Bekal Para Penuntut Ilmu
Agama | 2024-05-01 22:34:28Oleh: Muhammad Syafi'ie el-Bantanie
(Founder Edu Sufistik)
Nak, menuntut ilmu merupakan aktifitas mulia. Pelakunya dicatat sebagai orang yang berjihad sedari keluar rumah hingga pulangnya. Para malaikat pun membentangkan sayap-sayapnya untuk menaungi para penuntut ilmu karena ridha kepada mereka.
Karena itu, perhatikanlah olehmu, nak, menuntut ilmu mesti dilakukan dengan adabnya agar keutamaan-keutamaannya tidak berkurang atau malah hilang tak berbekas. Lebih dari itu, tentu kamu ingin sukses dan berkah dalam menuntut ilmu. Karenanya, saksamai panduan Islam bagi para penuntut ilmu.
Pertama, luruskan niat belajar atau menuntut ilmu karena Allah semata. Bukan untuk gengsi-gengsian atau hebat-hebatan. Bukan pula karena sekadar selembar ijazah dan nantinya agar dapat pekerjaan bagus. Melainkan, semata-mata karena melaksanakan perintah Allah untuk thalabul ‘ilmi.
“Setiap perbuatan bergantung pada niatnya dan akan memperoleh balasan sesuai apa yang diniatkannya,” demikian pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim.
Kedua, bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Belajarlah melebihi pelajar lain belajar. Man jadda wajada. Going the extra mile. Contohnya, bila pelajar lain pada umumnya belajar selama tiga jam sehari, maka pelajar yang bersungguh-sungguh mesti belajar selama enam jam sehari.
Nak, ketahuilah hidayah Allah datang bersama dengan kesungguhan. Bila kamu bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, maka Allah akan memberikan hidayah-Nya berupa kemudahan dan kefahaman ilmu.
Al-Qur’an menerangkan, “Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan, sungguh Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut [29]: 69).
Ketiga, menjaga keta’atan kepada Allah. Jaga ibadah dan perbanyak amal saleh. Ini akan menjadi sebab turunnya hikmah dan ilmu dari Allah. Sehingga, seorang pelajar mudah menyerap ilmu. Saksamai ayat berikut ini.
“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami.” (QS. Al-Kahfi [18]: 65).
Perhatikan, seorang hamba tersebut, yakni Nabi Khidir ‘alaihissalam, diberikan ilmu dari sisi Allah karena ketakwaan dan kesalehan beliau. Karena itu, bila kamu ingin memperoleh pancaran ilmu dari sisi Allah berupa pemahaman ilmu dengan mudah dan cepat, maka perbaikilah diri secara serius. Jagalah keta’atan kepada Allah secara istiqamah.
Keempat, jauhi maksiat. Ilmu itu cahaya dari Allah. Maka, ia tidak bisa disandingkan dengan kegelapan (maksiat). Noda maksiat akan menghalangi seorang pelajar menyerap ilmu. Kalaupun ia tetap bisa menyerap ilmu, maka bisa dipastikan ilmu yang diperolehnya tidak berkah. Ilmu yang dimilikinya bisa jadi malah digunakan untuk menentang syariat Allah. Ini menjadikannya semakin jauh dari Allah. Resapi QS. 62: 5 dan jadikan pelajaran.
Ayah berdoa semoga kau diberikan kemudahan dan kepahaman dalam mempelajari ilmu. Lebih dari itu ilmu yang kamu pelajari, pahami, dan kuasai menjadi ilmu yang berkah dan bermanfaat bagi umat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.