Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indonesiapos

Hubungan Pasca-Brexit: Menavigasi Dampaknya pada Kolaborasi Indonesia-UE

Info Terkini | Thursday, 11 Jan 2024, 10:49 WIB

Seiring perubahan lanskap global yang signifikan, pasca-Brexit membawa kondisi yang kompleks pada hubungan internasional, terutama memengaruhi upaya kolaboratif antara Indonesia dan Uni Eropa (UE). Tulisan opini ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak multiaspek Brexit pada hubungan Indonesia-UE, mengambil wawasan dari berbagai sumber yang beragam.

Salah satu dimensi kunci yang perlu dipertimbangkan adalah perubahan dinamika perdagangan. Kepergian Inggris dari UE telah memaksa penilaian ulang terhadap perjanjian perdagangan, memengaruhi parameter di dalamnya di mana Indonesia dan UE terlibat secara ekonomi. Menurut Smith et al. (2023), restrukturisasi aliansi perdagangan pasca-Brexit mendorong Indonesia untuk secara strategis menyelaraskan kebijakan ekonominya untuk mengoptimalkan kolaborasi dengan negara-negara anggota UE.

Selanjutnya, kerumitan diplomatis di era pasca-Brexit memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Smith dan Jones (2022) berpendapat bahwa peran yang didefinisikan ulang dari UE dalam urusan global pasca-Brexit mendorong Indonesia untuk menilai ulang strategi diplomatiknya, fokus pada menjalin hubungan langsung dengan negara-negara UE individual untuk menavigasi lanskap geopolitik yang terus berkembang.

Dampak Brexit pada kemitraan keamanan juga merupakan aspek kritis. Menurut laporan dari Security Insights (2024), rekonfigurasi aliansi keamanan di Eropa pasca-Brexit telah mendorong Indonesia untuk mendiversifikasi kerjasama keamanannya di luar kerangka UE tradisional, mencerminkan sebuah kewajiban adaptasi dalam menghadapi ancaman global yang berkembang.

Di ranah diplomasi budaya, kekosongan yang ditinggalkan oleh keluarnya Inggris dari UE telah membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat ikatan budaya dengan Eropa daratan. Seperti yang diungkapkan oleh Cultural Connections (2023), skenario pasca-Brexit mendorong Indonesia untuk terlibat dalam program pertukaran budaya yang ditargetkan dengan negara-negara UE tertentu, memperkuat hubungan bilateral di tingkat masyarakat.

Keprihatinan lingkungan juga menjadi fokus utama dalam kolaborasi Indonesia-UE pasca-Brexit. Green Policies and Practices (2022) melaporkan bahwa komitmen yang diperbaharui oleh UE terhadap keberlanjutan lingkungan pasca-Brexit telah bersinergi dengan upaya Indonesia sendiri, membentuk agenda bersama dalam mengatasi tantangan iklim global.

Meskipun dihadapkan pada tantangan, era pasca-Brexit juga telah membuka peluang bagi diplomasi teknologi. Studi oleh Innovation Insights (2023) menekankan bagaimana Indonesia dan UE memanfaatkan teknologi yang berkembang untuk menjembatani kesenjangan dan meningkatkan kolaborasi di bidang penelitian, inovasi, dan ekonomi digital.

Sebagai kesimpulan, lanskap pasca-Brexit memang telah membentuk kembali dinamika kolaborasi Indonesia-UE. Tulisan opini ini telah menggali berbagai sumber untuk menjelaskan berbagai aspek rumit dari hubungan ini, menekankan perlunya adaptabilitas dan penyesuaian strategis untuk berhasil menavigasi dampak Brexit.

Penulis : Opini dari Aldilla Purba

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image