Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Nurfikri Mulyani

Perilaku Seksual pada Remaja : Navigasi Kompleksitas Masa Transisi Remaja

Edukasi | Sunday, 31 Dec 2023, 13:11 WIB

I. PENDAHULUAN

Menurut Yulianto (2020), Perilaku seksual pranikah remaja mempunyai urutan tingkat keintiman, mulai dari sentuhan, ciuman, belaian dan persetubuhan.

Aktivitas seksual pranikah adalah aktivitas seksual yang dilakukan sebelum menikah karena adanya paksaan atau keinginan dari pasangannya (Humas UGM, 2008). Pacaran merupakan salah satu cara remaja melakukan aktivitas seksual untuk mengungkapkan perasaannya (Musthofa & Winarti, 2010).

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, seringkali dihantui oleh pertanyaan dan eksplorasi mengenai identitas dan seksualitas. Perilaku seksual pada remaja bukan hanya sekadar gejala biologis, tetapi merupakan aspek yang terjalin erat dengan faktor-faktor psikologis, sosial, dan budaya yang membentuk perjalanan mereka ke dalam dunia hubungan dan intim.

Pentingnya memahami dinamika perilaku seksual remaja terletak pada dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan mental, fisik, dan hubungan interpersonal mereka. Dalam artikel ini, kita akan menyelami kompleksitas faktor yang memengaruhi perilaku seksual remaja hingga Dampak perilaku seksual pada remaja dan merinci bagaimana pendekatan pendidikan dan dukungan dapat membentuk pemahaman yang lebih sehat dan positif terhadap seksualitas pada masa yang penuh tantangan ini.

II. PEMBAHASAN

· Definisi dan Dimensi Perilaku Seksual Remaja

Definisi : Perilaku seksual remaja merupakan sekumpulan tingkah laku, sikap, dan interaksi yang melibatkan aspek seksual remaja, Diantaranya aspek-aspek seperti orientasi seksual, aktivitas seksual, dan pengaruh lingkungan dalam membentuk pola perilaku.

Dimensi : Menurut Soekadji (1983), perilaku seseorang dapat diukur dengan menggunakan tiga dimensi:

1. Frekuensi

Yaitu apakah remaja sering melakukan perilaku seksual, Cara termudah untuk mencatat perilaku adalah dengan menghitung jumlah tindakan seksual yang terjadi.

2. Lamanya Berlangsung

Periode Ini adalah masa dimana kaum muda merasa bebas melakukan aktivitas seksual,

Jika suatu perilaku tertentu memiliki awal dan akhir yang spesifik, namun setiap peristiwa berlangsung dalam periode waktu yang berbeda, akan lebih masuk akal untuk mengukur berapa lama perilaku tersebut berlangsung.

3. Intensitas

Hal inilah yang membuat seseorang merasakan kepuasan atau kenikmatan saat berhubungan seks dengan pasangannya.

· Faktor-Faktor Perilaku Seksual Remaja

Perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh sejumlah faktor kompleks yang mencakup pertimbangan biologis, psikologis, sosial dan budaya. Berikut adalah beberapa faktor utama yang bisa mempengaruhi perilaku seksual remaja:

1. Biologis dan Hormonal:

Perubahan hormonal selama masa pubertas dapat memicu perubahan fisik dan hasrat seksual pada remaja. Faktor biologis ini dapat memengaruhi pemahaman mereka tentang seks dan kebutuhan fisik.

2. Pengaruh Teman Sebaya:

Teman sebaya memegang peran besar dalam membentuk norma sosial dan ekspektasi terkait perilaku seksual. Tekanan dari teman sebaya dapat menjadi pendorong kuat terhadap keputusan remaja terkait seks.

3. Pengaruh Media dan Teknologi:

Eksposur terhadap konten seksual melalui media massa dan platform daring dapat membentuk persepsi remaja tentang seksualitas. Gambaran yang tidak realistis dapat memberikan pandangan yang distorsi.

4. Aspek Psikologis:

Faktor-faktor psikologis, seperti kebutuhan akan penerimaan, pencarian identitas, dan tingkat kematangan emosional, dapat memainkan peran dalam pengambilan keputusan seksual.

5. Faktor Budaya dan Agama:

Nilai-nilai budaya dan agama memainkan peran dalam membentuk pandangan tentang seksualitas. Beberapa remaja mungkin merasakan tekanan atau mematuhi norma-norma tertentu yang diterapkan oleh kelompok budaya atau agama mereka.

