Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Oase kata

Begini Kesombongan Iblis dan Akibatnya

Agama | Monday, 06 May 2024, 15:52 WIB

Oleh: Markaz Tadarus Indonesia

Tamhid

Masih ingatkah kisah Adam dan Iblis? Ya, insya Allah masih ingat, karena kisah ini begitu tersohor untuk sampai dilupakan. Kisah teramat legendaris untuk ditinggalkan. Ini adalah kisah penentangan Iblis atas perintah Allah untuk menghormati Adam dengan cara yang Allah perintahkan, yakni sujud. Dan Iblis menolak.

Sebenarnya, apa sih masalahnya? Masalahnya adalah “Merasa lebih hebat”. Ya si Iblis merasa lebih hebat dari Adam. Dia berkata: “Ana khiarun minhu”. Bahasa kitanya: “Ah aku lebih keren dari dia.”

Ya, itulah sumber utama kekufuran Iblis, dia terpesona dengan dirinya sendiri, dia merasa lebih hebat dan lebih mulia daripada Adam:

خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ

"Engkau menciptakanku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al-A'raf: 12)

Itulah kesombongan; selalu melihat dari satu sisi, yaitu sisi lemah yang dipandang, kemudian dibandingkan dengan sisi kuat si pemandang.

Iblis terlalu fokus kepada unsur tanah di tubuh Adam, yang menurutnya itu hina dan lemah. Iblis tidak melihat “Siapa Pencipta Adam?” Padahal intinya justru pada Penciptanya. Apapun bentuk dan unsurnya itu diserahkan kepada Sang Pencipta.

مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ

"Wahai Iblis, apa gerangan yang membuatmu tidak mau sujud kepada makhluk yang *Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku”. (QS. Shad: 75)

Cukuplah kemuliaan Adam itu karena Allah yang menciptakannya, tanpa membanding-bandingkan apapun jenis dan unsur penciptaannya.

Nah, pertanyaan hari ini untukmu wahai sahabat tadarus: “Pernahkah hatimu bergumam bagaikan gumamnya si terkutuk Iblis?”

Untuk lebih mendalami kisah menarik ini mari simak tadarus kita pada serial tadarus al-Quran pada tema ini.

Tilawah

قَالَ أَرَءَيْتَكَ هَٰذَا ٱلَّذِى كَرَّمْتَ عَلَىَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُۥٓ إِلَّا قَلِيلًا

“Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil” (QS. Al-Isra: 62)

Tafsir (dan penjelasannya)

Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah subhanahu wata’ala memerintahkan malaikat termasuk Iblis untuk menghormati ciptaan-Nya yaitu Adam dengan cara bersujud. Semua malaikat pun sujud sedangkan iblis menolak.

Iblis tidak sekedar menolak, tetapi dia juga mengeluarkan dua pertanyaan.

Pertanyaan pertama:

أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا

“Patutkah aku menyembah kepada yang Engkau ciptakan dari tanah?”

Pertanyaan kedua:

أَرَءَيْتَكَ هَٰذَا ٱلَّذِى كَرَّمْتَ عَلَىَّ

"Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?"

Pembahasan kita kali ini adalah pertanyaan kedua Iblis.

Untuk memahami arti dan maksud dari ayat yang menyebutkan pertanyaan Iblis ini, kita akan menguraikan ayat ini menjadi dua frasa yaitu:

1. أَرَءَيْتَكَ

2. هَٰذَا ٱلَّذِى كَرَّمْتَ عَلَىَّ

Pertama, kalimat: “أَرَءَيْتَكَ” asalnya adalah “أَرَءَيْتَ” dan ditambah huruf "كَ"

Kalimat “أَرَءَيْتَ” secara harfiyah bermakna: “Apakah Engkau melihat?”. Kemudian Iblis menambah huruf "كَ" yang artinya “Diri-Mu”.

Sehingga kalimat “أَرَءَيْتَكَ” secara harfiah bermakna: “(Ya Allah), apakah Engkau melihat diri-Mu?”.

Penambahan huruf "كَ" atau “Diri-Mu” menunjukkan penekanan, maksudnya si penanya (Iblis) benar-benar mempersoalkan yang ditanya (Allah). Dalam kata lain, Iblis dengan serius mempersoalkan Allah.

Apa yang dia persoalkan kepada Allah? Yaitu “Pemuliaan Allah kepada Adam melebihi dirinya”, makanya si Iblis berkata: “هَٰذَا ٱلَّذِى كَرَّمْتَ عَلَىَّ”, bahasa kitanya: “Si Adam ini, kenapa Engkau muliakan atasku?”.

Jadi singkatnya, Iblis itu mempertanyakan keputusan Allah “Mengapa Allah memuliakan Adam atas dirinya?” dan pertanyaan itu bukan sekedar bertanya, melainkan bertanya dengan lancang, ditandai dengan huruf "كَ", na’udzu billah.

