Mengungkap Makna Ujub: Analisis Tafsir Al-Azhar Terhadap Konsep Sombong dalam Islam
Dunia islam | 2024-02-02 08:34:04Mengungkap Makna Ujub: Analisis Tafsir Al-Azhar Terhadap Konsep Sombong dalam ISLAM
Oleh: Dani Anur Salih
Email: [email protected]
Pendahuluan
Dalam konsep-konsep moral dan etika banyak sekali dibahas dalam Islam, hal ini dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai arti dan makna yang sesungguhnya. Salah satu konsep yang menjadi sorotan dalam ajaran Islam adalah “Sombong” atau “Ujub,” yang mengarah pada sikap takjub dan kagum secara berlebihan terhadap diri sendiri.
Pemilihan tema didasarkan atas pemikiran bahwa tema ini begitu penting untuk diangkat, karena pada dasarnya sikap sombong dalam konteks Islam merupakan hal yang harus dihindari seiring dengan perkembangan karakter moral dan spiritual. Untuk dapat memahami secara lebih mendalam mengenai makna dari sikap sombong, kita akan merujuk pada salah satu tafsir yaitu tafsir Al-Azhar dengan mufasir nya yaitu Prof. Dr. Hamka
Tafsir ini sangat menarik perhatian karena dapat merangkum seluruh ayat-ayat Al-Qur`an dan memberikan makna yang sangat mendalam dari setiap ayatnya. Tidak hanya itu dalam tafsir ini juga memberikan sebuah sudut pandang yang lebih luas, sehingga dapat menciptakan pemahaman yang lebih mendalam dan mudah dipahami bagi pembaca.
Pentingnya mempelajari serta memahami konsep ini menjadi lebih jelas ketika kita menyadari bahwa sikap sombong merupakan sikap tercela yang perlu dihindari karena dapat berdampak pada terciptanya kesenjangan sosial, serta menghambat perkembangan diri menuju kedewasaan spiritual. Oleh karena itu, penulisan ini akan mengeksplorasi berbagai hal serta mendalami makna dan hikmah dari tafsir Al-Azhar mengenai sikap Sombong, tidak hanya itu kita juga akan dibawakan kepada pemahaman yang jelas tentang bagaimana caranya kita bisa menghindari sikap sombong.
Melalui analisis penulisan dan penafsiran menggunakan tafsir Al-Azhar, kita berharap untuk membuka kesadaran hati terhadap makna yang terkandung dalam ajaran islam, yang dapat diimplematasikan dalam kehidupan sehari-hari, tentunya dapat juga membimbing kita menuju pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri, dan hubungan kita dengan Allah SWT.
Pembahasan
Penentuan tema yang diambil dalam penulisan ini adalah tema Sombong (Ujub) yang berarti takjub dan kagum terhadap diri sendiri serta dengan akar kata عجب (a ja ba) yang berarti takjub, kagum, heran. Penulisan tafsir ini diawali dengan mencari ayat yang mengandung kata “عجب (a ja ba)”, dan ditemukan dalam laman tanzil.net terdapat 27 kata dalam 24 ayat di beberapa surat diantaranya Q.S Al-Baqarah ayat 204 dan 221, Q.S Al-Maidah ayat 100, Q.S Al-Araf ayat 63 dan 69, Q.S At-Taubah ayat 25, 55, dan 85, Q.S Yunus ayat 2, Q.S Hud ayat 72 dan 73, Q.S Ar-Rad ayat 5, Q.S Al-Kahfi ayat 9, Q.S Al-Ahzab ayat 52, Q.S Sad ayat 4 dan 5, Q.S Al-Fath ayat 29, Q.S Qaf ayat 2, Q.S An-Najm ayat 59, Q.S Al-Hadid ayat 20, Q.S Al-Munafiqun ayat 4, Q.S Al-Jin ayat 1.
