Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nasywa Raharja

Melawan Bullying dan Urgensi Pendampingan Bagi Korban untuk Menghindari Dampak Negatifnya

Edukasi | Wednesday, 20 Dec 2023, 07:39 WIB
Gambar pembullyan pada anak (sumber: istockphoto.com)

Kasus pelecehan tidak terselesaikan dari tahun ke tahun. Selalu ada kasus baru bullying di Indonesia setiap bulannya. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat ada 2.355 kasus pelanggaran perlindungan anak yang dilaporkan ke KPAI pada Agustus 2023. Hal ini cukup memprihatinkan karena sebagian besar perundungan terjadi di lingkungan sekolah. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat mengajarkan ilmu, kini menjadi tempat para siswa saling menunjukkan kehebatannya. Rasa aman yang seharusnya muncul dari lingkungan sekolah sudah tidak masuk akal seiring dengan meningkatnya kasus bullying. Seperti yang terjadi di Cilacap, dua tersangka yakni siswa SMA melakukan pelecehan fisik terhadap korban. Perilaku tersebut dilatarbelakangi karena pelaku tidak terima dengan pernyataan korban yang tergabung dalam kelompok Barisan Siswa.

Bullying adalah perilaku agresif yang dapat berupa kekerasan fisik, verbal, atau mental. Perilaku tersebut juga dilakukan dengan sengaja oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya mampu menyakiti atau merugikan individu atau kelompok lain yang dianggap tidak berdaya. Penyebab terjadinya bullying bisa karena pola asuh orang tua atau norma-norma yang berlaku di lingkungan. Pelaku intimidasi sering kali merasa dirinya mempunyai kekuatan lebih dibandingkan orang lain, sehingga secara tidak langsung membuat korban perundungan merasa lebih lemah sehingga merasa tidak berdaya untuk melawan. Ketidakseimbangan kekuasaan ini menciptakan penindasan.

Perilaku korban bullying tentu saja membawa dampak negatif. Jika pelaku intimidasi adalah pelaku intimidasi fisik, maka korbannya akan menderita secara fisik. Namun tak hanya itu, korban bullying pun bisa merasakan dampak dari perilakunya tersebut secara psikologis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dampak psikologis korban bullying antara lain rendahnya harga diri, kesepian, trauma dan kepedulian terhadap lingkungan. Karena dampak negatif tersebut, maka perlu adanya dukungan terhadap korban bullying.

Dukungan terhadap korban bullying penting dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif dari perilaku bullying. Salah satu pihak yang membutuhkan pertolongan bagi korban adalah orang tua korban karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan siapapun. Selain orang tua, guru juga berperan penting dalam membantu korban bullying, terutama jika bullying terjadi di lingkungan sekolah. Guru harus memberikan perhatian penuh kepada korban, sehingga korban merasa nyaman menjalin hubungan sosial dengan teman-temannya dan juga mengembalikan motivasi belajar yang hilang.

Dampak negatif korban bullying dapat mengganggu produktivitas dan aktivitas sehari-hari korban. Bantuan dari orang tua dan guru diperlukan untuk menghindari dampak negatif yang serius. Orang tua dapat mendengarkan cerita anak dan memberikan dukungan yang informatif, seperti meminta anak menghindari perundungan dan mengajari anak berperilaku percaya diri saat ditindas. Pada saat yang sama, guru dapat terus memantau korban bullying untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan korban. Jadi kalau ada yang tidak beres, bisa segera ditangani.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image