Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image elvi gusmita

Gaya Kepemimpinan Abu Bakar As Sidiq Vs Presiden Republik Indonesia

Politik | Thursday, 18 Jan 2024, 19:26 WIB
Finansialku.com
BatuNetwork.id

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah khalifah Islam pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Ia terpilih dalam proses musyawarah serius di kalangan sahabat Nabi. Selama dua tahun berkuasa, ia menghadapi berbagai tantangan, antara lain kemurtadan, nabi palsu, dan ancaman kekaisaran Romawi. Namun, ia mampu menyelesaikan masalah ini melalui ketekunan dan ketekunan. Abu Bakar dikenal karena keberanian, ketekunan, dan komitmennya terhadap kesejahteraan umat. Ia memperluas wilayah Islam dan memperluas ilmunya. Ia juga mempromosikan penerjemahan Al-Quran ke dalam bentuk buku. Warisannya telah menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia. Abu Bakar Ash-Shiddiq menghadirkan umat Islam pada puncak kejayaan dengan keberanian beliau, kejujuran dan sikap amanah hal ini terlepas dari didikan Rasulullah SAW yang selalu menitikberatkan aspek kejujuran, Abu Bakar kepada masyarakat untuk taat kepadanya, selama ia taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan sumber inspirasi bagi setiap muslim di Muda Penjuru, Abu Bakar Ash-Shiddiq setia kepada penguasa di lembaga pendidikan dan mempunyai kerjasama dalam mengajar, mengawasi, dan mengevaluasi peserta didik. Dalam kehidupan politik dan bisnisnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah contoh bagaimana seorang pemimpin dapat menggunakan berbagai sifat untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan rakyat. Jika dibandingkan dengan gaya para pemimpin presiden Indonesia pastinya punya kekurangan dan kelebihan, bisa kita lihat dari masa pemerintahan presiden RI pertama Soekarno hingga saat ini yakni Joko Widodo.

Ir Soekarno adalah presiden pertama Indonesia, yang memimpin negara ini dari tahun 1945 hingga 1967. Gaya kepemimpinannya bercirikan karismatik dan berpengaruh, dengan kemampuan yang kuat untuk mempersatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dan keyakinan. Soekarno menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan selama kepemimpinannya, ketidakstabilan politik dalam negeri sehingga terjadilah pemberontakan di sejumlah wilayah, kondisi perekonomian Indonesia di orde lama mengalami stagflasi selama 1 tahun dan di akhir periode orde lama perekonomian hancur dengan hiperinflasi mencapai 650%, serta sistem perekonomian yang seharusnya berdasarkan Pancasila, tetapi lebih berideologi komunis. Terlepas dari tantangan yang ada, Soekarno mampu mempertahankan kepemimpinan dan pengaruhnya, baik di dalam negeri maupun internasional. Ia juga dikenal sebagai seorang filosof dan teolog yang mampu mengubah pikiran masyarakat dan membuat mereka semakin mau mengikuti ajarannya. Gaya kepemimpinan Ir.Soekarno dilandasi oleh ideologi moral dan etika sebagai pedoman bangsa dan partai, sehingga menghasilkan sosok yang konsisten dan penuh semangat. Beliau berani, tegas, cerdas, bijaksana, tenang, sabar, dan sangat percaya diri. Beliau juga mengambil alih perusahaan asing, termasuk Belanda, dan menentang kapitalisme.