Setelah berhasilnya mengumpulkan keseluruhan kata عجب (a ja ba) dalam Al-Quran, langkah berikutnya yaitu melakukan data cleaning guna untuk pembersihan data yang tidak diperlukan dalam mencari rangka sebuah kata عجب (a ja ba) dalam Al-Qur`an, jadi hanya membuat kalimat dari arti kata tersebut, sebagai contoh, dalam Q.S Al-Baqarah ayat 204 ditemukan sebuah arti katanya dengan bentuk kalimat “Orang yang berkata-kata manis untuk menarik hati orang lain dalam mempercayainya, padahal dalam hatinya tersimpan rasa dendam dan permusuhan”. Pengumpulan data cleaning dikumpulkan dan dibuat kalimat yang mengandung katanya dari seluruh ayat yang ditemukan di awal tadi serta berdasarkan apa yang tertulis di tafsir dan tidak boleh dikarang.
Setelah data cleaning terkumpul kemudian langkah selanjutnya yaitu melakukan identifikasi kata kunci yang akan digunakan dalam proses tafsir, akan tetapi harus berdasar pada apa yang disebut oleh mufasirnya dalam tafsir tersebut, karena kata-kata inilah yang akan menjadi fokus utama dalam analisis lebih lanjut. Seperti yang ditemukan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 204 kata kuncinya yang ditemukan adalah “menarik hati”. Identifikasi kata kunci ini dilakukan untuk semua ayat yang mengandung kata عجب (a ja ba) dari seluruh ayat yang ditemukan dalam Al-Qur`an.
Setelah berhasil melakukan identifikasi kata kunci dan selesai serta terkumpul langkah selanjutnya yaitu membuat koding. Koding dalam analisa tafsir ini merupakan pengelompokkan atau klasifikasi ayat ayat Al-Qur`an yang memiliki makna/kata sama berdasarkan setiap arti kata yang ditemukan pada masing-masing ayat Al-Qur`an, sebagai contoh hal ini ditunjukkan dengan adanya kesamaan dalam Q.S Al-Baqarah rentang baca ayat 221-223 dengan Q.S Al-Ahzab rentang baca ayat 52-54 yang sama-sama membahas terkait “kecantikan”, kedua kesamaan ini kemudian diberikan koding atau pengkodean dengan angka “1” sebagai tanda kesamaan. Proses identifikasi koding ini dilakukan untuk keseluruhan ayat yang telah terkumpul kemudian diberi kode angka pada setiap kesamaanya.
Setelah proses analisis dilakukan untuk semua ayat Al-Qur`an yang sudah terkumpul, kemudian hasilnya perlu dikategorikan. Dalam proses kategorisasi ini dapat membantu untuk menyusun informasi agar dapat diinterpretasikan dengan lebih baik. Pembentukkan kategorisasi didasarkan pada hasil koding yang sudah dibuat, seperti yang sudah dibuat pada salah koding dengan angka “1” diberikan kategori huruf “A” begitupun seterusnya sampai seluruh ayat yang ditemukan dikategorisasikan..
Setelah kategorisasi selesai maka langkah terakhir dalam analisa tafsir ini adalah formulasi konstruk atau interpretasi hasil analisis. Pembuatan formulasi konstruk ini akan melibatkan pengembangan pemahaman atau penafsiran terhadap makna atau pesan yang terkandung dalam kata-kata yang telah di analisis yaitu عجب (a ja ba) berarti takjub, kagum, heran, kemudian ujub berarti sombong (takjub dan kagum terhadap diri sendiri). Jadi formulasi konstruksi sombong adalah sikap seseorang yang selalu merasa paling pandai dan paling benar dalam segala hal, merasa kagum dan bangga pada dirinya sendiri serta menganggap orang lain lebih rendah darinya. Definisi ini diambil berdasarkan indikator perilakunya yang tertuang dalam Q.S Al-Kahfi ayat 63 (merasa paling pandai) dengan alat ukurnya “saya merasa paling mengetahui segala sesuatu dengan pengetahuan saya sendiri”, “saya merasa paling cerdas dikelas”, Q.S Al-Araf ayat 63 dan 59 (merasa paling benar) dengan alat ukurnya “saya merasa perilaku saya paling bisa diterima”, “saya merasa argumen saya paling tepat”, Q.S Al-Munafiqun ayat 4 (merasa kagum pada diri sendiri) dengan alat ukurnya “saya merasa penampilan saya paling bagus dari orang lain”,”saya merasa bahwa saya akan selalu menang dalam apapun”, Q.S At-Taubah ayat 25 (merasa bangga) dengan alat ukurnya “saya merasa bangga saat saya mendapat kemenangan dari orang lain”, ”saya bangga terhadap kekayaan yang saya miliki”, Q.S Yunus ayat 2 dan Q.S Sad ayat 4 (menganggap orang lain lebih rendah) dengan alat ukurnya “saya adalah orang paling kaya di kelas dibanding orang lain”, “saya adalah orang yang pandai dikelas dibanding orang lain”.
