Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image zahrotul mujahidah

Peran Satuan Pendidikan dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba

Edukasi | Monday, 05 Feb 2024, 09:17 WIB
Ilustrasi: pemberdayaan.kulonprogokab.go.id

Dalam sebuah penelitian tercatat bahwa sebanyak 9,2 % peserta didik terlibat penggunaan narkoba. Tak hanya di kota, di pedesaan juga sudah banyak pengaruh narkoba yang masuk. Sangat memprihatinkan tentunya.Melihat kenyataan tersebut sudah barang tentu menjadi PR bagi satuan pendidikan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.

Tujuannya agar peserta didik bisa lebih fokus dalam belajar dan masa depan mereka lebih terarah karena jika peserta didik sudah mencoba atau bahkan tergantung dengan narkoba, masa depan mereka akan gelap.Lalu langkah apa yang bisa dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai wadah belajar peserta didik yang formal, di tengah keterbatasan waktu di sana, dan selebihnya peserta didik berada di rumah atau lingkungan pergaulan?

Setidaknya ada beberapa hal yang bisa ditempuh oleh satuan pendidikan dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba bagi peserta didik.

Berkolaborasi dengan keluarga

Hal ini mengingat bahwa keluarga adalah guru pertama bagi peserta didik. Karenanya mereka harus dilibatkan untuk pencegahan masuknya pengaruh narkoba yang rentan dilakukan remaja.Pihak satuan pendidikan bisa bekerjasama untuk memastikan bahwa di lingkungan rumah benar-benar aman dari narkoba. Tentu saja keluarga harus menciptakan kondisi yang positif bagi anak-anak.

Dengan demikian anak-anak akan merasa nyaman bersama keluarga, merasa diperhatikan dan disayangi oleh orang tua. Dampaknya akan sangat baik bagi perkembangan emosi anak-anak. Mereka tidak akan salah pergaulan karenanya.Kemudian dari pihak satuan pendidikan sendiri harus berperan aktif untuk selalu berkomunikasi dengan orang tua peserta didik. Bisa juga melakukan open house, home visit, memanfaatkan telepon, website, email.

Langkah ini sebagai sarana keterbukaan antara satuan pendidikan dan orang tua peserta didik. Layanan ini didukung dengan sikap ramah kepada orang tua yang melakukan aduan, atau komunikasi.Sesekali diprogramkan pula pelatihan ketahanan bebas narkoba bagi orang tua peserta didik. Dalam hal ini satuan pendidikan menyediakan sumber belajar bagi orang tua peserta didik.

Setelah terjadi atau dilaksanakan pendidikan pelatihan ketahanan bebas narkoba maka perlu dilakukan evaluasi berkala. Apakah program berjalan baik? Apakah program berdampak baik bagi peserta didik? Apakah hal yang perlu ditingkatkan dalam program yang telah dilaksanakan?

Berkolaborasi dengan masyarakat atau komunitas

Kolaborasi ini diperlukan karena peserta didik bergaul tak hanya di rumah atau sekolah. Mereka bersosial di masyarakat atau komunitas-komunitas yang “sefrekuensi” dengan pola pikirnya. Untuk berkolaborasi dengan masyarakat atau komunitas bisa debag strategi sebagai berikut, penyebaran informasi akan bahaya narkoba dan dampaknya bagi kesehatan dan masa depan remaja. Penyebaran informasi ini dibarengi dengan edukasi yang melibatkan tenaga profesional seperti psikolog, psikiater, dokter dan sebagainya.

Jangan lupa untuk menggunakan strategi alternatif bagi peserta didik. Strategi ini bisa dengan memanfaatkan seni, budaya dan yang sejenis untuk pembentukan karakter peserta didik. Tujuan utamanya agar peserta didik memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang positif. Bukan malah salah pergaulan atau melakukan niretika yang merugikan masa depannya.Dalam pengimplementasiannya, satuan pendidikan bisa menyiapkan program Murid Hebat Tanpa Narkoba.

Dalam program tersebut dilaksanakan beberapa kegiatan seperti seminar kesehatan, penyuluhan penanganan penyalahgunaan narkoba, pameran hasil projek peserta didik, pameran karya lukisan mural tentang bahaya narkoba, outbound kepemimpinan, kampanye jauhi narkoba serta pentas seni daerah atau kegiatan positif lainnya.

Satuan Pendidikan Menyediakan Layanan BK

Sudah barang tentu satuan pendidikan ada layanan BK, sekalipun di tingkatan SD yang tidak memiliki guru BK. Tujuan dari layanan BK ini adalah sebagai akomodasi bagi peserta didik agar mereka tahu akan dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta cara mengatasi permasalahan yang bisa muncul. Sifat dari layanan BK ini adalah sebagai upaya preventif segala tindakan negatif peserta didik. Layanan yang dilakukan meliputi layanan dasar, layanan responsif dan layanan peminatan.

Layanan dasar contohnya pemberian perhatian ketika melihat atau mengobservasi peserta didik yang bersikap lain dari biasanya. Segala hal digali oleh guru. Tentu harapannya agar peserta didik kembali seperti sedia kala. Sementara layanan responsif adalah layanan prioritas yang diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki permasalahan besar sehingga mengganggu perilaku sehingga berdampak buruk pada konsentrasi belajar peserta didik.

Sedangkan layanan peminatan adalah layanan bagi peserta didik untuk mengembangkan bakatnya masing-masing, baik bakat dalam kesenian, budaya, teknologi dan sebagainya. Apabila bakat itu tersalurkan dengan baik maka jiwa peserta didik akan lebih fresh dan tidak tertekan dan jauh dari pengaruh pergaulan bebas dan narkoba.

Pada dasarnya menjadi tanggung jawab bersama untuk mencegah penyalahgunaan narkoba bagi peserta didik atau remaja. Karenanya kolaborasi antara satuan pendidikan, orang tua, masyarakat atau komunitas sangat dibutuhkan secara berkesinambungan dan menyeluruh.



Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image