Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hafis Asiraf

Gen Z Anti Golput, Karena Pemilu Adalah Waktumu!

Politik | Sunday, 15 Oct 2023, 21:06 WIB

Fenomena golongan putih atau lebih sering dikenal dengan golput, telah menjadi fenomena yang kerap ditemui dalam kegiatan pemilihan umum (pemilu). Golput selalu diidentikkan dengan sikap cuek, apatis, atau tidak mau cawe-cawe dengan kondisi politik yang akhirnya membuat orang tersebut enggan untuk berangkat ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk ikut serta dalam kegiatan pemilu. Sikap golput tidak hanya ditemui di Indonesia namun juga di berbagai negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi. Sikap yang umumnya muncul pada masa menjelang pemilu ini berpotensi memengaruhi jalannya pemerintahan di negara tersebut. Dalam artikel ini kita akan mempelajari apa itu golput dan bahayanya terhadap pemerintahan Indonesia.

Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU), fenomena golput tercatat telah terjadi di Indonesia semenjak pemilu pertama Indonesia yaitu pada tahun 1955. Pemilu 1955 diadakan untuk memilih anggota Konstituante dan anggota DPR. Dalam pemilu ini sikap golput kebanyakan diperlihatkan oleh kelompok masyarakat yang memutuskan untuk tidak berpartisipasi lantaran mengaku tidak puas dengan calon-calon yang telah ditetapkan. Di era pasca reformasi, golput di Indonesia masih terus terjadi hingga pemilu 2019. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat, pada 2004 tingkat golput mencapai angka 23,30%, pada pemilu 2009 sebesar 27,45%, pada pemilu 2014 sebesar 30,22% dan sebesar 18,02% pada pemilu 2019. Angka terakhir menunjukkan adanya tren penurunan angka golput pada 2019 namun itu bukanlah jaminan bagi pemilu 2024.

Fenomena golput dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya kendala teknis, rendahnya kesadaran memilih, kurangnya edukasi dan sosialisasi, serta keinginan pribadi seseorang untuk golput yang dapat disebabkan oleh pandangan politik, bentuk protes dan lain-lain. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah juga menjadi salah satu faktor tingginya tingkat apatisme politik dalam masyarakat. Tingkat kepercayaan yang rendah bisa terjadi karena rasa tidak percaya masyarakat terhadap pemerintah yang timbul akibat maraknya kasus penyalahgunaan wewenang seperti korupsi. Minimnya infrastruktur dan keterbatasan akses ke daerah terpencil juga memengaruhi tingkat pertisipasi masyarakat dalam pemilu.

Aksi golput juga berpotensi memberikan dampak negatif terhadap perpolitikan pasca pemilu karena mampu memengaruhi hasil pemilihan yang berarti memengaruhi kualitas demokrasi di negara tersebut. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan masyarakat yang berimbas pada berkurangnya tingkat legitimasi pemerintahan sehingga akan memengaruhi berjalannya pemerintahan seperti penyerapan aspirasi dan pembuatan kebijakan yang akan berujung pada maraknya aksi demonstrasi protes dan memengaruhi tingkat pertumbuhan negara tersebut. Dengan maraknya golput juga berpotensi memunculkan kelompok-kelompok separatis yang berpotensi mengancam keutuhan negara.

Pada pemilu tahun 2024 nanti jumlah pemilih muda diprediksi akan mengalami peningkatan. Sebagai bayangan pada pemilu 2019 jumlah pemilih muda mencapai 70-80 juta jiwa dari total 193 juta pemilih. Yang berarti pemilih muda telah menduduki 35-40 persen total suara. Generasi Milenial dan Generasi Z (Gen Z) diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di pemilu 2024. Adapun generasi milenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1980 hingga tahun 1995 pada saat teknologi telah maju. Generasi milenial menyaksikan dan mengalami kemajuan yang terjadi di bidang teknologi sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi yang dapat dilihat dari akrabnya mereka dengan media sosial dan smartphone. Sedangkan gen Z adalah generasi yang relatif masih muda dan sudah mengenal teknologi sejak kecil. Generasi ini lahir pada tahun 1996 hingga tahun 2012 dan sudah mulai mengoperasikan teknologi sejak usia dini, maka dari itu adaptabilitas teknologi generasi ini lebih baik namun juga lebih rentan terhadap efek negatif yang timbul dari kemajuan teknologi.

