Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Milenia Ferli

Harga Bahan Pokok Naik, Prabowo Kena Imbas?

Politik | Thursday, 28 Mar 2024, 13:34 WIB
sumber: google.com/sindonews

Seperti yang sama-sama kita tahu, menjelang pemilu dan pasca pemilu 2024 ini harga bahan pokok melambung tinggi. Banyak dari sebagian orang lantas menyalahkan Prabowo. Menjadikan Prabowo sebagai kambing hitam karena terjadinya kenaikan harga bahan pokok seperti beras yang mencapai angka Rp 15.000/kg.

Masyarakat pada tingkat bawah berasumsi Prabowolah penyebabnya, Prabowo sebagai Presiden terpilih melalui hasil rekapitulasi KPU tidak mampu menahan harga bahan pokok. "belum apa-apa, baru jadi Presiden harga sudah pada naik, gimana nanti jadi Presiden?" gerutu sebagian warga yang tidak memilih Prabowo dan kerap meng-kambing hitamkan Prabowo. Tapi, apakah benar? Harga naik disebabkan karena Prabowo? mari simak penjelasan berikut.

Asumsi yang beredar di kalangan masyarakat tidak benar adanya. Penulis berusaha menjelaskan kenaikan harga dari sudut pandang politik anggaran dan ekonomi, tanpa tendensi apapun. Sebagai orang yang begelut di dunia politik dan juga mempelajarinya, penulis berusaha menjelaskan mengapa harga bahan pokok bisa naik secara ekstrem? karena adanya inflasi. Apa yang dimaksud dengan inflasi?

Inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa, yang menyebabkan daya beli uang menurun. Kenaikan harga ini terjadi pada sebagian besar barang dan jasa, secara terus menerus atau dalam kurun waktu tertentu. Mengapa bisa terjadi inflasi? Inflasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, dan bisa juga disebabkan karena ketidaklancaran distribusi barang.

Demand-full inflation merupakan permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa, dengan ketersedian yang relatif tetap. Contoh: harga bahan pokok naik, beras atau minyak. Menagapa demikian? karena adanya permintaan yang cukup tinggi pada akhir tahun 2023 Natal dan Tahun Baru, juga di awal tahun, Indonesia menyelenggarakan pesta demokrasi (Pemilu) dan langsung disusul bulan Ramadhan.

Kebutuhan/permintaan meningkat tajam sedangkan ketersediaan dari bahan tersebut jumlahnya sedikit atau relatif tetap, hal itu yang bisa menyebabkan harga naik. Ada lagi faktor lain yang menyebabkan harga bahan pokok naik yaitu, cosh-push inflation, disebabkan karena tekanan dari sisi penyedia barang/jasa, yang dapat dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi negara-negara partner dagang, kenaikan komoditi yang diatur pemerintah, terjadi bencana alam dan terganggunya distribusi.

Selain itu, ketidak stabilan politik dan ekonomi serta beredarnya uang kartal terlalu banyak juga turut memengaruhi lonjakan harga. Kebijakan ekonomi maupun politik tertentu dapat menimbulkan inflasi di masyarakat. Contoh inflasi adalah, pemerintah mengumumkan akan menaikkan harga bahan bakar, sebelum kebijakan tersebut dilaksanakan, para produsen sudah menimbun bahan bakar. Hal itu lah, yang menyebabkan kelangkaan di masyarakat yang disertai dengan kenaikan harga dan kepanikan di masyarakat.

Lalu, apakah inflasi mempunyai dampak positif atau hanya menimbulkan dampak negatif saja? Tentu, inflasi juga mempunyai dampak postif, jika bisa diminimalisir dan ditekan sebaik mungkin. Apa saja dampak positif dari inflasi? Yaitu, peredaran dan perputaran barang lebih cepat, produksi barang atau jasa bertambah, sehingga menyebabkan kenaikan keuntungan pengusaha, kesempatan kerja akan bertambah dengan adanya tambahan investasi, pendapatan nominal akan bertambah (meskipun riilnya berkurang karena kenaikan pendapatan relatif kecil).

Jadi, bisa ditarik kesimpulan sementara, dalam hal ini kenaikan harga bahan pokok tidak ada kaitannya secara personal dengan Prabowo Subianto, ditambah beliau memang belum menjabat secara resmi. Artinya, kebijakan untuk menangani inflasi belum menjadi tanggung jawab Prabowo.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image