Masa jabatan Soeharto sebagai presiden terlama di Indonesia berlangsung selama 32 tahun, yang dimulai dengan terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1967 dan berakhir pada tahun 1998. Soeharto terkenal dengan ketekunan, inisiatif, dan kemampuannya dalam mencapai kesuksesan, serta serta kemampuannya dalam menguraikan dan meningkatkan kesehatan mental saat menghadapi masalah. Ia juga terkenal karena kemampuannya menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk menjalankan misinya. Kekurangan Presiden Soeharto semasa menjabat Presiden Republik Indonesia, yaitu kediktatoran politik dan kediktatoran, serta penjarahan sumber daya, menyebabkan perekonomian Indonesia mencapai pertumbuhan yang substansial namun tidak merata, sehingga memperparah kesenjangan antara si kaya dan si miskin dalam masyarakat. Ketimpangan, diskriminasi terhadap warga negara Tiongkok atas sumber daya, meluasnya korupsi, kolusi dan nepotisme, kritik ditindas, oposisi dilarang, kebebasan pers sangat dibatasi dan yang dicapai Suharto adalah Indonesia menjadi salah satu negara terkaya. Dihormati negara lain, Indonesia punya peningkatan pendapatan per kapita, kemajuan di sektor migas, swasembada beras, sukses imigrasi, sukses program keluarga berencana, sukses melek huruf, sukses swasembada pangan, tingkat pengangguran terendah, REPELITA (rencana lima tahun) ) Berhasil Development Plan), keberhasilan gerakan wajib belajar, keberhasilan gerakan orang tua angkat nasional, keberhasilan keamanan dalam negeri, dan kemauan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, kesuksesan menumbuhkan rasa nasionalisme dan keinginan produksi dalam negeri.

B.J Habibie mempunyai gaya kepemimpinan Dedikatif-Fasilitatif yang berbeda dengan kepemimpinan Demokrat. Ciri-ciri kepemimpinan ditinjau dari gaya komunikasinya antara lain kurangnya spontanitas, kecenderungan bereaksi cepat, dan kurangnya kepedulian terhadap konsekuensinya. Seseorang yang sangat emosional dan merespon dengan cepat. Habibie digambarkan sebagai individu bermasalah yang, meskipun alergi terhadap kritik, namun berhasil mempertahankan sikap positif. Kenaikan Presiden Habibie menjadi Presiden Republik Indonesia ditandai dengan demonstrasi yang melibatkan pejabat dan mahasiswa. Hal ini berkat kemampuan Habibie dalam mengatasi permasalahan seperti sembako, krisis ekonomi yang menghambat pelaksanaan proyek komersial, dan IPTN rawan bangk. Timor Timur, meskipun menghadapi tantangan yang dihadapi NKRI, memiliki ciri khas rasa patriotisme yang kuat, keinginan akan perdamaian, keinginan akan kesejahteraan, dan keinginan akan kebebasan beragama. Hal ini juga ditandai dengan perilaku subversif dan keyakinan bahwa stabilitas politik akan tetap terjaga, mengizinkan pendirian partai politik, tidak akan membuat investor tetap berinvestasi di Indonesia, dan nilai tukar rupiah kembali meroket.

K. H. Abudrrahman Wahid menjabat sebagai presiden pada tahun 1999 hingga 2001. Beliau yang juga dikenal dengan nama Gus Dur ini memiliki semangat toleransi karena beliau adalah seorang kyai, sangat liberal dalam berpikir, banyak berpikir, tidak terlalu disiplin, dan beriman. di LSM. Presiden Abdurrahman Wahid adalah pemimpin Responsif-Akomodatif yang berupaya mengumpulkan semua manfaat yang diharapkan dapat dikonsolidasikan ke dalam satu paket. Pada masa jabatan Gus Dur dianggap terbuang-buangnya dana APBN karena sering bepergian ke luar negeri. Ia merupakan sosok kontroversial yang komentarnya mengobarkan politik dalam negeri dan membuat banyak parpol bersimpati menjadi muak. Selain itu, pemerintahan Gus Dur juga memiliki beberapa kelebihan, seperti memberikan kebebasan kepada seluruh etnis, termasuk Tionghoa, serta mengambil tindakan berani dan tegas di bidang ekonomi.