Melalui formulasi konstruk ini, analisa tafsir tafsir ini tidak hanya memberikan gambaran tentang makna kata عجب (a ja ba), akan tetapi juga mengaitkannya dengan perilaku sombong dalam konteks Islam yang terdapat di dalam Al-Qur`an. Pemahaman ini dapat membantu setiap umat muslim untuk merenungkan nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran Al-Qur`an dan bagaimana cara kita untuk dapat menghindari sikap sombong yang dapat merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain
Penting untuk diingat bahwa pada proses ini sangat membutuhkan ketelitian dan ketekunan agar hasil analisa tafsir yang didapat dapat mencerminkan kesamaan makna kata عجب (a ja ba) dalam konteks ayat-ayat Al-Qur`an.
Analisa tafsir ini mencoba melakukan pendekatan untuk pemahaman yang lebih mendalam terkait makna dan kata عجب (a ja ba). Melalui proses yang diawali penentuan tema, data cleaning, identifikasi kata kunci, koding, kategorisasi, hingga pembuatan formulasi konstruk. Selanjutnya, analisa tafsir ini dapat memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih umum terhadap bagaimana kata-kata kunci dalam Al-Qur`an dianalisis dan diinterpretasikan oleh para mufasir, terkhusus untuk tafsir Al-Azhar dalam penulisan ini dengan mufasirnya yaitu Prof. Dr. Syaikh Abdulmalik bin Abdulkarim Amrullah.
Keseluruhan proses analisa tafsir ini tidak hanya mengandalkan analisis linguistik, tetapi juga dengan mempertimbangkan segala kerangka teologis dan metodologi tafsir Islam. Dengan mengintegrasikan aspek-aspek ini, penulis berharap analisa tafsir ini dapat memberikan sumbangsihnya yang berharga untuk dapat memahami dan menggali makna عجب (a ja ba) dalam Al-Qur`an secara lebih komprehensif
Kesimpulan
Sombong merupakan sikap seseorang yang selalu merasa paling pandai dan paling benar dalam segala hal, merasa kagum sikap seseorang yang selalu merasa paling pandai dan paling benar dalam segala hal, merasa kagum dan bangga pada dirinya sendiri serta menganggap orang lain lebih rendah dari. Pengertian sombong ini diambil dari keseluruhan ayat Al - Qur`an.
Dalam penulisan ini, kita sudah menjalani untuk dapat memahami secara lebih mendalam mengenai makna dari kata sombong atau ujub menurut Tafsir Al-Azhar yang berdasar pada Al-Quran. Melalui tafsir Al-Azhar ini, kita diberikan sebuah gambaran yang jelas tentang konsep ujub, yang mengacu pada sikap dan perilaku takjub dan kagum yang berlebihan terhadap diri sendiri.
Proses analisa setiap ayat-ayat Al-Qur`an yang mengandung kata عجب (a ja ba) membuka mata dan hati kita terhadap kompleksitas konsep sombong dalam Islam. Terlihat bahwa sikap sombong dapat melibatkan segala rupa sikap dan perilaku dan tidak hanya takjub pada diri sendiri saja, tetapi juga kagum secara berlebihan yang dapat mengarah pada perilaku yang merugikan baik secara moral maupun secara spiritual.
