Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image azkia ramadan

Menelaah Unsur Instrinsik Drama Tertulis 'Awal dan Mira'

Dunia sastra | 2024-06-25 20:58:01
Pixabay" />
Sumber : Pixabay

Tema

Drama “Awal dan Mira” merupakan kisah cinta seorang bangsawan muda Awal, dan Mira seorang pelayan kedai cantik dari keluarga biasa yang menjadi korban Perang Kemerdekaan. Cinta awalnya pada Mira begitu besar karena menurutnya Mira adalah satu-satunya manusia sempurna, berbeda dengan orang-orang di sekitarnya yang hanya dianggapnya sebagai badut. Kisah asmara dimulai dengan aku berkali-kali meminta Mira untuk bertemu di depan toko. Mira selalu menolak ajakan tersebut karena berbagai alasan. Hal ini berlanjut hingga Awal merasa Mira sedang mempermainkannya. Awalnya iri dengan kedatangan dua pemuda, satu berkemeja putih dan satu lagi berkemeja biru, hingga terjadilah pertengkaran. Pertempuran berakhir dengan jatuhnya Awal. Meski Awal terjatuh, Mira masih duduk di kafe.

Awal merasa kecewa dengan sikap Mira yang cuek. Awal pun mengajak Mira pulang bersamanya. Mira tidak menolak, sehingga Awal mengira yang salah adalah pihak kedai yang selalu menolak ajakan Awal. Di sana, Awal akhirnya menghancurkan kedai tersebut dan Mira kelelahan. Di akhir cerita terungkap bahwa Mira adalah seorang gadis cantik yang kakinya buntung akibat kekejaman perang. Pada saat itulah Awal menyadari kenapa Mira selalu menolak berjalan-jalan dengannya atau berbicara dengannya di luar kedai. Mira selalu bepergian dengan tongkat kayu. Buyarlah harapan dan impian Awal tentang kesempurnaan Mira.

Elemen

Drama ini mempunyai elemen antara lain: tokoh alur dan kerangka situasi cerita yang saling mendukung.

Tokoh/Penokohan

Awal : Tokoh Awal adalah orang yang sangat emosional. Tokoh Awal merupakan pemuda bangsawan yang mencintai Mira. Awal memiliki kepribadian yang tidak mudah pantang menyerah untuk mendapatkan cinta Mira.

Saat Ibu Mira mengatakan “Mira itu bukan dari perempuan dari golongan atas, dia hanya tukang kopi” Ibu Mira berusaha meyakinkan Awal agar mengerti pada lingkungan Mira. “Apa arti golongan atas di zaman edan seperti sekarang ini? Sangka ibu perempuan yang tadi berpidato di radio itu dari golongan atas? Perempuan bicara asal berbunyi? Orang-orang semacam itulah yang menguasai masyarakat kita sekarang, dunianya sendiri sempit. Lebih sempit dari ini kedai kopi” Awal pun menjelaskan dengan tegas kepada Ibu Mira bahwa tidak semua laki laki memandang perempuan hanya dari golongan status derajatnya saja. Ia tidak akan menyerah pada perasaan ini yang begitu mencintai Mira.

Mira: Seorang gadis cantik penunggu kedai kopi dari kalangan rakyat jelata yang mengalami buntung kaki karena menjadi korban perang kemerdekaan. Mira adalah sosok yang ramah kepada siapun yang datang ke kedai kopinya. Mira juga seorang yang pemberani, tegas, dan bijaksana dalam berbicara dan berperilaku.

Anak laki-laki berumur 13 tahun : Tokoh ini seorang yang amanah bisa dilihat dari ia menyampaikan pesan dari Awal untuk Mira, dan menyampaikan pesan kembali dari Mira untuk Awal. Jadi bisa dibilang ia adalah tokoh pengantar pesan.

Si Baju Putih dan Si Baju Biru : Dua pemuda yang sangat tidak sopan dan selalu ingin mencampuri urusan orang lain. Selalu bersikap belagu dan tidak punya malu.

Ibu mira : Memiliki kepribadian ramah, selalu berusaha mengerti perasaan Mira.

Alur

Orientasi

Dimulai dari perkenalan Mira yang penunggu kedai kopi yang asik menyulam di belakang dagangan, di bawah lampu listrik. Letak kedai kopi itu menghadap jalan, didirikan di atas bekas renruntuhan rumah-batu yang hancur oleh peperangan, terpencil jauh dari keramaian.

Konflik Eksternal

“nanti dulu! Aku belum habis bicara.”

“Sudah, Mira! Kita sudah kebanyakan bicara menghamburkan kata. Dan bagiku sudah jelas; selama kau bukan aku, tidak mungkin kau mengerti aku; sekama duniamu bukan duniaku, tidak mungkin kau mengetahui kau mengetahui apa yang tersimpan di lubuk hatiku. Tadinya aku masih percaya bahwa bahwa didalam aku merasakan kekosongan dalam segala, aku masih akan menjumpai cinta dalam hatimu, cinta manusia yang merasakan perasaan yang dicintai. Tetapi cinta semacam itu ternyata tidak ada dalam hati siapapun juga. Tidak ada di dalam hati manusia di zaman sekarang. Juga tidak di dalam hatimu.”

"Kalau kau bunuh diri aku pun bunuh diri!"

Berhenti lagi Awal berjalan. Dan tanyanya seraya menoleh:

"Apa? Kau tukang kopi, bunuh diri?"

"Aku cinta padamu," jawab Mira. Dan tambahnya seraya menyapu-nyapu mata: "Cinta dengan segenap jiwa rohaniku."

Konflik dimulai saat permintaan cinta Mira kepada Awal dan menyuruh Awal untuk membunuhnya.

Konflik Internal

“inilah kenyataanku. Kakiku buntung. Buntung karena peperangan. Tetapi lantaran inilah, Mas, lantaran ke atas aku cantik dan kebawah aku cacat, selama ini aku bagimu merupakan teka-teki. Tetapi sekarang ”

Terbongkarlah bentuk fisik asli Mira yang selama ini ia sembunyikan, ia merasa bahwa dirinya memang sempurna. Hanya kelihatan atasnya cantik namun bawahnya cacat.

Resolusi

Akhirnya Awal mengetahui wujud asli Mira yang ternyata kaki dan tangannya yang buntung karena peperangan. Mira pun percaya bahwa perjuangan Awal padanya sangat tulus.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image