Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Nova Ganesa

Bernostalgia dalam Kumpulan Puisi Playon Karya F Aziz Manna

Sastra | Saturday, 30 Dec 2023, 15:16 WIB

Kritik sastra merupakan cara yang dilakukan dalam menganggapi suatu karya sastra maupun mencari permasalahan yang ada pada karya sastra. Kritik sastra dilakukan dengan menggunakan acuan atau teori yang sesuai, tidak dapat dilakukan secara asal-asalan. Banyak sekali teori atau pendekatan dalam penelitian atau kritik karya sastra. Salah satunya adalah teori mimesis.

Foto oleh Allan Mas: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-dengan-celana-coklat-berdiri-di-rumput-hijau-5623752/

Penganut teori mimesis beranggapan bahwa teori tersebut digunakan untuk menggambarkan sebuah cerminan dari realitas. Banyak sekali peneliti yang menggunakan teori tersebut dalam penelitiannya. Teori mimesis menarik karena dapat menimbulkan adanya pemikiran yang berbeda setelah menafsirkan sebuah karya sastra.

Playon merupakan sebuah kumpulan puisi karya penyair bernama F Aziz Manna. Kumpulan puisi ini berhasil memperoleh juara dalam lomba kategori puisi Kusala Sastra Khatulistiwa 2015-2016 dan pemenang Sayembara Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur 2015. Dalam bahasa Jawa, Playon memiliki arti berlarian. Terdapat 50 lebih syair yang dibagi menjadi 3 babak pada kumpulan puisi ini.

F Aziz Manna menggunakan nama-nama permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak pada zaman dahulu. Meskipun kebanyakan judul yang digunakan dalam tiap syairnya menggunkan bahasa Jawa tetapi isinya masih menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini seperti menunjukkan adanya tujuan untuk memperkenalkan budaya Jawa kepada masyarakat luas. Dalam buku ini juga terdapat Glosarium untuk memudahkan pembaca mengartikan kata-kata atau istilah bahasa Jawa yang terkandung dalam buku ini.

Tema dalam kumpulan puisi berjudul Playon ini memang unik, sederhana tetapi sangat menarik. Nuansa ceria dan menyenangkan tersampaikan dengan baik karena gaya penulisannya yang naratif. Banyak pesan moral yang ingin disampaikan pada tiap-tiap syairnya. Siapapun yang masa kecilnya pernah bermain dengan permainan yang disebutkan dalam kumpulan puisi ini akan terjerumus dalam jurang nostalgia dan mampu mengembalikan ingatan-ingatan masa kecil yang hanya bisa bermain dan bersenang-senang.

Salah satu syair dalam kumpulan puisi Playon karya F Aziz Manna

Layangan

musuh kami bukan lagi reranting dan dedaunan yang mudah disegrek benang gelasan. tembok dan kabel lebih dempal dan bebal. jika tak licah bisa munting dan nyasang, meski tetap harus kuat dan tajam, benang tak lagi bisa diulur panjang seperti kami punya pikiran. semua kini serba terbatas. lengah sedikit saja, urat yang serupa benang bisa rantas dan amblas.

(Sidoarjo-Surabaya, 2015)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image