Antisipasi Krisis Moral, Peran Ayah dalam Keluarga Perlu Diperkuat Kembali
Parenting | 2025-08-09 07:35:00
Isu-isu sosial yang meresahkan di Banda Aceh menjadi sorotan utama dalam khutbah Jumat yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Agustin Hanapi, Lc., MA., di Masjid Jamik Darussalam, Komplek USK Banda Aceh. Dalam khutbahnya, ia menyoroti fenomena kekerasan seksual, perceraian akibat judi online, dan lonjakan kasus HIV/AIDS.
Menurut Dr. Agustin, maraknya kasus tersebut merupakan tanda krisis moral yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak, terutama keluarga. Ia menyebutkan, angka perceraian di Banda Aceh meningkat, dengan banyak kasus yang dipicu oleh suami yang terjerat judi online. Keterlibatan dalam judi online ini tidak hanya merusak finansial, tetapi juga menghilangkan kemampuan suami untuk menafkahi keluarga, yang seringkali menjadi pemicu istri mengajukan gugatan cerai.
Selain itu, Dr. Agustin juga menyinggung fenomena LGBT dan angka kasus HIV/AIDS di Banda Aceh yang kian meningkat. Berdasarkan data yang ia sampaikan, jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah tersebut mencapai angka yang mengkhawatirkan.
Untuk mengatasi krisis ini, Dr. Agustin Hanapi mendorong agar peran ayah dalam keluarga diperkuat kembali. Ia menjelaskan, berdasarkan hasil riset, peran ayah dalam keluarga saat ini cenderung memudar, padahal sosok ayah merupakan figur penting yang sangat dibutuhkan oleh anak dan istri.
Ayah sebagai Pelindung dan Pendidik Utama
Dr. Agustin Hanapi menekankan bahwa seorang ayah memiliki tanggung jawab besar sebagai pelindung dan pendidik utama bagi keluarganya. Ia menguraikan beberapa poin penting:
Edukasi Agama dan Seksualitas: Ayah wajib mendidik anak-anak tentang pengetahuan seks yang benar berbasis agama, termasuk pemahaman tentang pernikahan dalam Islam yang secara tegas melarang hubungan sesama jenis.
Perlindungan Anak Perempuan: Ayah bertanggung jawab untuk mengingatkan dan memastikan anak perempuannya menjaga aurat dari pandangan orang yang bukan mahram.
Kehadiran yang Bermakna: Seorang ayah harus selalu membersamai anak-anak di rumah, bukan sekadar hadir secara fisik, tetapi juga membangun kebersamaan yang berkualitas dan peduli terhadap kehidupan keluarga.
Pencegahan Bahaya Sosial: Ayah juga perlu aktif mengajarkan bahaya seks bebas, LGBT, dan HIV/AIDS agar anak-anak dapat menjauhi hal-hal tersebut.
Dr. Agustin menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara keluarga, pemerintah, dan lembaga masyarakat. Ia mendorong agar ada kerjasama erat dengan dinas-dinas terkait dan organisasi masyarakat untuk bersama-sama mengatasi fenomena sosial tersebut. Kerja sama ini penting untuk menciptakan program-program pencegahan, edukasi, dan pendampingan yang efektif, sehingga masalah-masalah sosial ini dapat ditangani secara holistik dan berkelanjutan.
Di akhir khutbahnya, Dr. Agustin mengingatkan seluruh jemaah akan tanggung jawab ayah sebagai benteng pertama keluarga, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah At-Tahrim ayat 6, "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." Ia menegaskan, dengan menguatkan peran ayah dan membangun kolaborasi lintas sektor, Banda Aceh dapat membentengi diri dari kehancuran moral dan menciptakan generasi yang lebih baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
