Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rahma Nopti Mahendra

Atraksi Debus, Kebudayaan Ekstrem Namun Banyak Cerita!

Sastra | Wednesday, 20 Mar 2024, 23:13 WIB
Sumber : atmago.com

Siapa yang tak kenal Indonesia, negeri yang memiliki kebudayaan yang melimpah dan terbesar dengan jumlah penduduk yang sangat banyak di dunia. Salah satu provinsi di Indonesia yang sangat terkenal akan memiliki kebudayaan yang kuat itu berada di provinsi Banten. Salah satu kebudayaan Banten yang paling populer adalah suku Baduy dan kesenian bela dirinya atau bisa disebut Debus. Kata Debus ini berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti "Senjata Tajam". Tidak heran jika mendengar "Debus" yang dipikirkan masyarakat adalah atraksi melukai atau bela diri.

Di provinsi Banten ada beberapa macam-macam Debus yang dilakukan, yaitu Debus al-madad, Surosowan, dan Langitan. Debus merupakan salah satu kebudayaan bela diri yang masih bertahan hingga saat ini. Namun, beberapa masyarakat menganggap bahwa kebudayaan Debus ini sebagai tradisi yang sangat menyeramkan dan membahayakan bagi seseorang. Karena, Debus ini sendiri biasanya menampilkan kegiatan atraksi yang melukai diri dengan melekat kepada ilmu hitam. Dalam segi hal kebaikan, Debus ini sebenarnya salah satu media komunikasi yang digunakan oleh para ulama untuk menybarkan agama Islam di provinsi Banten atau di mana saja. Sehingga, Debus ini salah satu kebudayaan yang membawakan doa dan sholawat agar di setiap pertunjukannya itu diberikan keselamatan.

Inti dari pertunjukan Debus ini masih sangat kental dan berhubungan dengan gerakan bela diri atau silat dan adanya penggunaan senjata. Sehingga, kebanyakan pemain dari atraksi Debus ini hampir memiliki rasa kebal akan benda tajam dan pukulan-pukulan dari lawan main. Alasan atraksi Debus ini dikembangkan karena adanya rasa ingin menciptakan dan membangkitkan rasa semangat jawara dan masyarakat Banten ketika melawan penjajahan dari Belanda pada saat itu. Debus ini sendiri memiliki filosofi dan kaitannya dengan ajaran-ajaran Islam.

Masyarakat banyak membicarakan bahwa Debus ini merupakan berkaitan dengan Ilmu Hitam, namun nyatanya Debus ini hanyalah kebudayaan khas tradisional Banten yang memang beda dari yang lain. Atraksi Debus ini memiliki arti makna yang berhubungan dengan masayarakat di wilayah Banten ini, yang di mana makna tersebut bermanfaat bagi masyarakatnya. Para pemain dari atraksi Debus ini biasanya diwajibkan untuk mensucikan diri dengan cara tidak melakukan hal yang dilarang oleh Agama. Pada sekarang-sekarang ini pemain Debus justru mengambil peran remaja untuk dijadikan beratraksi seperti layaknya orang dewasa.

Dengan adanya kebudayan atraksi debus ini adanya akulturasi kebudayaan, yang di mana kita sebagai generasi milenial itu harus patut mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari. Karena, adanya perbedaan kebudayaan itu tidak menimbulkan pertentangan antara keduanya, namun justru menciptakan sebuah akulturasi kebudayaan baru yang dimiliki bangsa Indonesia. Sehingga, tidak heran atraksi bahaya "debus" ini patut dibanggakan oleh kita semua, karena terdapat segudang ilmu yang bermanfaat. Benten sendiri menjadi sebuah daerah yang kuat akan komunitas kultural karena memiliki kebudayaan sendiri yang unik dengan cara ditampilkan lewat unsur-unsur kebudayaan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image