· Hubungan antara penggunaan internet dan Perilaku seksual remaja

Saat ini Internet di Indonesia telah menjadi sebuah teknologi modern yang sangat dekat dengan teknologi modern hubungan dengan orang-orang. Peranan Internet dapat dilihat dengan jelas dalam kehidupan seseorang, misalnya kegunaannya dalam pembelajaran Karena menggunakan Internet semoga bisa membantu siswa memahami materi pembelajaran dengan lebih baik (Ismail, 2017). Namun, Tidak dapat dipungkiri bahwa internet juga membawa dampak buruk bagi kehidupan masyarakat diri mereka sendiri, khususnya remaja.

Penggunaan internet dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja dalam berbagai cara di Internet, konten seksual seperti pornografi mudah diakses dan dapat memengaruhi persepsi dan pemahaman tentang seksualitas. Selain itu, media sosial dan platform online dapat memengaruhi cara remaja berkomunikasi dan menjalin hubungan. Jadi penting bagi orang tua dan pendidik untuk menawarkan pendidikan seks yang komprehensif dan komunikasi terbuka dengan kaum muda membantu mereka memahami dampak penggunaan Internet terhadap perilaku seksual.

· Dampak perilaku seksual pada remaja

Perilaku seksual remaja dapat menimbulkan berbagai akibat, antara lain:

1. Risiko Kesehatan: Berhubungan tanpa pengaman dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual dan kehamilan remaja.

2. Dampak Psikologis: Dampak terhadap kesehatan mental remaja, seperti stres, kecemasan, dan depresi, terutama ketika hubungan tidak sehat atau tidak diinginkan.

3. Dampak sosial dan interpersonal: Perilaku seksual dapat mempengaruhi hubungan sosial dan interpersonal remaja, termasuk interaksi dengan teman sebaya dan hubungan keluarga.

4. Pendidikan dan kesadaran: Dapat mempengaruhi pemahaman remaja tentang pendidikan seks dan persepsi tanggung jawab seksual.

Penting untuk dipahami bahwa dampak-dampak ini dapat bervariasi tergantung pada latar belakang sosial, budaya dan dukungan yang diterima kaum muda.

III. PENUTUP

KESIMPULAN :

Kesimpulannya, perilaku seksual pranikah remaja merupakan perjalanan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, dan budaya. Seiring dengan perubahan hormon dan eksplorasi identitas, remaja menghadapi tekanan dari teman sebaya, media, dan lingkungan budaya. Penggunaan internet juga turut memengaruhi cara remaja memahami dan menghadapi seksualitas.

Dalam menghadapi dampak perilaku seksual, risiko kesehatan, dampak psikologis, dan pengaruh sosial dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial dan dukungan yang mereka terima. Oleh karena itu, pendekatan pendidikan seks yang komprehensif dan komunikasi terbuka dengan remaja menjadi kunci untuk membentuk pemahaman yang sehat dan positif terhadap seksualitas mereka. Pentingnya kesadaran akan dampak-dampak ini menegaskan perlunya upaya bersama antara orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam membimbing remaja melalui masa penuh tantangan ini dengan cara yang mendukung dan membangun pemahaman yang kokoh terhadap seksualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Ii, B. A. B., Perilaku, P., & Pranikah, S. (2009). Studi Deskriptif Tentang..., Maulana Fadli, Fakultas Psikologi UMP, 2015. 2005.

Kasim, F. (2014). Dampak Perilaku Seks Berisiko terhadap Kesehatan Reproduksi dan Upaya Penanganannya (Studi tentang Perilaku Seks Berisiko pada Usia Muda di Aceh). Jurnal Studi Pemuda, 3(1), 39–48.

Nisa, A. H. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA LITERATURE REVIEW. Universitas Dr. Soebandi Jember.

Rohmadini, A. F., Egi, M., & Khansa, N. (2020). PERBEDAAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH ANTARA REMAJA PENGGUNA INTERNET TINGGI DAN REMAJA PENGGUNA INTERNET RENDAH DI TANGERANG SELATAN. Human Behavior in the New Normal Post Pandemic: Challenges and Opportunities for Psychology in the Archipelago.

Uleng, A. T. (2022). HUBUNGAN PENGGUNAAN INTERNET DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK NEGERI 1 MAROS PADA MASA PANDEMI TAHUN 2022. Universitas Hasanuddin.

Yulianto, A. (2020). Pengujian Psikometri Skala Guttman untuk Mengukur Perilaku Seksual Pada Remaja Berpacaran. 18, 38–48. 10.47007/jpsi.v18i01.80

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image