Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image elvi gusmita

Kepribadian Manusia dalam Perspektif Filsafat dan Psikologi

Edukasi | Sunday, 21 Jan 2024, 23:10 WIB
Media Edukasi Indonesia

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, sifat, pola pikir, emosi, dan nilai yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan hal yang benar berdasarkan keadaan. Kepribadian mempunyai wujud yang stabil, menetap, dan abadi, serta unsur-unsur pokok untuk meningkatkan tingkat laku seseorang. Kepribadian (personality) berasal dari kata persona. Persona mengacu pada persepsi publik, persepsi pribadi yang dikomunikasikan kepada dunia luar, atau persepsi publik terhadap diri sendiri sebagai anggota kelompok sosial. Persona berasal dari bahasa Yunani yang diterjemahkan menjadi "topeng". Ada beberapa konsep yang berkaitan erat dengan, dan terkadang bertentangan, dengan konsep privasi. Konsep-konsep berikut ini berkaitan dengan pribadian:

A. Characters (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk), baik secara eksplisit atau implisit.

b. Temperament (tempramen), yaitu kepribadian, berkaitan erat dengan faktor-faktor penentu biologis atau fisiologis.

C. Traits (sifat), yaitu tanggapan serupa atau identik terhadap serangkaian rangsangan serupa, bertahan untuk waktu (yang relatif) lama.

d. Type attribute (ciri), mirip dengan sifat tetapi dalam kelompok rangsangan yang lebih beragam.

e. Kebiasaan (kebiasaan) mengacu pada respons bersama terhadap rangsangan bersama (Alwisol, 2005).

Kepribadian dalam kehidupan sehari-hari mempunyai fungsi deskriptif dan prediktif. Fungsi deskriptif adalah fungsi teoretis yang menjelaskan atau menggambarkan perilaku manusia secara jelas, menyeluruh, dan sistematis. Pertanyaan tentang apa, mengapa, dan bagaimana orang berperilaku dijawab dengan fungsi deskriptif. Fungsi prediksi yang kedua adalah untuk menentukan apa, mengapa, dan berapa banyak waktu yang akan dihabiskan orang pada hari berikutnya. Menurut Skinner, ada dua jenis penguatan: penguatan positif (efek yang menyebabkan perilaku diperkuat atau dilakukan) dan penguatan negatif. Terlepas dari kenyataan bahwa aliran psikologi humanistik yang berbeda memiliki perspektif yang berbeda, mereka semua memiliki keyakinan inti yang sama tentang kemanusiaan, yang didasarkan pada satu aspek terpenting dari modernitas, yaitu eksistensialisme. Selain itu, para filsuf eksperiensial memahami bahwa setiap orang berhak memilih jalannya sendiri, menentukan nasib atau jalan hidupnya sendiri, dan menyadari pilihan dan keadaannya sendiri.

Salah satu teori yang banyak dianut di masyarakat adalah teori psikoanalisis Sigmund Freud. Teori ini menyatakan bahwa tuntutan yang tidak terpuaskan (kebutuhan bawah sadar) atau dorongan dari dalam diri seseorang (drive), seperti dorongan seksual dan dorongan biologis, berasal dari motivasi dan kepentingan diri sendiri. Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga bagian: Id, Superego, dan Ego.

1) Id merupakan aspek biologis kehidupan manusia yang sudah ada sejak lahir dan menyebabkan munculnya kebutuhan fisiologis seperti laparosis, haus, dan nafsu seksual. Id menggambarkan kebutuhan biologis manusia, seperti makanan, tempat tinggal, dan aktivitas seksual. Manusia secara alami akan memenuhi kebutuhan untuk menghilangkan stres dan mencari pertolongan sesegera mungkin. Dikatakan bahwa unsur Id akan mengikuti prinsip kesenangan (pleasure principle atau immediate satisfaction).

2) Superego adalah salah satu aspek moral terpenting dari sifat manusia. Superego adalah aspek psikologis diri yang mengungkapkan keinginan individu untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial, etika, dan kemasyarakatan. Superego menyebabkan manusia mempertimbangkan apa yang baik dan buruk bagi sekelompok orang dan menyelaraskannya dengan apa yang baik dalam konteks sosial. Superego merupakan sifat manusia yang selalu ingin berbuat baik seperti norma, etika, dan aturan yang ada di masyarakat. Superego dapat didefinisikan sebagai unit yang berfungsi untuk membentuk identitas biologis (Id) dalam diri individu. Ketika kita menghadapi kesulitan, kita sering kali mengalami rasa tidak berdaya dan putus asa.

