Rektor ITK Prof. Budi ini Sebut Mahasiswi Menutup Kepala ala Manusia Gurun, Warganet: RASIS
Info Terkini | 2022-04-30 15:05:14*Lagi Viral... Innalilahi, Rektor ITK Prof. Budi ini Sebut Mahasiswi Menutup Kepala ala Manusia Gurun, Warganet : Rasis*
JAKARTA – Pernyataan kontroversial pria bernama Budi Santoso Purwokartiko yang menyebut ‘Mahasiswi Menutup Kepala Ala Manusia Gurun’. Hal itu ditulis dalam akun facebook miliknya pada Rabu (27/4/2022).
Ternyata pria tersebut berprofesi sebagai rektor di Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dan bergelar profesor. Ia menulis sebuah cerita saat ia melakukan seleksi terhadap beberapa mahasiswa yang akan melakukan seleksi beasiswa LDPD.
*Berikut ini isi tulisannya :*
Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri. Program Dikti yang dibiayai LPDP
ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa. Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa. Jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5% sisi kanan populasi mahasiswa. Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo. Yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8 dan 3.9. Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8 , 8.5 bahkan 9. Duolingo bisa mencapai 140, 145 bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100). Luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan dan asisten lab atau asisten dosen.
Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha2 untuk mendukung cita2nya, apa kontribusi untuk
masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dsb. Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata2nya juga jauh dari kata2 langit:insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dsb. Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi2 di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang. Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada 2 cowok dan sisanya cewek. Dari 14,, ada 2 tidak hadir. Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar2 openmind. Mereka mencari Tuhan ke negara2 maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang2nya pandai bercerita tanpa karya teknologi.
Tulisan tersebut akhirnya menuai banyak kecaman dari warganet. Mereka menganggap pernyataan Rektor ITK tersebut adalah rasis.
“Dia pewawancara/team seleksi LPDP @LPDP_RI, sudah berapa banyak siswi berjilbab atau siswa yg islami yg pinter yg harusnya mendapatkan beasiswa disingkirkan oleh dia?! Kalau di negara barat, yg rasis terbuka begini sudah langsung dipecat.”, cuit pengguna Twitter @RPPang**.
“kenapa Pewawancara yang bernama Budi Santosa Purwokartiko ini begitu Rasis kepada Islam? Apakah kebijakan LPDP memang rasis kepada muslim/muslimah yang taat?”, cuit pengguna Twitter lain @azw***.
Sampai saat ini, belum ada keterangan secara resmi atau klarifikasi dari Budi Santoso Purwokartiko. Sedangkan postingan tersebut sudah dihapus.
Link postingan akun yang bersangkutan https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10224543327682258&id=1580376858
Tanggapan dari *Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Praktisi PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal* Yakni: *Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd;* Bagi yang anti Islam siapapun Dia di Negara ini Indonesia yang Merdeka Jasa Ulama, Habaib, Santri dan Umat ISLAM serta Pekikan Takbir Allohu Akbar ✊ yang anti dengan identik ISLAM lebih baik HIJRAH jangan numpang hidup di Indonesia apalagi suka koar2 *NKRI HARGA MATI* itu *BULLSHIT* jika Siapapun dia anti Islam di Negara ini (Indonesia) patut di *RUQYAH* dan mohon Oknum LPDP yang Jabatannya REKTOR pula segera di Pecat dari Jabatannya dan di mutasi agar kejadian ini tidak terulang kembali, toh ingatlah Fatwa Ulama Nasional ini Pendiri Ormas Islam terbesar di Negara ini YAKNI *Mbah Syaikh Hasyim Asy'ari* -Rahimahulloh Ta'ala-: “Seluruh anggota badan wanita merdeka adalah aurat kecuali wajah dan kedua telapak tangan, ini menurut pendapat yang paling benar dan terpilih. Demikian juga lengan adalah aurat. Berbeda dengan pendapat Imam Abu Hanifah, yang tidak menanggap lengan itu aurat. Menurut riwayat yang benar, kedua telapak kaki wanita tidak termasuk aurat. Sedangkan rambut (di kepala)-nya sampai bagian yang menjurai sekalipun, adalah termasuk aurat”. Demikian Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Ke-7 di Bandung, 13 Rabiuts Tsani 1351 H/9 Agustus1932 M. Rakyat (Umat ISLAM): *Pasrah, Sabar dan Doa,* bagai buih dilautan,... mau agamanya, ataupun Alloh Subhanahu wa Ta'ala, dan Rasululloh dilecehkan, dinistakan, dihina seperti apapun, bahkan (umat) Islam difitnah oleh musuh² pembenci Islam, umat Islam diam aja!.
