Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhamad Farhan Subhi

Mengenal Kitab-Kitab Himpunan Hadis di Kalangan Sunni dan Syiah

Agama | Monday, 01 Jan 2024, 16:53 WIB
Sunni dan Syiah adalah dua firqah islam terbesar saat ini

Sunni dan Syiah biasa kita kenal sebagai dua firqah islam terbesar saat ini. Walaupun banyak perbedaan di antara keduanya, Sunni dan Syiah memiliki beberapa sisi kesamaan. Di antaranya adalah sama-sama menempatkan hadis nabi sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an dan membuat kitab rujukan himpunan hadis masing-masing. Oleh Karena itu, di sini penulis akan mengenalkan sekilas tentang beberapa kitab rujukan himpunan hadis di kalangan Sunni dan Syiah. Dimulai dari kitab rujukan hadis sunni, yaitu adalah sebagai berikut:

1. Shahih Bukhari

Kitab yang memiliki nama asli al-Jami’ al-Musnad al-Shahih al-Mukhtashar min Umur Rasul Allah SAW wa Sunanih wa Ayyamih ini dinilai oleh Ibnu Shalah sebagai kitab hadis yang paling otentik atau shahih, yang posisinya dibawah peringkat Al-Qur’an. Ibnu Shalah berpendapat bahwa Kitab Shahih Bukhari berisi 7.275 hadis dengan pengulangan dan 4.000 hadis tanpa pengulangan. Kitab ini terdiri dari 93 bab. Adapun pembagian pembahasan per babnya yaitu, 79 bab membahas fiqih, 4 bab tentang keimanan, 5 bab terkait sejarah, 1 bab mengenai ilmu, 2 bab tentang tafsir al-Qur’an, dan 2 bab terkait perihal hadis.

2. Shahih Muslim

Syekh Imam Nawawi menyatakan bahwa penyusunan kitab yang memiliki nama asli al-Jami’ al-Shahih li Muslim ini dimotivasi oleh keinginan Imam Muslim untuk memilah hadis yang benar-benar berkualitas shahih dengan yang tidak. Syekh Imam Nawawi juga menyatakan bahwa dari 300.000 hadis yang berhasil dikumpulkan oleh Imam Muslim, hanya 7.275 hadis yang dikategorikan shahih. Dari jumlah ini, Kembali disaring menjadi tersisa 4.000 hadis. Hal ini dikarenakan sekitar 3.000 ternyata hanyalah hadis mukarrar (berulang).

3. Sunan Abu Dawud

Kitab karangan Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ath Ibn Ishak Ibn Basyir Ibn Syidad Ibn ‘Amr Ibn ‘Amran al-Azdi al-Sijistani yang ini merupakan karyanya yang paling monumental di antara karya-karyanya yang lain. Kitab ini dinamai Sunan, karena disusun dengan sistematika kitab fiqih. Imam Abu Dawud mengarang kitabnya ketika beliau tinggal selama 20 tahun di Daerah Tarsus. Kitab ini mencatat sekitar 4.800 hadis dari sekitar 5.000.000 hadis yang dimiliki oleh beliau. Namun sejumlah ulama ada yang menuturkan bahwa jumlah hadis yang terkandung dalam kitab Sunan Abu Dawud yaitu sebanyak 5274 hadis. Kitab ini terdiri dari 35 bab yang terbagi lagi menjadi 1871 sub bab. Dari 35 bab, 30-an di antaranya membahas masalah fiqih. Adapun persoalan lainnya al-ilm, al-huruf wa al-qira’, al-fitanh, al-mahdi, dan al-adab.

4. Jami’ Al-Tirmidhi

Kitab Abu Isa Muhammad Ibn Isa Ibn Saurah Ibn Musa Idn Dahhak. As Sulami al-Tirmidhi ini dinamakan al-Jami’ karena kitab ini membahas berbagai tema persoalan seperti masalah siyar (hukum internasional), adab, al-asyrat, dan lain sebagainya. Akan tetapi, kitab ini juga dikenal sebagai sunan, namun bukan berarti kitab ini hanya membahas persoalan fiqih.

5. Sunan An-Nasa’i

Kitab ini layak untuk menduduki peringkat kedua setelah Kitab Shahih. Hal ini dikarenakan didalam kitab ini masih terdapat beberapa hadis da’if. Meskipun begitu, beliau tidak pernah lupa untuk menunjukkan dimana letak kecacatan hadis tersebut. Susunan dalam kitab Sunan An-Nasa’i terbilang unik karena di dalam susunannya, beliau memodifikasi antara fiqih dan kajian sanadnya. Kitab ini memuat sekitar 5.761 hadis yang digolongkan menjadi 50 bab. Dari 50 bab tersebut, hanya ada dua bab yang membahas di luar masalah fiqih. yaitu al-Iman, dan al-Isti’adhah.

