Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahid Hermansyah

Komunikasi Antara Budaya dalam Film La Tahzan

Sastra | Monday, 15 Jan 2024, 11:19 WIB
Foto by : Google

Artikel Film "La Tahan"

Oleh

Syahid Hermansyah

22010400060

Dosen Pengampu

Dr. Nani Nurani Muksin, M. Si.

Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Jakarta

[email protected]

gambaran alur pertama sebagai adegan pembuka film “La Tahzan”. Layar pembuka film dibuka dengan arti QS. Dalam Taubah : 40 yaitu “Jangan bersedih, Sesungguhnya Allah beserta kita”. Cerita dimulai Viona (Atiqah Hasiholan) yang mengikuti pelajaran bahasa Jepang di kelas bersama teman-temannya sambil dibimbing oleh guru. Selanjutnya kami berpindah tempat ke restoran Jepang, tempat Viona dan Hasan (Ario Bayu) sedang makan. Saat Viona hendak menyantap makanan pertamanya, Hasan menyuruhnya untuk tidak makan. Rupanya Hasan memberikan hadiah kepada Viona. Setelah menerima hadiah itu Viona menuju kamar mandi. Saat Viona hendak masuk, ternyata ada seorang wanita yang keluar dari kamar mandi (Cameo). Idem menikahi wanita itu dan meminang Viona. Jawab Viona sambil tersenyum.

Lalu saat hendak mencuci tangannya Viona menemukan sebuah cincin di kamar mandi. Viona segera keluar dari shower dan menghampiri wanita yang keluar dari kamar mandi sebelum masuk. Saat sebelum wanita itu berbicara dalam bahasa Jepang, Viona berbicara kepadanya dalam bahasa Jepang. Lalu, tibalah saatnya Hasan tiba-tiba pergi ke Jepang tanpa memberikan alasan yang jelas. Berbulan-bulan telah berlalu sejak kepergian Hasan. Saat Viona hendak belajar, gurunya menjelaskan kepadanya tentang sebuah sekolah di Arubaito (bekerja) di Jepang yang membuatnya tertarik untuk bergabung. Ketika Viona dan teman-temannya tiba di Jepang, ia pergi ke bilik telepon umum terdekat untuk menghubungi kepala sekolah dan memberitahukan bahwa ia dan teman-temannya telah datang ke negeri bunga sakura. Sebelumnya dia berada di dalam kelas, saat dia dan murid-murid barunya masih bersekolah. Kondektur bus sambil menyanyikan lagu-lagu Jepang yang gembira. Ini juga merupakan bentuk komunikasi yang berhasil.

membimbingnya agar mereka senang dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

Setelah bergabung dengan Viona dan Aing, Yamamoto kemudian menjelaskan teknik penggunaan peralatan di dapur. Hal ini dapat memudahkan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di dalam kelas, kepala sekolah dengan gembira menyambut siswanya yang baru tiba di Jepang. Kepala sekolah mendorong para siswa tersebut untuk membiasakan diri dan terlibat dalam pelaksanaan program pembelajaran Arubaito. Aktivitas Viona dan teman-temannya mulai mengerjakan sesuatu di dalam kamar. Hari itu Viona sedang belajar bahasa Jepang. Hal pertama yang harus dia pelajari adalah mengenali berbagai jenis kata. Saat di rumah, Viona teringat pesan ibu Hasan kepadanya untuk memeriksa keadaan Hasan.

Pada adegan selanjutnya kita melihat Viona mengendarai sepeda dan melintasi rel kereta api. Budaya Jepang dalam hal transportasi sebagian besar masyarakatnya menggunakan kereta api, bus dan sepeda serta sering menggunakan mobil seperti taksi. Beberapa orang menggunakan bersepeda untuk belajar bagaimana tetap sehat dan menghemat uang. Setiap hari Viona belum mendapatkan pekerjaan. Ia pun teringat uang pemberian orangtuanya yang mulai habis. Hal ini mengharuskannya belajar untuk memiliki lebih banyak uang. Pagi harinya Viona berniat mencari rumah Hasan keberadaannya.

