Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Memastikan Misteri Metana di Planet Mars

Teknologi | 2024-05-01 16:31:25
Visualisasi metan di Mars. Foto: Tren Schindler/NASA via eos.org.

PARA ilmuwan sedang memastikan ihwal apa yang menyebabkan pelepasan gas metana secara perlahan di Mars.

Metana sering kali berasal dari proses biologis. Di Bumi, sebagian besar gas ini berasal dari makhluk hidup. Untuk keperluan ini, Badan Antariksa Amerika NASA telah menyelidiki tingkat metana di Mars dalam pencarian tanda-tanda kehidupan saat ini atau masa lalu. Sampai saat ini, belum ditemukan bukti.

Tetapi, sebuah studi baru memberikan pentunjuk baru tentang metana di Mars. Pesawat penjelajah NASA, Curiosity, telah secara berulang kali mengukur tingkat metana di permukaan Mars. Pesawat penjelajah ini tiba di Mars pada tahun 2012 dan telah menjelajahi area di sekitar Kawah Gale. Kawah ini diyakini pernah berisi danau pada suatu waktu dan juga telah menunjukkan bukti lain dari adanya air mengalir di masa lalu.

NASA mengatakan bahwa Kawah Gale adalah satu-satunya tempat di mana metana telah ditemukan. Bahkan wahana antariksa yang dikirim untuk mengumpulkan data tentang atmosfer Mars tidak mengidentifikasi keberadaan metana. Wahana antariksa tersebut, ExoMars Trace Gas Orbiter, dioperasikan oleh Badan Antariksa Eropa.

Selain hanya ditemukan di sekitar Kawah Gale, pengamatan terhadap metana hanya terjadi pada malam hari. Hal tersebut baru-baru ini dilaporkan oleh para peneliti NASA. Tingkatnya juga naik dan turun selama musim yang berbeda dan, kadang-kadang, naik secara tajam untuk periode singkat.

Pelepasan metana misterius ini membuat para ilmuwan mempertimbangkan "banyak plot twist," kata pemimpin proyek Curiosity, Ashwin Vasavada. Tetapi, sebuah kelompok penelitian NASA baru-baru ini mengusulkan penjelasan yang mungkin tentang bagaimana gas tersebut berperilaku di Mars.

Para peneliti menyusun teori bahwa semua metana yang terdeteksi bisa terperangkap di bawah potongan-potongan garam yang mengeras di regolith Mars. Regolith menggambarkan tanah yang mengandung batuan dan debu yang berada di atas atau di bawah permukaan.

Para ilmuwan mengatakan bahwa peningkatan suhu mungkin dapat menjelaskan perbedaan dalam pelepasan gas. Selama musim atau waktu tertentu, suhu yang lebih hangat dapat melemahkan segel pada metana, menyebabkan gas dilepaskan.

NASA mengatakan bahwa penelitian ini dipimpin oleh Alexander Pavlov, seorang ilmuwan planet di Goddard Space Flight Center, di Maryland. Dia mengatakan bahwa jumlah kecil metana juga bisa dilepaskan ketika segel regolith rusak oleh beban dari atas, misalnya, ketika pesawat penjelajah Curiosity melintasi daerah tersebut.

Pavlov mengatakan bahwa teori ini dapat membantu menjelaskan mengapa tingkat metana hanya ditemukan di area Kawah Gale. Ini adalah satu-satunya tempat di Mars di mana pesawat penjelajah Curiosity NASA saat ini aktif.

NASA memiliki pesawat penjelajah lain yang berada di Mars, Perseverance. Ia telah menjelajahi area Kawah Jezero di bagian lain planet tersebut. Kawah Jezero juga diyakini pernah berisi badan air besar di masa lalu. Tetapi Perseverance tidak dilengkapi dengan instrumen pendeteksi metana.

Pavlov mencatat bahwa teori terbaru berasal dari kenangannya tentang sebuah percobaan yang tidak berhubungan yang dilakukan pada tahun 2017. Percobaan tersebut melibatkan pertumbuhan mikroorganisme dalam lingkungan Mars simulasi yang mencakup tanah beku yang mengandung garam.

Selama percobaan itu, para peneliti mengamati bahwa koleksi tanah di atas membentuk kerak es, asin. Perubahan dalam kondisi menyebabkan es mencair, mengubah materi padat menjadi gas dan meninggalkan garam.

Tim Pavlov menguji lima sampel tanah beku yang mengandung berbagai jenis bahan garam yang umum ditemukan di Mars. Serangkaian percobaan baru di Bumi dilakukan di mana materi beku tersebut terpapar suhu dan tekanan udara yang berbeda di dalam lingkungan di Goddard yang dirancang untuk menyerupai Mars.

Tim tersebut berhasil secara berulang-ulang menyalin proses penyegelan garam dalam kondisi mirip Mars selama pengujian laboratorium. Para peneliti mengatakan bahwa mereka berencana untuk terus melakukan percobaan di bawah kondisi yang berbeda dan menggunakan mineral garam untuk mengkonfirmasi teori mereka.

Tetapi, para peneliti mencatat bahwa untuk melakukan investigasi metana yang lebih rinci, mereka kemungkinan akan memerlukan generasi instrumen yang sensitif yang baru. Ini akan dirancang untuk mengukur metana secara terus-menerus dari banyak tempat di Mars.***

Sumber: NASA, Journal of Geophysical Research, Voice of America

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image