Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image gitaagustiana1@gmail.com

Meraih Golden Age Saat ini, Mungkinkah?

Agama | 2025-11-10 21:07:13

Meraih Golden Age Saat ini, Mungkinkah ?

Oleh : Gita Agustiana, S.Pd. (Pemerhati Kebijakan Publik)

Menjadikan pesantren sebagai “Anak tangga pertama” menuju kembali “The Golden Age of Islamic Civilization" (Zaman Keemasan Peradaban Islam). itulah ajakan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar kepada seluruh komponen pondok pesantren di Indonesia dalam acara Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) Nasional dan Internasional di Pesantren As'adiyah Wajo, Kamis (02/10/25).

Dikutip dari kemenag.go.id, menag menyatakan keinginanya untuk membangun kembali masa kejayaan keilmuan Islam, seperti pada masa Baitul Hikmah di Baghdad dan kebangkitan ini haruslah dimulai dari lingkungan pesantren. Ia juga mengatakan bahwa ulama pada masa itu tidak hanya mahir dalam kitab kuning (Ilmu Agama) saja, tetapi juga mahir dalam kitab putih (Ilmu Umum). Selain itu beliau juga menegaskan Pondok pesantren tidak bisa hanya menguasai Kitab Kuning (Kitab Turats), tetapi juga harus menguasai Kitab Putih, katakanlah yang berbahasa Inggris, yang menyangkut masalah sosiologi, kitab-kitab politik, dan kitab-kitab sains.

Fenomena Santri Saat ini

Tentu tidak ada yang salah dengan pernyataan menag bahwa para santri harus menguasai segala ilmu, baik itu ilmu yang berkaitan dengan islam maupun sains teknologi. Namun untuk meraih generasi yang nanti akan membawa perubahan, tidak cukup hanya dengan menguasai ilmu saja melainkan dibutuhkan faktor-faktor lainnya. Seperti sistem pendidikan yang baik, mulai dari guru yang berkualitas, fasilitas pendidikan yang lengkap, peran orang tua serta dukungan masyarakat.

Faktanya, saat ini generasi malah banyak yang hancur akibat pendidikan itu sendiri termasuk di lingkungan pesantren. Dilansir detik.com, ada 5 Santri yang Disodomi oleh pemilik ponpes dan guru ponpes. Aksi ini terjadi di pondok pesantren, Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Kejadian ini terjadi pada bulan januari yang lalu. Mirisnya, kejadian seperti ini sudah berulang dan tidak mendapati solusi tuntas.

Selain itu, berlabel santri tidak menjamin akan membuat mereka menjadi manusia yang bertakwa. Sebab, mereka juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Ada banyak kasus dimana setelah mereka menjadi santri malah melakukan berbagai hal kemaksiatan yang tidak dibenarkan oleh islam.

Generasi saat ini diserang dengan berbagai macam kerusakan, mulai dari narkoba, minuman keras, pergaulan bebas hingga LGBT. Hal ini karena sistem yang diterapkan adalah sistem kapitalismesekulerisme. Sistem ini membuat individu muslim bebas berprilaku tanpa terikat pada aturan Allah yaitu Al-quran dan As Sunnah. Sehingga wajar jika tidak mampu meraih generasi yang menbawa pada perubahan. Jelaslah firman Allah SWT dalam surat At-Thaha ayat 124 :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

Artinya: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

Ketika sistem kehidupan, khususnya sistem pendidikan tidak berlandaskan wahyu Allah SWT, maka hasilnya adalah kebingungan, penyimpangan dan kehancuran moral.

Meraih Golden Age dengan Perjuangan Politik Islam

Zaman Keemasan Islam (Islamic Golden Age) merupakan sebuah fase dalam sejarah peradaban Islam yang ditandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan seni secara pesat yang berlangsung kira-kira dari abad ke-8 hingga abad ke-14 Masehi. Periode ini menyaksikan munculnya para cendekiawan Muslim yang tidak hanya menafsirkan dan mengembangkan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga turut memberi kontribusi signifikan terhadap ilmu-ilmu rasional dan eksperimental, termasuk kedokteran, astronomi, matematika, kimia, hingga filsafat. Sebagaimana ditegaskan oleh Bernard Lewis, masa ini mencerminkan “the most brilliant period of intellectual and cultural development in the history of Islamic civilization.”¹

Akan tetapi, zaman keemasan islam tidak diukur hanya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan atau munculnya para ilmuan, melainkan kondisi daulah (negara) ketika diterapkannya sistem islam. Negara dalam islam telah terbukti mampu berjaya selama 13 abadnya dan mampu menguasai 3/4 bagian dunia. Banyak tokoh-tokoh barat yang mengakui kejayaan islam ketika itu, salah satunya, Will Durant. Will durant, seorang ilmuan barat telah mengakui bahwa para khalifah telah memeberikan keamanan dan kesejahteraan bagi manusia serta memajukan pendidikan, ilmu pengetahuan, sastra, firasat dan seni.

Maka dari itu, Goleden age dalam islam hanya bisa diraih tatkala sistem islam diterapkan dalam kehidupan. Sudah saatnya santri, generasi ataupun individu muslim mewujudkannya. Adapun cara mewujudkannya adalah dengan mencontoh perjungan Rasulullah SAW yaitu dengan memperjuangkan politik islam. Tatkala itu Rasulullah mendakwahkan islam di mekkah. Islam yang diterangkan Rasul bukan hanya terkait akidah atau ibadah saja melainkan sistem perpolitikan (bernegara) hingga beliau mampu mendirikan negara di kota madinah.

Islam Meraih Predikat Golden Age

Dahulu, islam telah terbukti meraih predikat golden age atau kejayaan islam selama 13 abad lamanya. Terbukti dengan lahirnya generasi-generasi unggul, cerdas dan bertaqwa. Seperti pada masa Rasulullah munculah sosok umar bin khattab, abu bakar, Hamzah bin Abdul Muthalib, khalid bin walid dll. Merekalah yang membantu dakwah rasululah dan berjuang mempertahankan kejayaan islam. Kemudian dilanjutkan oleh pemimpin-pemimpin setelahnya sampai pada masa kekhilafan turki utsmani lahirlah sang penakluk konstatinople, Muhammad Al-Fatih. Golden Age of Islam terjadi juga pada masa kekhalifahan dinasti Abbasiah. Pada masa dinasti abbasiah lahirlah para ilmuan-ilmuan baru dan terkenal seperti al-Khawarizmi, al-Kindi, dan ibnu sina yang karyanya mendunia.

Semua ini tercipta tidak hanya karena sistem pendidikannya yang baik, melainkan didukung dari segala aspek. Baik dari sistem pemerintahanya, sistem ekonomi, sistem pergaulan, sistem hukum dan lain-lain. Dimana semua itu berlandaskan aturan islam. Demikianlah, mustahil meraih predikat golden age selama masih menerapkan sistem kapitalisme sekuler. Wallahualam bishowab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image