Maka arti dari pertanyaan Iblis pada surat al-Isra ayat 62 ini adalah:

أَرَءَيْتَكَ هَٰذَا ٱلَّذِى كَرَّمْتَ عَلَىَّ

“Apakah Engkau melihat diri-Mu, mengapa Engkau memuliakan makhluk ini atasku?”

atau

“Bagaimana mungkin Engkau menetapkan makhluk ini lebih mulia dariku?”

atau

"Jelaskan kepadaku, mengapa Engkau memuliakan makhluk ini atasku?"

Lantas, apa yang diinginkan Iblis dari pertanyaan tersebut?

Pertama, mencari alasan agar ketidaktaatannya kepada perintah Allah dapat dimaklumi. Inilah sifat Iblis, selalu mencari alasan untuk tidak taat.

Kedua, meremehkan Adam, seakan iblis berkata: "Ya Allah apakah Engkau benar-benar melihat kepada Adam, dia itu Engkau ciptakan dari tanah, mengapa Engkau muliakan dia atasku?". Inilah keangkuhan Iblis, selalu merasa dirinya lebih baik.

Ketiga, lancang kepada Allah, yaitu dengan menggunakan penekanan "كَ" saat bertanya “أَرَءَيْتَكَ”. Na’uzubillah, ini suatu kelancangan dan pembangkangan luar biasa dari makhluk. Wajar jika Allah melaknatnya selama-lamanya.

Keempat, menolak perintah dan mempertanyaan perbuatan Allah, yaitu dengan berkata: Mengapa engkau muliakan dia atasku?’”. Inilah keangkuhan Iblis. Keangkuhan yang menjadikan dia menolak ketetapan Allah. Padahal Allah berhak berbuat dan menetapkan apapun sekehendak-Nya dan semua perbuatan Allah adalah benar:

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ

“Tiada yang berhak menanyakan tentang apa yang Allah lakukan dan tetapkan.” (QS. Al-‘Anbiya: 23)

Tadabbur

1. Mempertanyakan mengapa Allah memerintahkan ini dan itu, menetapkan begini dan begitu, dengan tujuan penolakan adalah bagian dari sifat setan.

2. Melebihkan makhkuk atas lainnya adalah hak Allah.

3. Hendaknya kaum muslimin medahulukan husnudzan dan beradab serta berusaha mencari hikmah pada setiap yang Allah taqdirkan untuknya, bukan justru mempertanyakan perbuatan Allah untuknya.

4. Sifat sombong akan mewarisi buruk adab bahkan kepada Dzat yang Maha Sempurna, dan Maha Tinggi sekalipun.

5. Meremehkan adalah perbuatan terlarang, dan karakter sombong sifat yang berbahaya.

6. Kesombongan menjadikan seseorang lupa diri, sehingga mudah meremehkan selain dirinya.

Tazkiyyah

Tazkiyyah maniyyah

1. Meyakini semua perintah dan ketetapan Allah benar dan penuh hikmah.

2. Meyakini apa yang Allah tetapkan pada diri saya dan derajat saya saat ini adalah yang terbaik bagi saya, alhamdulillah.

3..Meyakini bahwa Allah melebihkan seseorang dari yang lainnya dengan Ilmu dan hikmah-Nya dan bukan tanpa alasan.

4. Sangat yakin bahwa kemuliaan itu ada pada bagaimana kita menerima ketetapan Allah dan melaksanakan perintah-Nya, bukan pada peran maupun posisi kita.

5. Meyakini bahwa sifat meremehkan dan kesombongan tidaklah mendatangkan manfaat melainkan kerusakan dan penyesalan di akhir.

6. Sering menyadari hakekat diri, yang tidak memiliki daya upaya kecuali atas pertolongn-Nya, agar tidak terjatuh ke dalam kesombongan.

Tazkiyyah Amaliyyah

1. Berserah diri secara penuh dan taat kepada seluruh perintah dan ketetapan Allah.

2. Menerima teman, sahabat atau orang lain yang Allah lebih muliakan dari saya, dan saya tidak iri atau membencinya.

3. Berusaha ridha terhadap taqdir pemberian Allah serta memaksimalkan potensi yang Allah berikan dalam kebaikan.

4. Bersungguh-sungguh memerangi kesombongan dalam diri dan merendah di hadapan Allah serta menunjukkan adab yang mulia.

5. Berhati-hati dan menjauhi perilaku meremehkan dan karakter sombong baik yang terurai dalam hati maupun yang nampak dalam perbuatan.

6. Berusaha selalu bersikap rendah hati kepada semua, berdasar kesadaran tidak ada kemuliaan hamba kecuali atas nilai taqwanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image