Mahasiswa UMKendari Tampilkan Integritas Keilmuan dan Spirit Qurani dalam Prestasi
Eduaksi | 2025-08-26 22:00:30Nama Ahmad Baiquni, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Kendari (UMKendari), belakangan mencuri perhatian. Pemuda kelahiran Kendari tahun 2003 ini sukses menorehkan prestasi nasional dengan meraih Juara I Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) 30 Juz antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia.
Perjalanan Baiquni bersama Al-Qur’an dimulai sejak duduk di bangku madrasah tsanawiyah. Ia menghafal 30 juz selama tiga tahun di Pondok Pesantren Al-Hudzaifiyyah. “Al-Qur’an saya mulai sejak MTs. Sementara karya tulis ilmiah baru saya tekuni setelah kuliah di UMKendari,” tutur Baiquni.
Sejak di pesantren, ia terbiasa mengikuti lomba STQ, MTQ, hingga tafsir Al-Qur’an berbahasa Inggris. Kecintaan itu berlanjut hingga bangku kuliah. Bahkan, dorongan untuk menekuni karya tulis ilmiah muncul dari keinginannya mengeksplorasi bidang baru.
Dukungan keluarga
Prestasi Baiquni tidak lepas dari peran keluarga. “Ummi, abi, adik-adik, serta opa dan oma, merekalah yang selalu mendukung sejak awal,” ujarnya.
Semula, ia berkesempatan menimba ilmu di Universitas Al-Azhar, Kairo. Namun, karena alasan kesehatan, orang tua tak mengizinkan. Ia kemudian memilih UMKendari, yang menurutnya merupakan bagian penting dari langkah hidupnya. “Sejak lahir saya sudah dekat dengan Muhammadiyah. Bisa menuntut ilmu di amal usaha Muhammadiyah adalah kebanggaan tersendiri,” ucapnya.
Umrah sebagai hadiah
Puncak pencapaiannya adalah saat menjadi juara MHQ Nasional 30 Juz antar PTMA. Dari ajang ini, ia berhak atas hadiah umrah dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui UM Riau. “Sangat bangga dan bersyukur. Kalau bukan Al-Qur’an, saya mungkin tidak akan memenuhi panggilan ke Baitullah,” katanya penuh haru.
Ahmad juga mengisahkan pengalaman berkesan saat mengikuti MTQ di Sulawesi Tenggara. Di atas panggung, ia jatuh sakit hingga pingsan. Meski demikian, peristiwa itu tak menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang.
Belajar dan berorganisasi
Selain berprestasi, Baiquni aktif di berbagai organisasi, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Unit Kegiatan Mahasiswa Pers, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ia juga terhubung dengan jaringan aktivis filsafat Islam (JAKFI). Aktivitas ini diyakininya dapat memperkaya pengalaman dan membentuk karakter.
Bagi Baiquni, mahasiswa perlu aktif di akademik sekaligus organisasi. “Ilmu itu harus diamalkan, dan amal harus berdasarkan ilmu. Itulah yang saya sebut ilmu amaliyah, amal ilmiah,” tegasnya.
Kepada mahasiswa baru, Baiquni menitipkan pesan sederhana: jangan takut mencoba, istiqamah, dan senantiasa menjaga niat karena Allah. “Insya Allah prestasi akan mengikuti,” ujarnya menutup percakapan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