Saat hendak mengendarai sepedanya, Yamamoto berteriak dan membawa kabar gembira. Mendengar hal tersebut Viona mengikuti instruksi Yamamoto dan berangkat ke tempat dimana dia dipanggil bekerja untuk melakukan wawancara. Adegan ini merupakan akhir cerita film dan awal film “La Tahzan”. Berikutnya adalah analisis komunikasi antarbudaya pada alur sentral film “La Tahzan”.

Alur tengah merupakan tahap perkembangan cerita. Aspek pengembangan merupakan bagian utama dari seluruh pengembangan karakter. Bagian ini merupakan rangkaian langkah yang membentuk keseluruhan narasi.81 Langkah ini merupakan pintu masuk konflik internal. Berikut uraian alur sentral sebagai tahapan dalam perkembangan film “La Tahzan”.

Saat Viona ingin berangkat kerja, terlihat jelas keadaan Viona yang masih tertidur pagi itu. Saat ia mengendarai sepedanya, ia tidak dapat menangkapnya karena tidak mengetahui ada orang yang menyeberang jalan sambil membawa tas. Akhirnya Viona terjatuh dan Yamada membantunya. Sesampainya di restoran tempat Viona bekerja ia langsung disambut dengan teriakan sang manajer. Sang manajer jelas sangat kesal karena Viona tidak tepat waktu. Ketika Yamada mengetahui bahwa Viona bekerja di sebuah restoran, dia pun ikut bekerja.

Temui Viona dan berikan dia kartu namanya. Malam harinya Viona menjadi teman Yamada di Facebook dan kemudian ia menerima telepon dari Yamada. Yamada dipanggil Viona menggunakan bahasa Indonesia. Viona tidak tahu kenapa Yamada berbicara bahasa Indonesia.

Di tengah perbincangan tiba-tiba Aning menghampiri kamar Viona dan bertanya tentang pakaian Aning. Viona bilang Aning juga baik-baik saja. Ketika Yamada mendengar ini, dia sangat senang. Viona merasakan dorongan untuk menanggapi panggilan Yamada. Sebab, ya, yang diucapkan Viona adalah jawaban atas pertanyaan Aning, bukan penerimaan ajakan Yamada. Akhirnya pada hari senin sore Viona menepati janjinya untuk menemui Yamada. Saat Yamada dan Viona bertemu dan berdiskusi banyak hal mengenai aktivitas mereka. Yamada bertanya pada Viona kemana dia ingin berjalan.

Viona pun menanyakan alamat rumah Hasan. Di adegan berikutnya, Yamada membawa Viona ke alamat Hasan. Namun ternyata ia sudah tidak tinggal di sana lagi, dan yang lebih pahit lagi, Viona mengetahui bahwa Hasan menjadi pekerja ilegal di Jepang karena masalah visa. Keesokan harinya Yamada mengajak Viona ke berbagai tempat, fotonya Hasan posting di Facebook. Kemudian dia bertanya ke rumah terdekat disana dan menanyakan tentang Hasan. Salah satu pemilik rumah mengaku mengenal Hasan karena dialah yang menjadi pembersih rumahnya. Lalu ia memberikan kartu nama Yamada Hasan dan Viona meminta Yamada membantunya menelpon Hasan.

Setelah beberapa waktu, mereka bertemu di Dotombori. Namun setelah melihat Viona, Hasan menjauhkan diri dari Yamada. Sayangnya Viona dan Yamada tidak bisa menemukan Hasan. Keesokan paginya Aning membangunkan Viona karena tidak bangun pagi. Namun ternyata Viona sedang menderita demam. Setelah memberikan obat pada Viona, Aning bersiap untuk berangkat. Saat hendak berangkat, Yamada datang, Aing meminta Yamada membantunya agar bisa merawat Viona yang sedang sakit. Yamada pun menerima permintaan bantuan Aning. Akhirnya Aning menyerah dan meninggalkan Yamada. Yamada memanggil Viona dan membukakan pintunya. Menyadari hal itu Viona menyuruh Yamada keluar dari kamarnya. Yamada juga memasak untuk Viona. Makanan yang ia siapkan adalah sejenis sup agar Viona terasa lebih enak dan memakannya akan membuat Viona segar.

