Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yudha Hari Wardhana

Crazy Rich, Harus Crazy Agar Bisa Rich?

Edukasi | Tuesday, 11 Apr 2023, 07:59 WIB

Semula saya sendiri nggak seberapa paham dengan istilah “crazy rich” yang tiba-tiba trending. Terus muncul lagi istilah “sultan”, Ini lebih membingungkan lagi. Kok ada sultan di Indonesia selain Sultan Yogyakarta, di zaman sudah jadi Republik?

Setelah baca dan baca, baru ngerti kalau sultan dan crazy rich itu sama-sama sebutan untuk orang-orang yang kayanya luar biasa.

Tetapi kenapa harus ada embel-embel crazy? Apakah karena mereka menjadi kaya dengan cara gila seperti bikin video joget-joget nggak jelas di tiktok atau Instagram Reels? Atau mereka justru jadi gila setelah kaya raya?

Ternyata cara gila yang dilakukan para crazy rich itu adalah mempromosikan trading, Sebagai orang yang belum rich alias belum kaya, wajar dong kalau saya sempat tergoda untuk mengikuti cara mereka untuk menjadi kaya.

Jujur, karena terdorong penasaran saya sempat download aplikasi trading yang jadi heboh itu. Ya, meskipun sejuta persen tidak paham. Tapi saya nekad aja. Toh katanya ada tutorialnya sebelum jadi trader profesional.

Setelah download dan cari tutorialnya, daya kritis saya langsung sadar. Unsur spekulatifnya itu sangat besar sekali. Ini sih bukan jual saham atau produk apapun. Ini murni judi. Seketika itu juga saya ingat pesan Bang Haji. Bohong kalau judi dikatakan menjanjikaan kemenangan dan kekayaan. Kalaupun menang, itu awal dari kekalahan. Kalaupun kaya, itu awal dari kemiskinan.

Lepas dari aplikasi trading alias judi, saya terus mencari cara lain untuk bisa mendadak kaya., biarpun tidak mencapai level crazy rich.

Eh, tiba-tiba nongol di Instagram iklan aplikasi game online yang bisa mendatangkan pemasukan tanpa perlu investasi apapun. Di iklan itu digambarkan ada seorang gamer bisa meraup uang belasan juta setelah mampu melewati tantangan dalam permainan itu.

Alhasil saya pun mencoba download aplikasi game penghasil uang. Tidak cuma satu malah. Ada tiga game yang saya unduh. Very crazy kan?

Setelah memainkan ketiganya secara bergantian, saya sukses meraup total pemasukan 45 juta rupiah. Wow, jadi mendadak kaya dong?

Hmmm , kata siapa? Setiap berupaya melakukan penarikan hadiah itu, selalu ada syarat menonton sekian iklan. Ujung-ujungnya, hadiah itu tidak pernah bisa ditarik. Angka belasan juta itu tidak lebih dari sekadar angka dan tak pernah ada realisasinya. Omong kosong doang.

Sampai titik ini saya jera, Nggak akan mau coba-coba cara crazy lagi untuk jadi rich. Meski mungkin, mungkin lho ya, ada yang lebih gila lagi dari saya. Termasuk mereka yang tergiur pinjem uang berjuta-juta ke rentenir online alias pinjol. Apa mereka belum pernah tahu ya cerita-cerita tentang cara penagihan oleh Debt Collector ke peminjam yang telbay ataupun galbay?

Ini saya bongkar aja sekalian ya. Menurut penelitian yang saya lakukan, kelakuan DC Pinjol legal ataupun ilegal itu sama saja. Tidak ada bedanya sama sekali. Meneror, menakut-nakuti, memaki-maki, menyuruh jual ginjal, mengancam sebar data, bahkan yang paling parah bisa merusak nama baik peminjam di media sosial. Bangke kan?

Jadi, mungkin memang kegilaan bisa berbuah kekayaan. Masalahnya, berapa lama seseorang harus menjadi gila untuk bisa kaya? Berapa lama juga seseorang akan bisa merasakan kekayaan dari hasil kegilaan itu?

Contoh kasus, seseorang main judi berlabel trading. Anggaplah dia sukses meraup uang puluhan juta dalam sebulan. Lalu, how next? Selanjutnya gimana?

Banyak kemungkinan buruk yang akan terjadi setelahnya. Seperti halnya para gambler kebanyakan, uang hasil kesuksesan sebelumnya akan dijadikan modal untuk berjudi lagi.

Ternyata hasilnya tidak lagi sukses alias kalah. Hilanglah uang yang diinvestasikannya. Menurut pengalaman mereka yang pernah merasakan kehancuran gara-gara judi trading, hancurnya itu bener-bener ancur-ancuran. Nggak sejuta dua juta tetapi bisa sampai belasan, puluhan atau bahkan rarusan juta.

Seorang crazy rich yang ditangkap karena trading. Sumber foto: Republika

Apakah setelah kalah itu dia akan jera dan tidak gambling lagi? Belum tentu juga. Dalam dunia perjudian dikenal semboyan menangnya membuat ketagihan, kalahya bikin penasaran. Akhirnya berputar-putar dalam lingkaran setan. Biasanya, kesadaran untuk meninggalkan kegilaan itu baru muncul setelah sampai di titik jatuh terparah, baik itu secara ekonomi maupun kehidupan sosial.

Kemungkinan lainnya adalah aktivitasnya sebagai trader dipaksa untuk berhenti oleh pihak berwenang. Bisa karena “area bermainnya” yang ditutup, bisa juga berujung ke penjara. Haruskah kegilaan itu baru berhenti di penjara?

Ada lagi kemungkinan yang bisa jadi kurang terbayangkan di era krisis religiusitas saat ini. Anggaplah seorang jago trading itu menang terus, sukses secara finansial, jadi miliarder, tidak pernah tersentuh hukum, tahu-tahu dijatuhkan oleh Allah sejatuh-jatuhnya, lalu meninggal. Kira-kira selanjutnya kemana saat di akhirat? Sanggup membayangkan?

Dengan segala kemungkinan buruk tersebut, masih haruskah menjadi crazy untuk bisa rich? Mungkin orang bisa jadi kaya dalam tempo sesingkat-singkatnya dengan cara gila menurut norma agama maupun hukum. Tetapi realita berbicara bahwa mereka yang mendadak kaya dengan cara demikian, jatuhnya juga cepat. Mereka yang sempat mendadak viral karena joget-joget alay sekarang sudah hilang dari peredaran dan bukan siapa-siapa lagi.

Ah, kalau saya sih mending cari cara waras aja lah buat jadi kaya. Tidak perlu jadi gila, tidak berujung penjara apalagi neraka. Na’udzubillah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image