Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dayinta Elmi

Memperkenalkan Warisan Budaya Pranata Mangsa melalui Inovasi Media Edukasi Astronomi

Edukasi | Monday, 22 Jan 2024, 14:08 WIB

Salah satu Inovator mudah Universitas Negeri Malang (UM) berhasil mencetuskan Inovasi Media Edukasi Astronomi Berbasis Kearifan Lokal Pranata Mangsa Terintegrasi Augmented Reality Untuk meningkatkan Ethnoscience literacy dan Critical Thinking. Pengintegrasian pengetahuan pranata mangsa dalam pembelajaran sains di sekolah sebagai upaya pelestarian kebudayaan dan pengetahuan tradisional sangatlah penting. Adanya inovasi ini dapat Berkontribusi dalam mewujudkan Permendikbudristek No.56/M/2022 terkait Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Sustainable Development Goal (SDGs) poin 4 “Pendidikan Berkualitas”.

Nur Ainah merupakan mahasiswa S1 Pendidikan Fisika yang telah berhasil menggagas ide ini dan melalui bimbingan dengan Ibu Dr. Herlin Pujiarti, M.Si selaku dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tim berhasil menyatukan pembelajaran fisika astronomi dengan kebudayaan lokal melalui AstroLearn.

AstroLearn berasal dari kata "belajar" dan "astro", yang berarti belajar tentang astronomi dengan mengaitkannya dengan budaya lokal, seperti Pranata Mangsa dari pulau Jawa. AstroLearn menggabungkan teknologi Augmented Reality dan kearifan lokal untuk menjadikan platform pembelajaran ini sebagai inovasi pendidikan terbaru. Adanya inovasi ini memungkinkan penerapan keterampilan (skills) yang termasuk dalam kompetensi Abad 21. Di antara keterampilan ini adalah pemahaman bahasa etnis yang lebih baik dan pemikiran kritis. Diantaranya meningkatkan Ethnoscience literacy dan Critical Thinking.

Nur Ainah menjelaskan bahwa AstroLearn merupakan inovasi media pembelajaran alam semesta dan tata surya dengan menggabungkan konsep STEAM (Science, Technolog, Engineering, Art and Mathematic). Media pembelajran “AstroLearn” dilengkapi dengan teknologi Augmented Reality, yang akan menampilkan dimensi planet secara 3D dan interaktif sehingga siswa dapat mengeksplor planet tersebut secara lebih real. AstroLearn Box berisi 8 Replika planet lengkap dengan tiang penyangga, papan lintasan elips, dan buku panduan penggunaan.

Selain itu, AstroLearn terdapat aplikasi pembelajaran yang di dalamnya terdapat fitur-fitur unggul yang membatu dan memudahkan siswa dalam memahami materi astronomi yang dikaitkan dengan kebudayaan lokal. Adapun fitur unggul ini meliputi Galaxy Talks (Fitur Forum Diskusi), Cosmic Cartoons (Fitur Komik), Stellar Quest (Fitur Games), Gemintang Lokal (Fitur Kearifan Lokal), Stellar AI-Insight (Fitur Artificial Intelligence), Astro Explorer (Fitur Eksplorasi), dan Astro AR-Vision (Fitur Augmented Reality)

Sumber : Narasumber

Kemudian untuk proses pembuatan produk AstroLearn terbagi menjadi 3 tahapan, yakni tahapan Pra-Prouksi, tahapan Produksi dan Tahapan Pasca Produksi. Mulai dari tahapan penyusunan materi hingga tahapan evaluasi dari inovasi media AstroLearn sendiri.

Nur Ainah juga menjelaskan bahwa dipilihnya pranata mangsa menjadi salah satu komponen yang paling utama pada media pembelajaran ini yakni, sebagai bentuk membantu pemerintah untuk terus melestarikan pengetahuan pranata mangsa dalam pembelajaran sains di sekolah sebagai upaya pelestarian kebudayaan dan pengetahuan tradisional. Di samping itu, hal ini relevan dengan materi Alam Semesta dan Tata Surya pada pembelajaran fisika Kelas x Fase E khususnya pada submateri Gerakan Bumi.

“Dengan adanya inovasi ini, penulis yakin dan dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kemampuan siswa yang tergolong dalam kompetensi abad 21 serta berkontribusi dalam mewujudkan Permendikbudristek No.56/M/2022 terkait Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Sustainable Development Goal (SDGs) poin 4 “Pendidikan Berkualitas”.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image