Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agus Arwani

Menyusun Narasi untuk Masa Depan: Isu Global dan KTT G20 di India

Lainnnya | 2023-09-11 08:05:54

KTT G20 di India yang baru saja berlangsung pada 9-10 September 2023 menandai langkah penting dalam upaya bersama untuk mengatasi tantangan global yang semakin mendesak. Deklarasi konsensus yang dihasilkan dari pertemuan ini adalah bukti nyata bahwa negara-negara G20 telah berkomitmen untuk berkolaborasi dalam menghadapi isu-isu yang memengaruhi masa depan kita semua. Ini adalah langkah positif, tetapi tentu saja, kita harus menganalisis deklarasi ini dengan kritis dan memastikan bahwa tindakan nyata mengikuti kata-kata.

https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/09/09/presiden-joko-widodo-duduk-bersama-presiden-as-joe-biden-dalam-konferensi-tingkat-tinggi-g20-di-india-1_169.jpeg?w=800&q=90

Salah satu poin utama dalam deklarasi ini adalah komitmen untuk mengatasi masalah ketahanan pangan dan energi. Kita telah menyaksikan krisis pangan di beberapa bagian dunia, dan isu ini semakin diperparah oleh perubahan iklim yang tidak terkendali. Dengan berfokus pada ketahanan pangan dan energi, G20 mengakui pentingnya memberikan akses makanan dan energi yang memadai bagi semua warga dunia. Namun, penting untuk melihat apakah komitmen ini akan diikuti dengan langkah konkret untuk mengatasi kerawanan pangan dan menciptakan solusi energi yang berkelanjutan.

Perubahan iklim adalah isu yang sangat mendesak, dan deklarasi ini menegaskan kembali pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, kita perlu melihat apakah G20 benar-benar akan mengambil tindakan tegas untuk mencapai target-target ini. Sudah saatnya untuk tidak hanya berbicara tentang perubahan iklim, tetapi juga untuk bertindak dalam mengurangi dampak negatifnya. Ini melibatkan investasi dalam energi terbarukan, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan mendorong inovasi teknologi hijau.

Kerentanan utang global juga menjadi fokus dalam deklarasi ini. Dalam era ketidakpastian ekonomi, penting untuk memahami bahwa utang yang berlebihan dapat menjadi beban yang sangat besar bagi negara-negara yang kurang berkembang. Komitmen untuk mengatasi kerentanan utang adalah langkah yang baik, tetapi penting juga untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tidak hanya menguntungkan negara-negara besar, tetapi juga melindungi kepentingan negara-negara yang lebih rentan.

Pentingnya deklarasi ini adalah bahwa ini adalah tanda-tanda kesadaran bersama akan tantangan global yang semakin kompleks. Namun, untuk benar-benar membuat perbedaan, kita perlu melihat tindakan nyata yang mengikuti kata-kata. Masyarakat sipil, LSM, dan media harus tetap mengawasi dan mendorong pemimpin G20 untuk memenuhi komitmen mereka. Kita semua berada dalam perahu yang sama, dan hanya dengan kerjasama global yang kokoh dan tindakan konkret, kita dapat mengatasi tantangan-tantangan mendatang dengan sukses.

Selain komitmen untuk mengatasi berbagai isu global yang disebutkan dalam deklarasi KTT G20 di India, ada beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk menjalankan visi ini.

Pertama, dalam hal ketahanan pangan, penting untuk mendorong investasi dalam pertanian berkelanjutan dan teknologi pertanian yang inovatif. Memperkuat rantai pasokan makanan global, mengurangi pemborosan makanan, dan memastikan akses yang lebih baik bagi petani ke pasar internasional adalah langkah-langkah penting. Selain itu, kolaborasi antara negara-negara G20 dalam berbagi teknologi pertanian yang lebih efisien dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim.

Ketika berbicara tentang energi, G20 perlu fokus pada beralih ke sumber energi terbarukan dan bersih. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil adalah langkah kunci dalam mengurangi emisi karbon global. Negara-negara G20 harus bekerja sama untuk mengurangi subsidi bahan bakar fosil dan mendorong penggunaan energi terbarukan dengan insentif dan regulasi yang tepat.

