Energi Fosil Menipis, Saatnya Beralih ke Energi Terbarukan!
Iptek | 2025-12-05 14:10:29
Di era modern ini, kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan teknologi. Sampai saat ini kehidupan manusia masih bergantung pada sumber energi fosil yang dapat memenuhi kebutuhan energi dalam skala besar. Akan tetapi, kondisi tersebut dihadapkan pada penipisan ketersediaan sumber energi fosil bahkan berakibat terjadinya kerusakan lingkungan. Pemanfaatan energi tak terbarukan secara berlebihan dapat menimbulkan krisis energi. Dampak terbesar dari pembangkit listrik konvensional adalah pencemaran udara yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Pembakaran bahan bakar fosil juga merupakan penyebab utama emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada perubahan iklim global.
Di Indonesia sendiri menargetkan 23% penggunaan energi terbarukan pada 2025 dan terus meningkat hingga pada 2050 mencapai 31,2%. (Sumber: PP RI No. 79/2014 dan Perpres RUEN). Indonesia berpotensi besar memanfaatkan energi terbarukan yang tersedia melimpah di alam, sebagai cadangan energi di masa mendatang guna mengurangi penggunaan energi fosil secara bertahap. Energi matahari dan angin merupakan energi terbarukan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, dua energi ini dapat dimanfaatkan secara terus menerus dan tidak akan pernah habis.
Namun, terdapat tantangan dalam memanfaatkan kedua sumber energi tersebut secara efisien. Panel surya statis tidak selalu dapat menangkap cahaya matahari secara optimal karena sudut datang sinar matahari yang berubah–ubah sepanjang hari. Sementara itu, turbin angin konvensional memerlukan kecepatan angin yang cukup tinggi untuk menghasilkan energi listrik yang signifikan. Meningkatnya permintaan energi dan kebutuhan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil mendorong pencarian sumber energi alternatif yang berkelanjutan sehingga diperlukan inovasi Smartflower Solar Tracker Vertical Axis Wind Turbine, menjadi solusi yang dirancang untuk mengatasi beberapa tantangan dalam pemanfaatan energi matahari dan angin.
Pemanfaatan energi surya dan angin karena posisi Indonesia yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, di mana matahari bersinar sepanjang tahun sehingga merupakan negara beriklim tropis dengan tenaga angin berlebih. Penggunaan sistem Smartflower Solar Tracker, kelopak panel surya dapat bergerak mengikuti arah matahari sehingga dapat menyerap energi matahari secara maksimal. Vertical Axis Wind Turbine dipilih karena keunggulannya dalam menghasilkan energi listrik dari angin yang bertiup dari segala arah, serta kemampuannya beroperasi pada kecepatan angin rendah.
Penggabungan dua energi ini menghasilkan energi listrik yang lebih efisien karena pada saat siang hari keduanya bekerja dan pada saat malam hari walaupun tidak ada cahaya matahari angin akan tetap berhembus. Secara keseluruhan, inovasi ini bertujuan untuk mengatasi beberapa tantangan yang dihadapi dalam produksi energi, seperti ketidakstabilan penggunaan sumber energi terbarukan, kebutuhan akan solusi energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta membantu mengurangi emisi karbon atau polusi dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Penulis: Amalya Hamdyah, Mahasiswa Universitas Airlangga.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