Tetap *Pasrah, Sabar dan Doa* sambil berharap bantuan dari Alloh Subhanahu Wa Ta'ala yg tak kunjung tiba? makanya umat Islam disuruh diam, banyakin doa agar turun pertolongan dari Alloh... Agamanya saja ngga dibela, tapi ngarep bantuan Alloh?!.
Sementara mereka kaum Kafir dan Munafik tidak berhenti segala cara dari segala penjuru berusaha untuk memusnahkan agama Islam di bumi Indonesia seperti di Andalusia!.
--------------------------
*PROSES HUKUM Prof Budi Santoso Purwokartiko*
Oleh,
*Chandra Purna Irawan.,S.H.,M.H.*
(Ketua LBH PELITA UMAT)
Beredar tangkapan layar/screenshoot diduga tulisan Prof. Ir. Budi Santoso Purwokartiko, P.hD yang bernada cenderung rasialis yang menyebut mahasiswi menutup kepala ala manusia gurun. Tulisan Prof Budi Santoso menceritakan saat menyeleksi para mahasiswi yang akan belajar ke luar negeri melalui biaya LPDP. kurang lebih pokoknya sbb : “Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai tidak satupun yang menutup kepala ala manusia gurun,” “Mereka mencari Tuhan di negara-negara maju seperti Korea Selatan, Eropa dan Amerika Serikat bukan ke negara orang-orang pandai bercerita tanpa karya teknologi,” ungkapnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, saya akan memberikan pendapat hukum _(legal opini)_ sebagai berikut:
PERTAMA, Bahwa frasa ‘mahasiswi’ dan frasa ‘menutup kepala ala manusia gurun’ dapat dimaknai seorang wanita timur tengah dalam hal ini adalah muslimah yang mengenakan jilbab dan kerudung. Pernyataan ini dapat dinilai mengandung perasaan kebencian SARA. Sedangkan frasa selanjutnya “....bukan ke negara orang-orang pandai bercerita tanpa karya teknologi” Pernyataan ini dapat dinilai mengandung penghinaan;
KEDUA, Bahwa pernyataan tersebut menimbulkan kebencian dan penghinaan terhadap SARA. Palakunya dapat dijerat Pasal 156 dan/atau Pasal 157 Ayat (1) KUHP Jo Pasal 16 UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau Pasal 28 ayat (2) UU ITE. Sedangkan letak unsur pidanya adalah menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan tulisan di muka umum, yang isinya mengandung pernyataan perasaan kebencian atau penghinaan berdasarkan, golongan, suku, agama dengan maksud supaya isinya diketahui atau lebih diketahui oleh umum;
KETIGA, Bahwa juga berpotensi melanggar Pasal 156a KUHP unsur pidanyanya adalah dengan sengaja dimuka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan bersifat permusuhan terhadap suatu ajaran agama yang dianut di Indonesia dalam hal ini adalah penutup kepala atau jilbab atau kerudung.
KEEMPAT, Bahwa dikarenakan deliknya dianggap telah selesai saat dia mengunggah status, sehingga saya mendorong agar aparat penegak hukum untuk segera memproses hukum meskipun tidak ada laporan;
Demikian.
IG @chandrapurnairawan
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.