Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ismail Suardi Wekke

Ngapain Repot: Ketika Musik Timur Indonesia Mengguncang Panggung Nasional

Sastra | 2025-09-25 22:00:51
Indonesia Timur (Photo Wikiwand)

Musik dari Indonesia bagian timur, khususnya dari Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, kian meramaikan industri musik nasional. Jika dulu lagu-lagu pop dari daerah ini hanya dinikmati secara lokal, kini dengan sentuhan modern dan kolaborasi antar musisi, genre ini berhasil menembus pasar yang lebih luas.

Salah satu contoh paling nyata dari fenomena ini adalah lagu "Ngapain Repot" yang dibawakan oleh trio, Toton Caribo, Fresly Nikijuluw, dan Wizz Baker. Lagu ini bukan sekadar sebuah karya musikal biasa. Ia adalah cerminan dari bagaimana musik timur telah berevolusi dan menemukan identitas barunya.

Dengan lirik yang lugas dan mudah dicerna, "Ngapain Repot" bercerita tentang sikap santai menghadapi drama kehidupan, terutama dalam urusan asmara. Liriknya yang unik, "Ngapain repot, mau baku dapa ko deng sapa," menjadi sangat viral dan sering digunakan sebagai jargon di media sosial.

Bagaimana Musik Timur Menarik Perhatian?

Ada beberapa elemen kunci yang membuat musik dari Indonesia timur, khususnya yang digarap oleh Toton Caribo dan kawan-kawan, begitu menarik. Salah satunya adalah identitas lirik dan bahasa yang kuat.

Penggunaan bahasa Ambon atau bahasa Melayu Papua dalam lirik lagu menciptakan nuansa yang otentik dan segar. Kata-kata seperti "baku dapa" (bertemu), "sapa" (siapa), atau "beta" (saya) menjadi daya tarik tersendiri yang membuat pendengar penasaran.

Selain itu, perpaduan genre yang apik juga menjadi kunci. "Ngapain Repot" adalah perpaduan yang mulus antara pop dengan sentuhan reggae, R&B, dan bahkan sedikit hip-hop.

Kombinasi ini menghasilkan ritme yang enak didengar dan sangat cocok untuk menari. Wizz Baker, dengan gaya vokal khas R&B-nya, sangat melengkapi vokal Toton Caribo dan Fresly Nikijuluw yang kental dengan nuansa pop timur.

Musisi dari timur, terutama Maluku, dikenal memiliki vokal yang kuat. Suara mereka yang berkarakter menjadi ciri khas yang tidak bisa ditiru. Dalam "Ngapain Repot," kombinasi vokal Toton, Fresly, dan Wizz Baker menciptakan harmoni yang menarik dan penuh emosi.

Kesuksesan lagu-lagu seperti ini juga tidak lepas dari promosi digital dan kolaborasi. Video musik "Ngapain Repot" yang sederhana namun menarik berhasil mengumpulkan jutaan penonton di YouTube. Kolaborasi antar musisi, seperti yang dilakukan oleh Toton, Fresly, dan Wizz Baker, juga memperluas basis penggemar mereka. Para musisi ini saling melengkapi dan membawa audiens dari komunitas masing-masing, menciptakan sinergi yang luar biasa.

Secara keseluruhan, "Ngapain Repot" adalah contoh nyata bagaimana musik dari daerah dapat menjadi pendorong tren di tingkat nasional. Lagu ini membuktikan bahwa kreativitas, otentisitas, dan pemanfaatan platform digital dapat menjadi kunci sukses.

Lebih dari itu, lagu ini juga menjadi pengingat bahwa kekayaan budaya dan musikal Indonesia sangatlah beragam, dan panggung musik nasional siap menyambut suara-suara baru dari seluruh penjuru negeri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image