Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nurfinanisaurrahma

Metode Tafsir Dengan Ilmu Al-Munasabah

Agama | 2025-01-14 19:18:56

Secara bahasa Al-Munasabah berasal dari kata “nasaba-yunasibu-munasabatan” yang artinya dekat (qarib). Adapun Al-Munasabatu artinya sama dengan Al-Qarabatu yang berarti mendekatkan dan juga Al-Musyakalah yang artinya menyesuaikan. Sementara kata Al-Nasibu menurut Al-Zarkasyi (wafat pada tahun 794 H) adalah sama artinya dengan Al-Qaribu Al-Muttasil yang artinya dekat dan bersambungan.

Menurut Qathan, almunasabah adalah "segi pertalian antara kalimat dengan kalimat dalam satu ayat,atau antara ayat dengan ayat dalam banyak ayat,atau antara surat dengan surat". Terdapat dua macam al munasabah, Yaitu:

A. Munasabah Antar Surat

Adapun dalam Al-Munasabah antar surat terbagi lagi menjadi 3 hubungan, yaitu:

1. Hubungan antara satu surat dengan surat sebelumnya

Hubungan antara surat Al-Insyirah dengan surat sebelumnya, Ad-Dhuha, adalah bahwa surat Ad-Dhuha menjanjikan kemenangan kepada orang-orang beriman, sedangkan surat Al-Insyirah menjelaskan cara mencapai kemenangan tersebut. Surat Al-Insyirah mengajarkan tentang pentingnya kesabaran, kemudahan setelah kesulitan, dan tuntunan untuk meraih kemenangan dalam perjuangan.

As-Suyuthi menyatakan bahwa hubungan antara satu surat dengan surat sebelumnya berfungsi untuk menjelaskan atau menyempurnakan ungkapan dalam surat sebelumnya. Contohnya, hubungan antara surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah menunjukkan keterkaitan antara permohonan petunjuk dalam Al-Fatihah dan jawabannya di awal surat Al-Baqarah, yang menyatakan bahwa petunjuk itu ada dalam Al-Quran. Nasr Abu Zaid menambahkan bahwa hubungan antara kedua surat ini dapat dilihat dari sisi bahasa dan kandungan isinya.

2. Hubungan antara penutup surat dengan awal surat berikutnya

Hasil penelitian yang didapatkan pada suratal-insyirah (12) dengan suratal-ashr (13). Menurut penafsiran tim tafsir, pada akhir suratal-insyirah ditutup dengan pedoman dan rambu rambu untuk memenangkan dakwah dan perjuangan islam. Selanjutnya pada suratal-ashr diterangkan bahwa komitmen untuk mencapai kemenangan dan kesuksesan hidup mesti disiplin waktu, mengisinya dengan iman amal shaleh,dan saling menasehati.

3. Hubungan antara nama surat dengan isi atau tujuan surat

Hasil penelitian pada model ini pada surat at-takwir.Tim tafsir menjelaskan bahwa nama at-takwir diambil dari kata al-kuwirat yang terdapat pada ayat pertama surat ini, memiliki arti matahari yang digulung sehingga hilang cahayanya, menerangkan uraian kejadian dan kegentingan hari kiamat.

B. Munasabah Antar Ayat

Contoh munasabah (hubungan) antara ayat dengan ayat dapat dilihat dalam Q.S. Al-Ghâsiyah 88:17-20, yang menyebutkan unta, langit, gunung, dan bumi. Menurut Az-Zarkasyi, hubungan ini jelas jika dilihat dari kehidupan para penggembala unta di padang pasir, di mana mereka sangat bergantung pada unta, berharap hujan dari langit, berlindung di gunung, dan terus berpindah-pindah di bumi. Hal ini mencerminkan keterikatan mereka dengan elemen-elemen tersebut.

Munasabah dalam Al-Qur'an adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara ayat-ayat dan surat-surat, berbeda dengan Asbab al-Nuzul yang fokus pada konteks sejarahnya. Munasabah tidak hanya mencakup hubungan yang sejajar, tetapi juga yang kontradiktif, seperti menyebutkan orang-orang mukmin diikuti oleh orang-orang kafir. Ayat-ayat Al-Qur'an kadang menjelaskan yang khusus dari yang umum atau memberikan penjelasan konkret dari hal-hal yang abstrak.