Megawati Soekarnoputri adalah presiden wanita pertama Indonesia yang menjabat pada tahun 2001 hingga 2004. Gaya kepemimpinan Presiden Megawati lebih mencerminkan budaya Timur dan cukup demokratis. Namun, ia dikenal berpikiran tertutup, anti-kritis, dan mudah emosional. Megawati memiliki sifat kepemimpinan yang tenang dan menghabiskan waktu lama untuk memikirkan keputusan yang akan diambilnya agar ketika keputusan itu diucapkan tidak berubah lagi. Masa kepemimpinan Megawati nyaris tidak menggambarkan visi pemerintahan dan lebih mengutamakan keluhan dan perasaannya. Kurangnya gaya kepemimpinan yaitu, kurangnya pemahaman dalam bidang ekonomi, sehingga keputusan yang diambil tidak berpihak kepada rakyat, lebih mementingkan partai politik daripada kepentingan, dianggap gagal melaksanakan agenda reformasi dan tidak mampu mengatasi krisis bangsa, lebih banyak penegakan hukum. Manfaat kepemimpinan antara lain keterampilan manajerial dan kemampuan menyelesaikan konflik eksternal, serta pemimpin yang demokratis dan kuat.

Susilo Bambang Yudhoyono atau sering disapa SBY adalah presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat pada tahun 2004 hingga 2019. Beliau sangat mampu dan bisa menjadi presiden dengan kepemimpinan yang ramah, cerdas, tegas, santun, apik dalam hal berbusana karena dibesarkan dalam lingkungan tentara , dan ia juga berlatar belakang tentara, tampak agak formal, lembut, penuh pemikiran, meskipun dianggap peragu dan lambat. Gaya kepemimpinan Beliau sangat demokratis, sehingga meningkatkan stabilitas politik dan kehidupan demokratis. Selain itu, penting untuk menjaga fokus dan bersikap defensif dalam situasi kritis. Sayangnya, ia tidak memiliki sistem pendukung yang kuat di Parlemen. Membuatnya tidak leluasa mengambil keputusan, karena dukungannya harus diparlemen. Apalagi akan mengangkat kasus korupsi dari orang dengan latar belakang parpol besar. Sangat disayangkan ketika Indonesia memiliki orang-orang yang tepat untuk memimpin, parlemennya dipenuhi oleh orang-orang yang haus suap. Kelemahan pada masa kepemimpinan SBY adalah kenaikan harga BBM, demonstrasi yang terjadi akibat bertambahnya utang negara secara historis, dan faktanya banyak negara lain yang mengklaim warisan budaya asli Indonesia, namun banyak kelebihan pada masa kepemimpinan SBY, yaitu keberanian untuk membawa budaya tradisional Indonesia Bawa ke Indonesia. Kasus korupsi di kalangan pejabat pemerintah dan pemerintah pusat telah meningkatkan pendanaan APBN untuk sektor pendidikan.

Joko Widodo adalah seorang presiden yang sangat tipikal, yang karakternya mengambil keputusan di luar dugaan namun memuat hal-hal penting dalam masyarakat. Kepemimpinan bercirikan kesederhanaan, sangat tegas, dan konsisten. Citra pemimpin yang tidak membeda-bedakan dan benar-benar peduli terhadap masyarakat kelas bawah atau rakyat kecil. Gaya kepemimpinannya bersifat abdi dan ia menganggap dirinya seorang abdi yang harus melihat langsung kehidupan masyarakat, keluh kesahnya, dan nasibnya. Dalam konteks ini, Jokowi dikenal suka dengan ciri-ciri 'blusukan'. Kelebihan gaya kepemimpinan Jokowi adalah ia telah membangun infrastruktur yang diapresiasi secara luas dan cukup memuaskan masyarakat, berhasil menjaga inflasi negara, merupakan pemimpin yang dekat dengan masyarakat, dan telah menjalankan KIP, BPJS, Prakerja dll. Terdapat beberapa kelemahan dalam gaya kepemimpinan Jokowi, seperti ketidakmampuan menyelesaikan kasus pelanggaran HAM dan korupsi, sulitnya mendapatkan lapangan kerja, lambatnya penanganan kasus Covid-19 sehingga masih mewabah di Indonesia, tantangan terhadap kesenjangan.

Penulis

Elvi Gusmta

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas Kepemimpinan Islam yaitu meriset gaya kepemimpinan Abu Bakar vs Presiden RI

Dosen Pengampu: Rahmad Al Rian, M.Kom

Sumber

https://www.kompasiana.com/rizkyindahsyahfitri0414/61767a2706310e548825f302/analisis-gaya-kepemimpinan-7-presiden-ri-karakteristik-kelebihan-dan-kekurangan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image