Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asri Hartanti on Ahaa Channel

Antara Kapitalisme dan Insiden Aremania

Politik | Wednesday, 05 Oct 2022, 09:01 WIB

Insiden beberapa hari lalu yang terjadi pada pertandingan antara klub sepakbola Arema melawan Persebaya dan menelan korban kurang kebih 100 orang menjadi pukulan telak bagi dunia persepakbolaan di Indonesia. Dengan insiden ini, tentu saja FIFA tidak akan tinggal diam. Sanksi-sanksi telah menunggu dunia persepakbolaan Indonesia.

Waktu itu, para Aremania turun ke lapangan setelah menyaksikan klub kesayangan mereka kalah dari musuh bebuyutan mereka yaitu Persebaya. Kericuhanpun terjadi ketika salah satu suporter tersebut membawa bendera persebaya yang telah dicoret-coret, yang kemudian diikuti dengan beberapa suporter yang lain, sehingga polisi terpaksa turun tangan untuk menangani kericuhan tersebut. Mereka menyemprotkan gas air mata ke arah massa yang sedang ricuh. Keadaan menjadi semakin tidak terkendali karena baik para suporter dan penonton panik. Ada yang terinjak-injak karena kepanikan tersebut. Dan inilah yang menyebabkan meninggalnya kurang lebih 100 korban tadi.

Sebenarnya bukan hanya dunia persepakbolaan Indonesia yang berduka cita karena insinden ini. Ia juga berarti berita duka bagi nilai-nilai yang berlaku di seluruh dunia ini, termasuk Indonesia. Alangkah dangkalnya pikiran anak-anak negeri ini. Fanatisme terhadap sebuah klub sepakbola bisa menyebabkan meregangnya ratusan nyawa. Dangkal sekali pemikiran orang-orang sekarang ini. Tidakkah mereka memikirkan akibatnya sebelum melakukan hal semacam itu?

Bicara tentang nilai-nilai yang berlaku pada sebuah masyarakat, ia sangat erat kaitannya dengan pemikiran yang berlaku pada masyarakat. Pemikiran yang berlaku pada masyarakat erat kaitannya dengan ideologi yang berlaku di masyarakat tersebut. Ideologi pancasila tentu saja tidak mengajarkan hal-hal seperti kefanatikan tersebut. Justru apa yang diajarkan pancasila adalah persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini menggambarkan secara jelas bahwa sebenarnya bukan pancasila yang menjadi our way of life, namun kapitalisme. Dan begitulah hasil didikan kapitalisme.

Insiden ini pulalah yang menggambarkan bagaimana kondisi sebuah negara dengan ideologi kapitalisme yang mendarah daging. Dan klausa ini adalah yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi ini; Pepesan kosong tentang fanatisme buta terhadap sebuah klub sepakbola dan industri yang merenggut keuntungan-keuntuangan finansial dari keluguan atau kebodohan dalam berpikir seseorang.

Sebaliknya, dalam negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh, rakyat akan terkondisikan sedemikian rupa sehingga standar pemikiran kita adalah ridlo Allah SWT, bukan uang atau yang lain. Fanatisme seperti yang tergambar dalam insinden Aremania tidak akan pernah terjadi pada kita. Di negara ini, akan terdapat sistem berlapis-lapis sehingga penjagaan terhadap kemurnian ajaran Islam begitu ketat, mulai dari pemblokiran tayangan-tayangan kekerasan, kebebasan berlebihan, maupun apapun yang bertentangan dengan ideologi Islam.

Sementara dalam negara yang menerapkan ideologi kapitalisme, semua ‘halal’ dilakukan asalkan itu membawa keuntungan finansial bagi pihak-pihak tertentu, seperti pihak pemegang otoritas misalnya. Tidak ada lagi filter yang berlaku di dalam negara seperti ini. Maka, kita harus maklum ketika hal-hal seperti insiden Aremania terjadi. Dan itu karena hal sistemik seperti ini, yaitu ketidakterkondisikannya kita semua untuk berpikir lebih cerdas, luas, dan panjang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image