Setelah makanan diantar ia memberikannya pada Viona. Viona dengan penuh semangat memakannya dan Yamada pun senang melihatnya. Setelah itu Yamada menghibur Viona agar bisa tersenyum dan mengajaknya jalan-jalan lagi. Setelah Viona pulih tibalah saatnya Yamada mengajak Viona jalan-jalan mencari udara segar. Yamada pun menyempatkan diri untuk berdoa. Viona tidak mengganggu Yamada dan menganggapnya sebagai tanda kesabarannya. Setelah itu Yamada mengajak Viona berkeliling kuil dan mencoba merapal mantra disana yaitu omikuji. Film ini merupakan akhir cerita yang berada di tengah-tengah film “La Tahzan”.

Berikutnya adalah analisis komunikasi antarbudaya pada alur sentral film “La Tahzan”.

Analisis Unsur Komunikasi Antar Budaya Dalam Film “La Tahzan”

• Sistem kepercayaaan, nilai dan sikap (belief, value, attitude)

• Pandangan dunia (world view)

• Organisasi Sosial (social organization)

• Analisis Unsur Adaptasi Budaya pada Film “La Tahzan”

• Konformitas (Conformity)

• Inovasi (Innovation)

• Ritualisme (Ritualism)

• Fase Optimistic

• Masalah Cultural

• Fase Recovery

• Fase Penyesuaian

Kesimpulan

Film “La Tahzan” menggambarkan realitas kehidupan di lingkungan agama dan budaya yang berbeda. Dari analisis contoh cerita Tzvetan Todorov dan film “La Tahzan”, diketahui bahwa film tersebut mempunyai tiga bagian alur, yaitu: Pertama, yang pertama adalah permulaan, titik awal cerita. . Acara ini tertarik dan berpartisipasi dalam program beasiswa Arubaito. Sesampainya di Jepang, kepala sekolah mengambil karakter tersebut dan teman-temannya. Setiap hari, karakter berbahasa Jepang ini mengenalnya dan mengendarai sepeda jika dia mau. Kedua, alur sentral merupakan bagian yang sering membuka pintu konflik. Orang Jepang sangat memahami nilai waktu, dan mereka adalah tipe orang yang tidak sabar menunggu.

Dalam film tersebut, kita melihat karakter tersebut datang terlambat ke tempat kerja dan ditegur oleh manajer dan ketika teman barunya merasa frustrasi dengan perilaku tersebut karena dia terlambat memenuhi janjinya. Ketiga, alur akhir merupakan akhir cerita, yaitu momen berakhirnya suatu hal dan ditemukannya suatu penyelesaian. Dalam plot ini, tokoh tersebut tidak menikah dengan teman barunya karena dia, dan akhir-akhir ini enggan menerima Islam. Selain itu ketika ia sedang isticharah, yang ada di pikiran orang tersebut adalah teman lamanya. Lalu, teman lamanya itu berkarakter jujur tentang alasannya pergi ke Jepang. Akhirnya mereka siap menerima keadaannya dan bisa saling melakukan perubahan.

Karakter ini mengalami perubahan budaya selama berada di Jepang. Praktek ini menemui kesulitan dalam menghadapi budaya Jepang yang menganut prinsip disiplin terhadap segala sesuatu, terutama waktu. Seiring berjalannya perjalanan, karakter mulai mengenalnya dan beradaptasi dengan baik.

Daftar Pustaka

Devito, Joseph. Komunikasi Antarmanusia, (Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011).

Agil Husin, Said dan Munawar, Al. Fikih Hubugan Antaragama Berbasis Kultural, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005).

Agus, Bustanudin. Agama dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006).

Braston, Gill and Stafford, Roy. The Media Student's Book, (London and New York: Routledge, 2003).

David, Bordwell and Kristin, Thompson. Film Art an Introduction, Fourth Edition, (Yogyakarta: Jalansutra, 2009).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997).

Erianto. Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image