Pemilu 2024 menjadi pemilu yang spesial bagi gen Z. Hal ini dikarenakan banyak penduduk dalam kategori usia gen Z akan mengalami pemilu pertama mereka pada 2024. Sebuah potensi besar bagi negara dalam tingkat partisipasi pemilu yang akan didatangkan dari gen Z. Namun gen Z juga menjadi generasi paling rentan terhadap persebaran informasi yang bersifat berbahaya dan berpotensi memengaruhi tingkat partisipasi gen Z dalam pemilu 2024 nanti. Gen Z yang tumbuh bersama teknologi akan memiliki akses penuh terhadap berbagai macam informasi yang ada di media digital termasuk informasi yang bersifat negatif. Gen Z yang memiliki rata-rata menghabiskan waktu dengan gawai memiliki potensi lebih besar terpengaruh oleh konten-konten negatif tersebut dibandingkan dengan kelompok usia lain.

Partisipasi politik yang baik dari gen Z juga diharapkan karena generasi ini yang akan menjadi penggerak utama bangsa Indonesia dalam beberapa dekade kedepan. Penyaluran aspirasi yang baik, didukung oleh keikutsertaan aktif dalam pemilu akan membantu mewujudkan pemerintahan yang berintegritas dan kredibel. Peran masyarakat terutama generasi muda akan mewujudkan suatu tatanan pemerintahan yang baik dan menghasilkan perkembangan pesat di berbagai bidang. Indonesia sedang mengalami kondisi bonus demografi, kondisi ketika jumlah usia produktif lebih banyak daripada usia non produktif. Kondisi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menuju 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045 nanti. Pemerintahan yang baik, yang lahir dari pemilu yang berkualitas, dipercaya mampu menghasilkan kebijakan yang efektif dan efisien sehingga cita-cita untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045 menjadi lebih realistis untuk dicapai.

Generasi muda memegang peranan penting terhadap keberlangsungan suatu negara. Namun seringkali generasi muda tidak menyadari bahwa peran itu sudah dimulai sejak sekarang. Banyak sekali hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda untuk berkontribusi dalam praktik kenegaraan yang baik sebagai warga negara. Berpartisipasi penuh dalam kegiatan-kegiatan politik menjadi salah satu contoh aksi nyata yang bisa dilakukan generasi muda. Mengutarakan pendapat dan menyalurkan aspirasi berupa kritik dan saran dengan cara yang baik juga dapat berkontribusi dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. Berperan langsung dalam kegiatan edukasi masyarakat tentang pentingnya berpolitik, membantu secara langsung dalam penyelenggaraan kegiatan politik dan berperan aktif dalam pengawasan kegiatan politik menjadi beberapa contoh aksi nyata yang bisa dilakukan generasi muda.

Generasi muda, terutama gen Z juga dapat berkontribusi terhadap kelancaran pesta demokrasi melalui dunia digital. Peran gen Z dalam mengkampanyekan anti golput dan melaporkan konten-konten negatif yang bersifat provokatif dan misinformatif juga dapat dilakukan dimanapun kapanpun melalui gawai masing-masing. Akrabnya gen Z dengan teknologi menjadikan gen Z sebagai garis terdepan dalam menjaga keutuhan demokrasi di dunia digital. Gerakan-gerakan positif yang dipromosikan dengan penggunaan ‘tagar’ atau hashtag dapat menjadi aksi nyata untuk membuktikan eksistensi legitimasi politik Indonesia. Pemanfaatan tombol ‘laporkan’ atau report juga dapat dilakukan terhadap akun atau berita yang mengandung unsur misinformatif, provokatif dan black campaign. Hal-hal tersebut memang terlihat sederhana namun memiliki potensi besar dalam mewujudkan demokrasi yang baik di era modern ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image