Dalam kerangka ajaran Islam, penting bagi semua umat muslim untuk dapat menghindari sikap dan perilaku sombong ini. Kesadaran akan dampak negatifnya bagi diri sendiri. Hal ini menjadi dasar untuk bisa menanamkan sikap rendah hati dan menghindari kesombongannya. Penulisan ini mencoba untuk menjadi sebuah panduan yang dapat dijadikan bimbingan pembaca menuju pemahaman yang lebih baik lagi dalam segala hal, baik dari segi moral maupun spiritual.
Melalui penulisan analisa tafsir ini juga, kita bisa mendapatkan arahan tentang bagaimana caranya untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menghindari sikap dan perilaku sombong. Dalam Islam, kesejatian spiritual seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap dan perilakunya yang dilakukan pada kehidupan sehari-harinya. Jadi oleh karena itu, bimbingan menuju pemahaman yang lebih baik tidak hanya mencakup aspek moral, tetapi juga menyentuh dimensi spiritual.
Dengan banyaknya kita mengeksplorasi konsep-konsep sombong dalam Islam, kita diberikan sebuah kesempatan untuk dapat melakukan intropeksi diri dan mengevaluasi sikap serta perilaku kita yang pernah kita lakukan selamat ini. Kesimpulan dari penulisan tafsir ini memberikan sebuah kesadaran untuk terus berusaha dan melakukan segala hal dalam menjauhi atau menghindari sikap dan perilaku sombong dengan menjalani hidup sederhana, rendah hati, dan selalu bersikap tawadhu dalam segala aspek kehidupan.
Penting untuk diingat bahwa pemahaman yang diperoleh dari penulisan analisa tafsir ini tidak hanya sekedar pengetahuan teoritis, melainkan sebuah panggilan untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari kita. Dengan begitu, kita berharap seluruh umat Islam dapat terus memperkuat karakter moral, dan spiritualnya. Kesimpulan ini, pada akhirnya, menjadi sebuah perhatian untuk dapat merenungkan dan meresapi ajaran-ajaran Islam yang sudah tertuang di dalam Al`Quran dengan penuh kesadaran dan membawa nilai-nilai tersebut dalam setiap langkah kehidupan.
Daftar Pustaka
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Baqarah (2) ayat 204. Al-Mizan Publishing House.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Baqarah (2) ayat 221. Al-Mizan Publishing House.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Maidah (5) ayat 100. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-A'raf (7) ayat 63. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-A'raf (7) ayat 69. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat At-Tawbah (9) ayat 25. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat At-Tawbah (9) ayat 55. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat At-Tawbah (9) ayat 85. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Yunus (10) ayat 2. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Hud (11) ayat 72. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Hud (11) ayat 73. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Ar-Ra'd (13) ayat 5. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Kahf (18) ayat 9. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Kahf (18) ayat 63. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Ahzab (33) ayat 52. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat As-Saffat (37) ayat 12. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Shaad (38) ayat 4. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Shaad (38) ayat 5. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Fath (48) ayat 29. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Qaf (50) ayat 2. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat An-Najm (53) ayat 59. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Hadid (57) ayat 20. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Munafiqun (63) ayat 4. Departemen Agama RI.
Al-Qur'an. (2008). Surat Al-Jinn (72) ayat 1. Departemen Agama RI.
Hamka. (1982). Tafsir Al-Azhar Jilid 1. Singapura: Pustaka Nasional Ptc Ltd.
Hamka. (1982). Tafsir Al-Azhar Jilid 3. Singapura: Pustaka Nasional Ptc Ltd.
Hamka. (1982). Tafsir Al-Azhar Jilid 4. Singapura: Pustaka Nasional Ptc Ltd.
Hamka. (1982). Tafsir Al-Azhar Jilid 5. Singapura: Pustaka Nasional Ptc Ltd.
Hamka. (1982). Tafsir Al-Azhar Jilid 6. Singapura: Pustaka Nasional Ptc Ltd.
Hamka. (1982). Tafsir Al-Azhar Jilid 8. Singapura: Pustaka Nasional Ptc Ltd.
Hamka. (1982). Tafsir Al-Azhar Jilid 9. Singapura: Pustaka Nasional Ptc Ltd.
Hamka. (1982). Tafsir Al-Azhar Jilid 10. Singapura: Pustaka Nasional Ptc Ltd
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.