3) Ego merupakan suatu kekuatan yang dapat dikendalikan oleh manusia. Ego berfungsi sebagai perantara antara id dan superego. Ego berkaitan dengan keseimbangan apa yang diinginkan id dan apa yang diharapkan superego agar sesuai dengan norma-norma sosial. Ego bekerja dengan konsep realitas (prinsip realitas), yaitu menjamin manusia dapat memenuhi kebutuhan fisiknya sesuai dengan sifat baik dan buruk masyarakat. Schiffman dan Kanuk (2010) mengkritik peneliti yang menggunakan teori Freud dalam studi konsumen dengan menyatakan bahwa sebagian besar motivasi manusia (dorongan manusia) diabaikan, sehingga konsumen sering gagal mengenali atau memahami alasan mereka membeli suatu produk. Oleh karena itu, apa yang dibeli dan apa yang dikonsumsi konsumen merupakan cerminan dari preferensinya. Tujuan dari kemasan, peralatan, dan aksesoris yang digunakan konsumen adalah untuk menentukan preferensi mereka. Menurut Freud, struktur pikiran mempunyai tiga tingkatan: sadar (pikiran sadar), prasadar (pikiran prasadar), dan tak sadar.

1. Kesadaran (Pikiran Sadar) sebagai penghubung kehidupan terdiri dari pengalaman dan persepsi yang kita miliki mengenai keadaan saat ini. Menurut Freud, hanya sebagian kecil dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk ke alam bawah sadar.

2. Prasadar (Pikiran Prasadar) terdiri dari ingatan-ingatan yang tidak hanya hadir dalam kesadaran tetapi juga dapat dengan mudah ditransfer ke sana. Bila perlu mungkin akan menimbulkan kesadaran dan kemudian kembali ke tidaksadaran. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, setelah disadari dan tidak diarmati, akan ditekan berpindah ke daerah prasadar.

3. Tak sadar (Unconcious mind) menyimpan motif-motif naluri yang primitif, memori, dan emosi yang sangat tenang. Taksadar merupakan komponen terpenting dari struktur psikologis, menurut Freud. Freud menunjukkan bahwa psikoanalisis bukan hanya sekedar abstraksi teoretis, melainkan pemahaman empiris.

Teori kepribadian Neo-Freudian berpendapat bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi perilaku manusia bukanlah individu, melainkan hubungan sosial. Ada dua perbedaan teori ini dengan teori Freud:

1) Lingkungan sosial yang berdampak pada perilaku manusia daripada sifat manusia.

2) Motivasi perilaku diarahkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Teori ini merupakan gabungan antara sosiologi dan psikologi. Teori ini berpendapat bahwa setiap individu berusaha untuk menyediakan apa yang dibutuhkan orang lain, dan bahwa orang lain membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan dan tujuan mereka sendiri.

Teori Psikologi Individualis Alfred Adler (1870-1937) mengembangkan teori psikologi individu. Adler mengembangkan teorinya, yang dibahas secara rinci di sini. Untuk memulainya, Adler menekankan aspek terpenting dari kepribadian, yaitu individualitas. Menurut Adler, setiap orang merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat-sifat, dan nilai-nilai, dan setiap peluang menghasilkan gaya hidup yang unik. Kedua, setiap individu memiliki dua jenis pokok dalam hidupnya yang membantu mereka menghadapi tantangan hidup: 1) Dorongan kemasyarakatan, yang membantu mereka fokus pada kebutuhan orang lain, dan 2) Dorongan keakuan, yang membantu mereka fokus pada kebutuhan mereka sendiri. Individu memulai hidupnya dengan perkembangan fisik yang mengarah pada inferiority complex. Perasaan inilah yang kemudian mendorong dirinya sukses dan tidak menyerahkan rasa rendah diri. 4) Menurut Adler, setiap orang mempunyai tujuan, apakah menjadi inferior atau menjadi superior.

Namun, setiap orang bertujuan untuk mencapai tujuan tersebut melalui berbagai pilihan gaya hidup. Adler menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara unik bagi setiap individu untuk mencapai tujuan tertentu yang mereka anggap penting dalam kehidupan mereka. Teori kreativitas Adler terkait dengan konsep diri kreatif. Menurut Adler, faktor yang paling penting adalah diri kreatif atau disebut juga kreativitas. Menurut Adler, ekspresi kreatif itu kuat, konsisten, dan didasarkan pada struktur yang jelas. Turunan memberikan kemampuan yang lebih besar, sedangkan lingkungan memberikan tantangan atau kesulitan yang lebih besar. Kreativitas diri adalah proses mengubah fakta tentang dunia menjadi pengalaman subjektif, dinamis, personal, dan unik. Kreativitas diri menambah nilai kehidupan dengan menetapkan tujuan dan strategi untuk mencapainya.

Penulis

Elvi Gusmita

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat mengenai kepribadian manusia

Dosen Pengampu: Arifati Ilma Lubis S.Psi., M.Psi,Psikolog

Sumber

http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/2737/1/Suhermanto_Struktur%20Kepribadian%20Manusia%20Perspektif%20Psikologi%20dan%20Filsafat.pdf

https://www.researchgate.net/profile/Alfirda-Amalia/publication/366878950_KEPRIBADIAN_MANUSIA_DALAM_PERSPEKTIF_FILSAFAT/links/63b6c281c3c99660ebcf4d0f/KEPRIBADIAN-MANUSIA-DALAM-PERSPEKTIF-FILSAFAT.pdf

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image