Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Iqbal Fuadi

Pentingnya Kesehatan Mental pada Mahasiswa

Edukasi | Saturday, 18 May 2024, 12:23 WIB

Mahasiswa adalah seseorang yang menjalani pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi, kebanyakan dari mereka didominasi oleh remaja yang usianya sekitar 17 ke atas, pada usia ini juga disebut dengan fase remaja akhir hingga antara umur 20/21. Mahasiswa memiliki beban hidup yang lebih berat dari kehidupan mereka sebelumnya, mereka dibenturkan dengan tugas kuliah yang banyak, masalah asmara, masalah pertemanan, bulliying, belum lagi harapan orang tua yang tinggi kepada anaknya. Semua permasalahan ini tentu menjadi beban pikiran mahasiswa. Mereka tidak akan dapat belajar dengan tenang dan fokus jika pikiran mereka dipenuhi berbagai macam masalah. Pengaruh media dan norma gender juga dapat memperburuk perbedaan antara realitas kehidupan remaja dan persepsi atau aspirasi mereka untuk masa depan.

Sumber Gambar: https://www.djkn.kemenkeu.go.id

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dan terjadi berbagai perubahan yang sangat penting baik secara fisik, biologis, mental, emosional, dan psikososial. Fase ini merupakan fase penting dalam siklus pertumbuhan seseorang yang penuh dengan gejolak akibat perubahan biologis, psikologis, dan sosial. Dalam situasi seperti ini sering timbul konflik internal atau permasalahan yang tidak terselesaikan yang berdampak negatif terhadap perkembangan remaja di masa depan, terutama pematangan karakter.

Tidak sedikit mahasiswa yang memilih mengakhiri hidupnya karena sudah tidak kuat akan tekanan hidup yang mereka alami. Kesehatan mental pada mahasiswa sangat penting dimiliki untuk menunjang perkembangan psikososial mereka, selain itu kondisi sehat jiwa pada kelompok mahasiswa diperlukan untuk menunjang perkembangan keterampilan hidup serta menjadi sumber daya untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kesejahteraan remajanya, karena remaja adalah investasi sumber daya manusia berharga yang dimiliki sebuah negara. Menurut WHO, kesehatan mental dipahami bukan hanya sebagai tidak adanya penyakit, melainkan dalam arti yang lebih luas, sebagai keadaan sejahtera di mana individu mengembangkan kemampuannya, menghadapi tekanan kehidupan sehari-hari, melakukan pekerjaan yang produktif dan bermanfaat, dan berkontribusi pada perbaikan komunitas mereka.

Kesehatan mental sering diremehkan oleh banyak orang, mereka lebih memprioritaskan kesehatan jasmani, padahal kesehatan mental seseorang mempengaruhi kesehatan jasmani. Pemahaman orang orang tentang kesehatan mental juga minim, tidak sedikit mahasiswa yang memiliki problem dalam perilaku sering dikaitkan dengan hal hal mistis sehingga mereka membawanya ke dukun, padahal yang bermasalah adalah kesehatan mentalnya, karena salah penanganan bukanya sembuh mahasiswa yang memiliki problem dalam perilaku malah tambah parah. Oleh karena itu pemahaman tentang kesehatan mental sangat penting dipahami oleh semua orang.

Masalah kesehatan mental yang berkelanjutan bagi mahasiswa dapat dicegah dengan screening. Sreening kesehatan mental pada mahasiswa perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kesehatan mental mahasiswa. Screening ini tentu menjadi tanggung jawab orang sekitar mereka entah dosen, orang tua atau teman. Cara screening pun sangat sederhana, hanya dengan melihat perilaku mereka seperti, keceriaan, ketenangan, dan perubahan perilaku yang dominan tidak seperti pada umumnya orang seumuran mereka dapat menjadi gejala bahwa kesehatan mental mereka terganggu. Setelah screening dilakukan tugas selanjutnya adalah membawa mahasiswa yang bermasalah mental ke profesional untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jika semua orang memikiki empati dan perhatian terhadap sekitarnya, maka akan banyak orang yang mengalami masalah dalam kesehatan mental akan terbantu. Selain itu masalah bunuh diri, kriminalitas yang tinggi dan kemiskinan juga akan berkurang.

Menjaga kesehatan mental diri sendiri adalah hal yang penting untuk menjaga kualitas hidup yang baik. Berikut merupakan beberapa tips untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri:

1. Manajemen stres

Dapat dilakukan dengan meditasi, relaksasi pernapasan, dan terapi khusus dapat mencegah terjadinya stres

2. Mencintai Diri Sendiri

Dimasa pertumbuhan, remaja cenderung melihat orang lain dan mencintai orang lain dibandingkan diri mereka sendiri, hal ini dapat menimbulkan insecure dan depresi.

3. Memilih lingkungan yang baik

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mencetak karakter seseorang, jadi jangan sampai salah memilih lingkungan hidup.

4. Menjaga kesehatan mental melalui kesehatan jasmani

Kesehatan mental dan jasmani tidak dapat dipisahkan keterkaitannya, untuk menjaga kesehatan jasmani dapat dilakukan dengan olahraga yang teratur, makan makanan yang sehat, dan istirahat yang cukup.

Referensi:

Suswanti, W. E. S, Budiman, M. E. A, Yuhbaba, Z. N. (2023), Kesehatan Mental Pada Remaja Di Lingkungan Sekolah Menengah Atas Wilayah Urban Dan Rural Kabupaten Jember. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ), 11(3), 537-544.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image