Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Stres di Tempat Kerja? Perspektif Anda Penting

Eduaksi | Saturday, 18 May 2024, 19:43 WIB
Sumber gambar: Shutterstock

Penilaian Anda terhadap situasi memengaruhi stres. Pendekatan-pendekatan ini dapat membantu.

Saat kita mengalami stres di tempat kerja, seringkali hal itu terasa hitam dan putih. Kita mungkin berkata, "ini membuat stres", dan bukannya "ini terasa membuat stres", dengan meyakini bahwa peristiwa tersebut, dan bukan sudut pandang kita terhadap peristiwa tersebut, yang menyebabkan stres tersebut. Meskipun beberapa situasi secara obyektif lebih menimbulkan stres dibandingkan situasi lainnya—seperti dipecat atau berurusan dengan manajer yang tidak kompeten—sering kali sudut pandang kitalah yang menentukan tingkat stres daripada yang kita sadari.

Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang memengaruhi pandangan kita terhadap situasi yang berpotensi menimbulkan stres:

· Perbedaan individu: Orang yang berbeda menganggap hal yang berbeda membuat stres. Misalnya, banyak mahasiswa MBA saya yang menganggap membuat presentasi sebagai hal yang membuat stres, sedangkan yang lain senang tampil di depan kelompok.

· Keadaan saat ini: Apa yang sedang dihadapi seseorang dapat membuat perbedaan besar. Misalnya, menerima tugas yang menantang di tempat kerja mungkin menyenangkan jika Anda punya waktu untuk mengerjakannya, namun akan terasa membebani jika piring Anda sudah penuh.

· Kompleksitas situasi: Banyak situasi yang kompleks dan dapat menimbulkan campuran emosi dan perspektif. Ditawari promosi, misalnya, bisa menjadi hal yang menegangkan dan mengasyikkan, menantang sekaligus menakutkan, semuanya pada saat yang bersamaan.

Karena variasi ini, para peneliti menemukan bahwa akan sangat membantu jika kita fokus pada cara kita menilai suatu situasi dibandingkan situasi itu sendiri ketika mengelola stres. Dengan berfokus pada pemahaman dan peningkatan penilaian, kita dapat menghadapi tantangan dengan lebih efektif. Berikut dua cara untuk memulai:

Kembangkan kotak peralatan penanggulangan Anda

Ketika Anda mulai merasa kewalahan, tanyakan pada diri Anda strategi penanggulangan apa yang Anda miliki dalam kotak peralatan pribadi Anda untuk menghadapi situasi tersebut. Strategi penanggulangannya dapat berupa pengelolaan masalah itu sendiri, seperti mencari informasi atau mengembangkan rencana tindakan, atau mengelola emosi yang Anda alami, seperti mempraktikkan teknik relaksasi atau mencari dukungan emosional.

Misalnya, ketika saya merasa kewalahan dengan suatu proyek baru-baru ini, saya berhenti dan menuliskan daftar 5 atau 6 strategi yang dapat saya manfaatkan dari kotak peralatan pribadi saya untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan ide-ide ini, saya secara proaktif berjalan-jalan untuk menenangkan saraf saya (strategi penanggulangan yang berfokus pada emosi) dan kemudian menelepon seorang rekan untuk membantu mengumpulkan informasi guna mulai mengembangkan rencana tindakan (strategi penanggulangan yang berfokus pada masalah). Meski stresnya tidak hilang, stresnya langsung terasa lebih terkendali.

Keluarlah dari jebakan pikiran apa pun yang Anda alami

Pikiran kita sering memutarbalikkan kebenaran, menyebabkan kita jatuh ke dalam perangkap kognitif yang tidak kita sadari namun sangat memengaruhi penilaian kita terhadap suatu situasi. Pertimbangkan cara umum dimana banyak pikiran cenderung kembali ke pemikiran semua atau tidak sama sekali, di mana, misalnya, seorang karyawan mungkin berpikir, “Proyek ini gagal karena kita melewatkan satu tenggat waktu,” mengabaikan sebagian keberhasilan atau kemajuan yang telah dicapai.

Atau pertimbangkan bencana, sebuah distorsi kognitif di mana seseorang berasumsi bahwa kemungkinan terburuk akan terjadi, sering kali membuat situasi menjadi tidak proporsional. Misalnya, seorang karyawan mungkin berpikir, "Jika saya tidak melakukan presentasi ini dengan benar, saya akan dipecat dan tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan lain," meskipun situasinya tidak terlalu buruk. Jebakan pikiran umum lainnya termasuk menggeneralisasi secara berlebihan kemungkinan atau situasi masa lalu yang berulang, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, dan merasa bersalah ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai harapan Anda.

Untuk memastikan Anda tidak terlalu terpengaruh oleh jebakan pikiran, Anda dapat mengambil tiga langkah: Pertama, periksa faktanya. Apakah orang-orang di perusahaan Anda benar-benar dipecat karena presentasinya tidak sempurna? Kedua, cobalah melakukan brainstorming potensi hasil atau penjelasan lainnya. Apa yang akan terjadi jika presentasi berjalan lebih baik dari yang diharapkan? Ketiga, tanyakan pada orang lain. Anda dapat menemui kolega tepercaya dan bertanya kepada mereka apakah ketakutan Anda memang beralasan atau untuk mendapatkan kiat sukses.

Menyadari bahwa perspektif kita membentuk pengalaman stres di tempat kerja memberdayakan kita untuk mengelolanya dengan lebih efektif. Dengan berfokus pada strategi penanggulangan dan mewaspadai distorsi kognitif, kita dapat menghadapi tantangan dengan ketahanan yang lebih besar. Mengubah pola pikir kita dan memanfaatkan alat-alat ini dapat mengubah cara kita menghadapi situasi stres, menjadikannya lebih mudah dikelola dan tidak membebani.

***

Solo, Sabtu, 18 Mei 2024. 7:32 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image