6. Sunan Ibnu Majah

Dalam penyeleksian hadisnya, Ibnu Majah tidak pernah menjelaskan kriteria atau standart yang digunakannya. Kitab ini memuat sebanyak 4.341 hadis. Akan tetapi, 3.002 hadisnya sudah dimuat dalam kitab al-Ushul al-Khamsah. Dengan semikian, berarti masih tersisa 1.339 hadis yang benar-benar hanya diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah. Adapun rincian kualitasnya yaitu 428 hadis shahih, 199 hadis hasan, 613 hadis yang lemah isnadnya, dan 99 hadis yang munkar dan makdhub. Kitab Ibnu Majah ini terdiri dari 37 bab, 29 di antaranya berisi fiqih, 1 bab tentang kedokteran, dan sisanya masalah moralitas.

Sebagai sebuah firqah islam terbesar kedua, Syiah juga memiliki kitab rujukan himpunan hadis andalan mereka. Berikut adalah kitab rujukan himpunan hadis Firqah Syiah.

1. Al-Kafi

Kitab karangan Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini ini bukan hanya merangkum hadis-hadis bertema fiqih. Melainkan juga mengenai akidah, sirah nabawiyah, dan sejarah para Imam Syiah. Kitab ini dikarang dalam kurun waktu sekitar 30 tahun. Para Ulama Syiah yakin bahwa Abu Ja’far adalah seorang yang alim dan teliti. Itulah alasan para Ulama Syiah menjadikan kitabnya sebagai kitab himpunan hadis yang paling utama di kalangan mereka. Kitab al-Kafi terdiri dari 8 juz yang kemudian terbagi lagi menjadi 3 bagian pembahasan. Pembahasan pertama adalah tentang akidah, dimulai dari juz 1 sampai juz 2. Pembahasan kedua mengenai fiqih, yaitu 5 juz berikutnya. Adapun juz terakhir membahas tentang akhlak, khutbah-khutbah ahlul bait, dan surat-surat para Imam Syiah.

2. Man la Yahdurhu al-faqih

Kitab ini ditulis oleh Ulama Syiah bernama Syekh Abu Ja’far Muhammad Ibn Ali Babuwaih al-Qummy atau yang biasa dikenal sebagai Syekh ash-shaduq (maha guru yang jujur). Kitab Man la Yahdhurhu al-Faqih merupakan Kitab Hadis Syiah dalam bidang kajian fiqih. Di dalamnya terdapat 9044 hadist, di mana 2050 hadistnya merupakan hadis mursal atau hadis yang terputus periwayatannya. Adapun sisanya merupakan hadist-hadist musnad atau bersambung periwayatannya.

3. Tahdzib al-Ahkam dan Al-Istibshar

Kedua kitab ini dikarang oleh seorang Ulama Syiah, yaitu Syekh Abu Ja’far Muhammad ibnu Hasan ath-Thusi atau yang biasa dikenal ath-Thusi. Ath-Thusi sendiri masih merupakan muridnya Syekh al-Saduq. Jumlah hadits yang tercantum dalam kitab Tahdzib mencapai 13.590 hadits. Adapun jumlah hadis dalam kitab al-Istibshar mencapai 5.511 hadits. Sebagian hadits-hadits di dalam dua kitab ini, diriwayatan oleh Syekh al-Thusi sendiri dan sebagian lainnya merupakan hasil penukilan dari Kitab al-Ushul al-Arba’ah dan kitab-kitab hadits kecil lain. Bersumber dari Syekh ath-Thusi sendiri dalam kitabnya Tahdzib, diketahui bahwa nama lengkap dari kitab ini adalah Tahzibal-Aḥkam fi Syarḥal-Muqni‘ah.

Kitabnya ini adalah syarah dari kitab al-Muqniah karangan gurunya, yaitu Syekh al-Mufid. Syekh ath-Thusi beranggapan bahwa walaupun kitab al-Muqni‘ah adalah sebuah karya yang komprehensif dan banyak mencakup keterangan-keterangan penting dalam persoalan hukum syariah, Kitab ini masih memerlukan penjelasan agar mudah dipahami, terutama bagi orang awam yang ingin mencari hukum fikih berdasarkan riwayat dari hadis-hadis.

Kitab al-Istibṣar adalah kitab keempat dari kitab rujukan himpunan hadis Syi‘ah. Pembahasan dalam kitab ini tidak berbeda dengan Kitab Tahzib al-Aḥkam hanya saja lebih ringkas. Hal ini dikarenakan Kitab al-Istibsar memang merupakan ringkasan dari kitab tersebut. Namun pada bagian akhir kitab al-Istibar, Syekh ath-Thusi menjelaskan perbedaan di antara kedua kitabnya. Sebagai catatan tambahan bahwa Kitab ini ditulis setelah empat tahun meninggal gurunya, Syekh al-Ṣaduq.

Itulah sedikit penjelasan yang bisa disampaikan penulis terkait Kitab Himpunan Hadis Syiah. Pada kenyatanya, walaupun Syiah terasa sangat berbeda dengan kita ahlus sunnah wal jama’ah, mereka tetap menjadikan hadis sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Hal itu dapat dilihat dari usaha sungguh-sungguh para Ulama Syiah dalam mengarang kitab hadis untuk menjaga kemurniannya. Wallahu a’lam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image