Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Fenomena Body Shaming di Kalangan Perempuan Indonesia

Edukasi | Friday, 22 Dec 2023, 16:51 WIB
sumber: pinterest" />
sumber: pinterest

Konsep kecantikan selalu digambarkan sebagai bentuk fisik yang menarik dan ideal. Anggapan ini tidak hanya berlaku bagi perempuan namun juga pada laki-laki. Akan tetapi seiring berjalannya perkembangan teknologi dan globalisasi membentuk adanya standar kecantikan bagi perempuan yang digambarkan oleh media massa yang identik dengan tubuh yang tinggi, bentuk badan langsing, mata besar, hidung mancung, dan rambut yang lurus yang mana hal ini dijadikan sebagai acuan dan pembenaran bagi perempuan untuk dianggap cantik (Nawiroh & Dita, 2020).

Berdasarkan laporan ZAP Beauty Index 2020, sekitar 62,2% perempuan di Indonesia pernah menjadi korban body shaming selama hidupnya. Dari jumlah itu, 47% responden mengalami body shaming karena tubuhnya dianggap terlalu berisi. Sebanyak 36,4% responden mengalami body shaming karena memiliki kulit yang berjerawat. Kemudian, 28,1% responden yang menjadi korban body shaming karena memiliki bentuk wajah yang tembam. Ada pula 23,3% responden terkena body shaming karena warna kulit yang gelap. Sementara, 19,6% responden terkena body shaming karena dianggap memiliki tubuh yang terlalu kurus.

Dari beberapa pengalaman body shaming yang dialami oleh remaja perempuan bahwasannya perilaku body shaming tersebut dikategorikan ke dalam beberapa bentuk (Fauzia, 2019) meliputi:

1. Fat shaming, istilah ini digunakan ketika seseorang ada yang memberikan ejekan mengenai kelebihan berat badan atau dianggap badannya terlalu gemuk.

2. Skinny/thin Shaming, istilah ini digunakan oleh seseorang dengan mengomentari atau mempermalukan seseorang yang memiliki tubuh terlalu kurus atau kekurangan berat badan.

3. Rambut tubuh/tubuh berbulu, bentuk body shaming yang dilakukan dengan merujuk pada seseorang yang dianggap memiliki kelebihan rambut atau bulu di bagian tubuh seperti lengan dan kaki karena dianggap tidak menarik untuk perempuan.

4. Warna kulit (color skin shaming), istilah bentuk body shaming ini merujuk pada dengan memberikan komentar negatif mengenai warna kulit tubuh seseorang yang dinilai terlalu pucat atau terlalu gelap

Jika dibiarkan, maka kasus body shaming yang terjadi pada Perempuan akan terus meningkat, oleh sebab itu berikut adalah langkah yang dapat dilakukan dalam rangka mencegah kasus body shaming pada Perempuan di Indonesia.

1.Berusaha Menerima dan Mencintai Diri

Kita perlu menyadari bahwa manusia lahir dan tumbuh dengan kondisi yang berbeda-beda, setiap individu memiliki kekurangan dan kelebihan dalam dirinya. maka, belajar untuk menanamkan mindset dan berpikir positif dapat membantu kita dalam memperoleh energi dan pemikiran positif, berusaha untuk memikirkan hal-hal yang baik untuk diri kita serta membantu kita untuk lebih menghargai dan bersyukur atas diri sendiri.

2.Melakukan Sosialisasi Edukasi Mengenai Isu Body Shaming

Memanfaatkan perkembangan media sosial sebagai saranan edukasi dalam menyuarakan isu body shaming, bisa dilakukan dengan membuat poster atau portofolio mengenai seputar body shaming untuk disebarkan di sosial media, group online, maupun komunitas online sebagai alternatif untuk kita lebih aware dalam menyuarakan isu body shaming.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image