Dalam hal perubahan iklim, G20 harus menjalankan komitmen mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengikuti perjanjian internasional seperti Kesepakatan Paris. Ini termasuk menetapkan target emisi yang lebih ambisius dan mengimplementasikan kebijakan yang mempromosikan energi bersih dan efisiensi energi di seluruh sektor ekonomi.

Terakhir, untuk mengatasi kerentanan utang global, negara-negara G20 dapat mengkaji kembali struktur utang dan memberikan bantuan finansial yang lebih besar kepada negara-negara yang membutuhkan. Ini bisa termasuk restrukturisasi utang yang berkelanjutan, bantuan pembangunan, dan dukungan bagi negara-negara yang berjuang untuk keluar dari beban utang yang berat.

Dalam konteks ini, transparansi dan akuntabilitas adalah kunci. Masyarakat sipil dan media harus terus memantau tindakan dan kemajuan negara-negara G20 dalam menjalankan komitmen mereka. Kita semua memiliki peran dalam memastikan bahwa langkah-langkah konkret diambil untuk mengatasi tantangan global yang kompleks ini.

KTT G20 di India telah memberikan dasar yang baik untuk kerja sama global yang lebih erat dalam menghadapi isu-isu kritis ini. Namun, sekarang adalah waktunya untuk bertindak, dan hanya dengan tindakan nyata kita dapat berharap untuk melihat perubahan yang signifikan dalam mengatasi ketahanan pangan dan energi, perubahan iklim, dan kerentanan utang global.

Paska KTT G20 yang bersejarah di India, dunia menyaksikan tanda-tanda harapan dalam menghadapi sejumlah tantangan global yang semakin mendesak. Deklarasi konsensus yang dihasilkan dari pertemuan ini memberikan cahaya terang di tengah ketidakpastian. Namun, sebuah narasi lanjutan perlu dijalin untuk mengubah kata-kata menjadi tindakan nyata.

Salah satu titik utama dalam narasi ini adalah urgensi mengatasi isu ketahanan pangan dan energi. Dalam dunia yang semakin terhubung, KTT G20 telah memberikan komitmen untuk memastikan akses makanan dan energi yang memadai untuk semua. Tantangannya sekarang adalah menggerakkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi pemborosan makanan, dan mendukung transisi ke energi bersih.

Di sisi lain, perubahan iklim menjadi sorotan utama dalam narasi global. Negara-negara G20 telah mengulangi komitmen mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi kata-kata ini harus diikuti oleh tindakan tegas. Penting untuk beralih ke sumber energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Kolaborasi global untuk memajukan teknologi hijau juga akan menjadi elemen kunci dalam menghadapi krisis perubahan iklim.

KTT G20 juga menyoroti masalah kerentanan utang global, yang bisa menjadi beban berat bagi negara-negara berkembang. Mencari solusi yang adil dan berkelanjutan harus menjadi bagian penting dalam narasi berikutnya. Ini termasuk restrukturisasi utang yang mempertimbangkan kepentingan semua pihak, dan bukan hanya negara-negara besar.

Namun, narasi ini tidak hanya tentang apa yang diucapkan oleh para pemimpin G20, tetapi juga tentang bagaimana kita, masyarakat global, bereaksi terhadapnya. Kami memiliki peran penting dalam memastikan bahwa mereka mengikuti komitmen mereka. Kami harus terus memantau tindakan mereka dan mendorong agar tindakan nyata diambil. Kesadaran masyarakat, pendidikan, dan partisipasi aktif dalam mendorong perubahan perilaku akan menjadi pendorong penting dalam menghadapi isu-isu global ini.

Sementara KTT G20 di India memberikan pijakan yang kuat, narasi ini harus menjadi tentang perjalanan panjang yang masih harus diambil. Kami memiliki kesempatan untuk membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan aman bagi semua warga dunia. Namun, itu hanya mungkin jika kita bersama-sama berkomitmen untuk mengubah kata-kata menjadi tindakan nyata yang dapat membawa perubahan positif bagi generasi mendatang.

Penulis: Agus Arwani

Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Ekonomi Konsentrasi Akuntansi UII

Dosen FEBI UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image