Hygiene Historical Context. Townsend Letter for Doctors and Patients, (263).

Chaurasia, A., Patil, R. and Nagar, A. (2013). Miswak in oral cavity - An update. Journal of Oral Biology and Craniofacial Research. Elsevier B.V., 98–101.

Ivanz, H. and Boy, A. (2018). Recommended Medicinal Plants as Source of Natural Products: A Review. Digital Chinese Medicine, 1(2), 131-42.

Telrandhe, U.B. et al. (2021). Review on Herbal Drugs used in Dental Care Management. Asian Journal of Pharmaceutical Research and Development, 9(6), 71–9.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image