C. Contoh Munasabah Antar Ayat

Al – Fatihah ayat 1 -3

1{الْحَمْد لِلَّهِ} جُمْلَة خَبَرِيَّة قُصِدَ بِهَا الثَّنَاء عَلَى اللَّه بِمَضْمُونِهَا عَلَى أَنَّهُ تَعَالَى مَالِك لِجَمِيعِ الْحَمْد مِنْ الْخَلْق أَوْ مُسْتَحِقّ لِأَنْ يَحْمَدُوهُ وَاَللَّه عَلَم عَلَى الْمَعْبُود بِحَقٍّ {رَبّ الْعَالَمِينَ} أَيْ مَالِك جَمِيع الْخَلْق مِنْ الْإِنْس وَالْجِنّ وَالْمَلَائِكَة وَالدَّوَابّ وَغَيْرهمْ وَكُلّ مِنْهَا يُطْلَق عَلَيْهِ عَالَم يُقَال عَالَم الْإِنْس وَعَالَم الْجِنّ إلَى غَيْر ذَلِك وَغَلَبَ فِي جَمْعه بِالْيَاءِ وَالنُّون أُولِي الْعِلْم عَلَى غَيْرهمْ وَهُوَ مِنْ الْعَلَامَة لِأَنَّهُ عَلَامَة عَلَى مُوجِده

2{الرَّحْمَن الرَّحِيم} أَيْ ذِي الرَّحْمَة وَهِيَ إرَادَة الخير لأهله

3{مَالِك يَوْم الدِّين} أَيْ الْجَزَاء وَهُوَ يَوْم الْقِيَامَة وَخُصّ بِالذِّكْرِ لِأَنَّهُ لَا مُلْك ظَاهِرًا فِيهِ لِأَحَدٍ إلَّا لِلَّهِ تَعَالَى بِدَلِيلِ لِمَنْ الْمُلْك الْيَوْم لِلَّهِ وَمَنْ قَرَأَ مَالِك فَمَعْنَاهُ مَالِك الْأَمْر كُلّه فِي يَوْم الْقِيَامَة أَوْ هُوَ مَوْصُوف بِذَلِك دَائِمًا كَغَافِرِ الذَّنْب فَصَحَّ وُقُوعه صِفَة لِمَعْرِفَةِ

Bukti Munasabah (Keterkaitan) antara Ayat-Ayat

 

  1. Munasabah antara Ayat 1 dan Ayat 2: Setelah menyebutkan bahwa segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, ayat berikutnya menyebutkan sifat-sifat utama Allah sebagai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ini menunjukkan bahwa pemeliharaan dan pengaturan Allah terhadap alam semesta didasarkan pada kasih sayang-Nya yang luas. Pujian kepada Allah dalam ayat pertama pun menjadi semakin sempurna dengan penjelasan mengenai rahmat-Nya di ayat kedua.
  2. Munasabah antara Ayat 2 dan Ayat 3: Setelah menegaskan bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, ayat ketiga memperingatkan bahwa Allah juga adalah Pemilik Hari Pembalasan. Sifat kasih sayang Allah yang disebut sebelumnya tidak meniadakan keadilan-Nya, yang akan terlihat secara sempurna pada Hari Pembalasan. Pada hari itu, semua makhluk akan mempertanggungjawabkan amal mereka. Rahmat Allah senantiasa tercurah di dunia, tetapi di Hari Pembalasan, kekuasaan dan keadilan Allah akan menjadi sangat nyata. 1 Jalaal ad-Din al-Mahalli dan Jalaal ad-Din as-Suyuti, Tafsir al-Jalalayn (Kairo: Dar al-Hadith, n.d.), 827.

Daftar Pustaka

Fitri Yani, Faizah, Dona Sholehah, MENGENAL AL-MUNASABAH, MUSHAF JOURNAL : Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis Vol. 2 No. 1 April 2022, page 79-92

Jalaal ad-Din al-Mahalli dan Jalaal ad-Din as-Suyuti, Tafsir al-Jalalayn (Kairo: Dar al-Hadith, n.d.), 827.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image