Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sarah Fauziah

Membentuk Karakter Anak Sejak Dini

Parenting | Friday, 06 Sep 2024, 19:52 WIB
Sumber: Freepik.com

Pentingnya membahas tema membentuk karakter anak ini didasarkan pada kebutuhan anak agar tidak mudah menjadi korban bully, memiliki pertahanan diri yang kuat, serta memiliki kepribadian yang baik.

Mengingat akhir-akhir ini banyak muncul kabar mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, hingga perceraian, yang semuanya bermuara pada karakter individu tersebut, sangat penting untuk memahami bagaimana peran orang tua dalam membentuk karakter anak sejak dini.

Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak

Pembentukan karakter anak sangat bergantung pada peran orang tua, terutama ibu, dalam mendidiknya. Walaupun lingkungan juga memiliki peran dalam membentuk karakter, orang tua tetap menjadi garda terdepan. Lingkungan memang berpengaruh, tetapi orang tua memiliki kendali untuk mengizinkan anak terpengaruh oleh faktor-faktor dari luar.

Ciri-ciri Anak yang Berkarakter Baik

Berikut adalah beberapa ciri-ciri karakter anak yang baik:
1. Rasa Ingin Tahu yang TinggiKeingintahuan merupakan salah satu karakter permanen yang muncul dari kecerdasan. Rasa ingin tahu akan mendorong anak untuk terus belajar dan mencari pengetahuan baru, yang sangat bermanfaat bagi perkembangan otaknya. Sebagai contoh, anak-anak yang baru belajar bicara sering bertanya tentang banyak hal, yang mungkin tampak tidak masuk akal bagi orang dewasa, seperti "Bagaimana aku keluar dari perut ibu?" atau "Mengapa aku tidak diundang ke pernikahan ayah dan ibu?".Ketika pertanyaan-pertanyaan ini diabaikan, anak bisa merasa kecewa dan berhenti bertanya, yang berbahaya bagi perkembangan otaknya.
2. Kemampuan Bersosialisasi yang BaikAnak yang berkarakter baik mampu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya tanpa menyakiti atau membully orang lain. Mereka bisa mengatasi konflik dan memiliki sopan santun. Anak yang ceria biasanya menyapa siapa saja, tidak menyendiri, dan mampu berkomunikasi dengan baik.
3. ResiliensiResiliensi adalah kemampuan beradaptasi dengan situasi sulit. Anak yang resiliensi akan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi tantangan hidup. Namun, resiliensi setiap anak berbeda-beda. Misalnya, anak laki-laki mungkin lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dibandingkan anak perempuan yang memerlukan waktu lebih lama. Anak yang tidak mampu beradaptasi dalam jangka waktu lama bisa jadi kurang mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya.
4. IntegritasIntegritas adalah kualitas yang mencerminkan kejujuran dan kewibawaan. Anak yang memiliki integritas tidak akan ragu untuk jujur kepada orang tuanya meski ia melakukan kesalahan. Orang tua yang selalu mendengarkan dan mempercayai anak akan membantu anak tumbuh dengan kepercayaan diri yang baik.
5. SolutifAnak yang solutif adalah anak yang mampu mencari solusi atas masalah yang dihadapinya tanpa mengeluh. Contohnya, ketika anak tidak bisa mencapai sesuatu yang tinggi, ia akan mengambil kursi untuk membantunya. Sikap ini menunjukkan kemandirian dan kreativitas.
6. KreatifAnak kreatif mampu menemukan cara-cara baru dalam menyelesaikan masalah, baik di sekolah maupun di rumah.
7. Empati yang BaikAnak yang memiliki empati dapat memahami perasaan orang lain dan bertindak dengan penuh pengertian.
8. TegasAnak yang tegas mampu mengambil keputusan dan mempertahankan pendiriannya dengan cara yang baik.
9. Percaya DiriAnak yang percaya diri tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain dan berani menunjukkan jati dirinya.
Semua karakter di atas dapat terbentuk seiring dengan perkembangan otak anak, namun tentu memerlukan stimulasi yang tepat dari orang tua dan lingkungan sekitar.

Karakter Anak yang Menunjukkan "Red Flag"

Sebaliknya, jika kebutuhan dasar anak seperti keamanan, kasih sayang, perhatian, sentuhan, dan penghargaan tidak terpenuhi, anak dapat menunjukkan tanda-tanda "red flag", yang mengindikasikan masalah dalam karakternya. Anak yang suka memukul temannya sebenarnya sedang meminta pelukan. Anak yang suka membully temannya membutuhkan pujian. Anak yang suka ngambek dan menyendiri membutuhkan waktu berkualitas bersama keluarga. Anak yang pelit sebenarnya ingin diberi hadiah.
Sekitar 90% populasi manusia memiliki masalah luka batin, dan sebagian besar di antaranya disebabkan oleh kekerasan atau pengabaian dari orang tua. Jika luka batin ini tidak disembuhkan sejak dini, luka tersebut akan muncul kembali saat anak dewasa, terutama ketika mereka memiliki anak sendiri.

Cara Membangun Karakter Anak yang Baik Sejak Dini

1. Hindari Tindakan AbusiveJangan melakukan kekerasan fisik atau verbal terhadap anak. Setiap bentakan yang diterima anak dapat mengurangi jumlah saraf di otaknya, sehingga mempengaruhi kecerdasan emosional (EQ) dan intelektual (IQ) mereka. Usahakan untuk tidak bersikap emosional saat menegur anak.
2. Menjadi Role ModelOrang tua adalah cerminan bagi anak. Jika ingin anak berperilaku baik, maka orang tua juga harus menunjukkan perilaku yang sesuai. Misalnya, jika mengajarkan anak untuk salat, orang tua juga harus melaksanakan salat agar anak tidak memberontak.
3. Manajemen Keluarga yang BaikManajemen keluarga yang baik melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan aktivitas keluarga. Dalam keluarga, bisa dilakukan rapat kecil untuk membahas apa yang harus dilakukan, seperti aturan penggunaan gadget atau jadwal belajar.
4. Manajemen Waktu yang BaikMengatur waktu dengan baik sangat penting, terutama bagi ibu yang bekerja. Misalnya, setelah pulang kerja, orang tua dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan anak dan menunda memegang gadget hingga anak tidur.
5. Hindari Membandingkan AnakJangan membandingkan anak dengan saudara atau temannya, agar anak tumbuh dengan percaya diri dan tidak mudah dipengaruhi lingkungan.
6. Tidak Melarang Anak Secara KakuAlih-alih melarang anak secara langsung, berikan alternatif pilihan. Misalnya, jika anak tidak boleh bermain di kamar, berikan pilihan untuk bermain di halaman. Hal ini membantu anak belajar berpikir kreatif dan mencari solusi.
7. Tidak Membebani Anak yang Lebih BesarJika memiliki anak lebih dari satu, jangan memberikan beban berlebihan pada anak yang lebih besar. Bantuan yang diminta harus sesuai dengan kemampuan anak, dan jangan memaksa.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, kita bisa membantu anak membentuk karakter yang kuat dan positif sejak dini, yang akan menjadi bekal bagi mereka di masa depan.

Sumber tulisan: Sharing Akbar KBRT

Daftar atau informasi kelas: Sarah Fauziah

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image