Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Mahintan Sari

Uang Baru dan Pertanyaan Lama yang Tak Kunjung di Jawab

Info Terkini | 2025-11-23 14:34:22
Sumber:https//unsplash.com

Peluncuran uang baru selalu disambut dengan kemeriahan: warna yang lebih cerah, sosok pahlawan nasional yang lebih jelas, dan motif budaya yang lebih kaya. Namun, di balik keindahan desain itu tersimpan ironi yang sulit disembunyikan seiring dengan semakin sulitnya merasakan masyarakat nilai sesungguhnya dari uang tersebut.
Pertanyaannya sederhana: apa artinya uang tampil lebih menarik jika daya belinya terus melemah?

Inilah paradoks yang sering dirasakan banyak orang. Pemerintah memperbarui tampilan uang, sementara rakyat berjuang keras mempertahankan isi dompet mereka. Kita disuguhi pembaruan visual, tetapi kenyataan di lapangan tidak berubah: harga barang terus naik, kebutuhan semakin banyak, dan gaji tidak naik seiring kecepatan inflasi. Dalam kondisi seperti ini, uang baru hanya terasa seperti kucing segar yang menutupi dinding rumah yang fondasinya mulai retak.

Yang menggelitik adalah pola komunikasi yang berulang setiap kali uang baru diluncurkan. Sosialisasi sering terlambat, penjelasan tidak tuntas, dan masyarakat dibiarkan berspekulasi mengenai alasan dibalik perubahan ini. Padahal, dalam konteks uang sebagai simbol tertinggi kepercayaan masyarakat terhadap negara transparansi bukan hanya hal yang penting, tetapi juga kewajiban moral.

Bukankah lebih penting untuk menjelaskan secara jelas bagaimana menjaga stabilitas ekonomi daripada sekedar menampilkan warna baru pada lembaran rupiah? Tidak ada penolakan terhadap inovasi. Fitur keamanan yang lebih canggih, desain yang lebih modern, serta representasi budaya yang kaya adalah hal yang patut diapresiasi. Namun, kritik tetap relevan ketika perbaikan tampilan tidak berjalan seiring dengan peningkatan kualitas hidup. Rakyat tidak memerlukan uang yang lebih cantik, melainkan uang yang memiliki daya tahan yang lebih kuat.

Jika pemerintah ingin uang baru benar-benar diterima dengan antusias, yang harus dibangun bukan hanya desainnya saja, melainkan juga narasi kepercayaan kepada publik. Dan narasi tersebut hanya dapat terwujud melalui kebijakan nyata: harga yang stabil, lapangan kerja yang merata, serta komunikasi publik yang transparan dan jujur. Tanpa itu semua, uang baru hanya akan menjadi simbol bahwa negara pandai memperindah penampilan, namun gagal menuntaskan masalah utama.
Pada akhirnya, uang baru bukan sekedar soal estetika melainkan cerminan apakah negara tengah memperkuat substansi atau hanya sibuk menata wajahnya saja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image