Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image khadeeja yasmine

Mengatasi Prokrastinasi untuk Mahasiswa dari Sisi Psikologi

Edukasi | Monday, 27 May 2024, 20:15 WIB

Kenapa sih kita bisa sering menunda pekerjaan? Bagaimana ya cara menghilangkan kebiasaan tersebut?

Sebagai mahasiswa banyak hal yang harus kita kerjakan, baik itu akademik maupun non-akademik. Hal tersebut mencakup tugas kuliah, praktikum diantara kesibukan organisasi, seminar, magang, upgrade diri, hobi dan kegiatan lain yang mengasah soft skill. Dari banyaknya kegiatan yang dilakukan tak jarang membuat kita menunda salah satu pekerjaan yang harus kita lakukan.

Istilah penundaan dalam psikologi disebut dengan prokrastinasi (Pradinata & Susilo, 2016). Menurut Ferrari et al (dalam Pradinata & Susilo, 2016) prokrastinasi dibagi menjadi dua yakni akademik dan non akademik. Menurut Telaumbanua (2016) prokrastinasi akademik sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas-tugas akademik.

Penyebab prokrastinasi bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti ketidakmampuan mengelola waktu, rasa takut akan kegagalan, kurangnya minta pada tugas yang harus dilakukan atau kurangnya pemahaman akan pentingnya tugas dan tanggung jawab tersebut untuk dirinya. Penundaan prokrastinasi pun tidak melulu dengan waktu yang lama akan tetapi dapat dilakukan dengan waktu yang singkat, penundaan yang biasanya mahasiswa lakukan adalah akan mengganti kegiatan yang penting dengan kegiatan yang lebih menyenangkan dan memiliki tingkat kepentingan yang rendah (Wicaksono, 2017).

Ciri-ciri pelaku prokrastinasi akademik menurut Dini (dalam Wicaksono, 2017), yakni:

1. Kurang Dapat Mengatur Waktu

Kesulitan mengatur waktu luang merupakan hal yang sering terjadi, sementara waktu luang yang ada sering kali dimanfaatkan dengan kegiatan yang kurang ada manfaatnya.

2. Percaya Diri yang Rendah

Prokrastinator ini memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah, sehingga setiap dihadapkan pada penyelesaian tugas mereka merasa ragu untuk dapat menyelesaikannya.

3. Menganggap Diri Terlalu Sibuk

Prokrastinator memiliki anggapan bahwa ia tidak mempunyai waktu luang, sehingga membuat sibuk dan tidak sempat mengerjakan tugas.

4. Keras Kepala

Prokrastinator ini beranggapan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan merupakan kehendaknya sendiri sehingga mau dikerjakan atau tidak orang lain tidak dapat memaksanya.

5. Memanipulasi Tingkah Laku Orang Lain

Seorang prokrastinator segala kegiatan yang ada tidak akan dapat berjalan tanpa dirinya, sehingga orang lain tidak dapat memaksanya untuk melakukan sesuatu pekerjaan.

6. Menjadikan Penundaan Sebagai Perlindungan untuk Menghindari Tekanan

7. Merasa Dirinya Sebagai Korban

Prokrastinator sering beranggapan bahwa kegagalannya dalam menyelesaikan tugas tersebut, mempunyai arti bahwa sebenarnya dirinya adalah seorang korban yang tidak mampu mengerjakan tugas sebagaimana juga orang lain.

Terus bagaimana sih cara mengatasi prokrastinasi?

Menurut Gunarya (dalam Wicaksono, 2017) mengatasi prokrastinasi dapat dilakukan dengan:

1. Melakukan Telaah Diri Terhadap Tugas

Memahami terlebih dahulu persoalan yang sedang dialami dengan menganalisis situasi dan kondisi mengapa kita tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik

2. Menyelaraskan Diri Dengan Tugas

Tugas yang kompleks dan membutuhkan waktu lama hendaknya dibagi menjadi beberapa bagian pendek, sehingga setiap bagian bisa dikerjakan atau diselesaikan setiap hari/minggu/ bulan. Pengaturan dilakukan se-demikian rupa, sehingga tugas tersebut dapat diselesaikan secara keseluruhan paling lambat sebelum batas waktu yang ditentukan.

3. Menghindari Perasaan Terbebani

Perasaan terbebani harus dihindarkan, dengan cara memecah menjadi bagian/komponen yang lebih kecil tugas besar atau tugas sulit, sehingga terencana. Selanjutnya perhatian hendaknya dipusatkan hanya pada satu bagian saja yakni satu bagian yang sedang dikerjakan.

4. Hindarkan Menjadi Perfectionism

Kebiasaan ini lebih baik untuk dihindarkan karena akan memunculkan perasaan tidak berdaya. Individu yang mengerjakan hanya diharapkan untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan. Pembimbing/Konselor yang baik pada kegiatan ini, bukan melihat kesempurnaan, namun akan memperhatikan upaya serius dan perbaikan yang semakin nampak.

5. Memperhatikan Hal-Hal Penting

Prokrastinator perlu memper-hatikan hal-hal penting agar ia dapat segera mulai mengerjakan tugas/ kegiatan serta menjaga agar tetap mengerjakan tugas tersebut sehingga selesai pada waktu yang ditetapkan.

6. Melakukan Monitoring Perilaku Secara Sadar

Individu hendaknya memantau kegiatan dirinya sendiri sehari-hari. Mencatat kemajuan tugas yang telah dilakukan dengan cara memberi check-mark di daftar porsi pekerjaan, atau pada jadwal yang telah dibuat sebelumnya, untuk kegiatan yang baru saja diselesaikan.

7. Lakukan Apresiasi Kepada Diri Sendiri

Imbalan atau reward tidak boleh dilupakan pada diri sendiri, ketika sudah menyelesaikan tugas. Lakukanlah kegiatan yang membuat diri senang sebagai imbalan pada diri sendiri.

8. Mengembangkan Sikap Respect Kepada Diri

Menjaga respek diri perlu dikembangkan agar tidak terjebak ke masa lalu dan masa depan sehingga kita perlu untuk mensyukuri keadaan setiap saat proses yang dilaukan dan kapanpun

Menjadi mahasiswa tentunya sehari-hari dipenuhi oleh kesibukan dengan tugas-tugas akademik maupun non-akademik, akan tetapi kita perlu untuk memanfaatkan dan memanajemen waktu dengan baik agar terhindar dari perilaku prokrastinasi atau menunda pekerjaan.

Sumber :

Pradinata, S., & Susilo, J. D. (2016). Prokrastinasi Akademik dan Dukungan Sosial Teman Sebaya pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia, 4(2), 85–95. http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/899

Telaumbanua, K. (2016). Konsep Dasar Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Majalah Ilmiah Warta Dharmawangsa, 49.

Wicaksono, L. (2017). Prokrastinasi akademik mahasiswa. Jurnal Pembelajaran Prospektif, 2(2), 67–73. [email protected]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image