Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Studi: Politik Dapat Membuat Sakit

Politik | Tuesday, 26 Dec 2023, 18:55 WIB
Politik uang bukan hanya merusak demokrasi, tetapi juga dapat memicu perasaan marah. Foto: Tahta Aidilla/Republika via republika.co.id.

MEMBINCANGKAN tentang politik dapat membuat kita sakit. Demikian kesimpulan penelitian yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal PLOS ONE.

Data menunjukkan, di antara orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang disurvei di Amerika Serikat (AS), 40% menggambarkan politik sebagai sumber stres yang signifikan.

Selain itu, kata para peneliti, sepertiga responden menyalahkan politik karena menyebabkan kelelahan, perasaan marah, dan memicu perilaku kompulsif.

Sekitar seperempat dari mereka yang disurvei menunjukkan bahwa mereka telah memberikan pertimbangan serius untuk pindah ke luar negeri gara-gara politik.

Temuan survei, yang dilakukan pada tahun 2020, menunjukkan bahwa komplikasi kesehatan ini tetap ada terlepas dari partai politik mana yang berkuasa.

“Kami bertanya-tanya apakah perubahan dalam kepresidenan akan mengubah sikap, dan jawaban singkatnya adalah tidak,” kata salah seorang peneliti, Kevin Smith, dalam siaran persnya, seperti dikutip kantor berita UPI.

Penelitian sebelumnya bahkan telah menghubungkan stres akibat iklim politik dengan peningkatan kelahiran prematur.

Selain itu, dalam survei terpisah pada tahun 2018, kaum muda mengatakan politik menyebabkan masalah tidur dan sulit berkonsentrasi.

Untuk penelitian ini, Smith dan rekan-rekannya menganalisis tanggapan terhadap jajak pendapat YouGov dari hampir 1.000 orang dewasa dari seluruh AS. YouGov adalah perusahaan riset pasar internasional.

Survei tahun 2017, yang mencakup tanggapan dari 800 orang dewasa secara nasional, menemukan bahwa dua pertiga dari mereka yang disurvei menunjukkan bahwa politik adalah sumber stres dan seperlima menyalahkan politik untuk masalah tidur.

“Ini tidak menyenangkan bahwa dalam rentang waktu itu tidak ada yang berubah,” kata Smith.

“Sebagian besar orang dewasa AS benar-benar menganggap politik menimbulkan dampak serius pada aspek sosial, psikologis, dan bahkan kesehatan fisik mereka,” tambahnya.

Dalam survei tahun 2020, para peneliti menggunakan 32 pertanyaan yang sama dan meminta peserta untuk menjawab dua kali, sekali pada dua minggu sebelum pemilihan umum dan pada dua minggu sesudahnya.

Data menunjukkan antara seperlima dan sepertiga orang dewasa yang disurvei — jumlah yang setara dengan 50 hingga 85 juta orang secara nasional — menyalahkan politik karena menyebabkan kelelahan, perasaan marah, kehilangan kesabaran, dan memicu perilaku kompulsif.

Menurut para peneliti, pada kedua penelitian yang dilakukan pada tahun 2020, 5% responden menunjukkan bahwa politik membuat mereka memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Smith berpendapat, dengan hasil-hasil penelitian yang tetap konsisten setelah hampir empat tahun menimbulkan kekhawatiran, dan bukan hanya untuk kesehatan tetapi juga untuk masa depan demokrasi.

“Jika orang melihat politik sebagai potensi yang mengancam kesejahteraan mereka sendiri, mereka cenderung akan berkata, ‘Persetan, saya tidak ingin terlibat,'” kata Smith.

“Padahal, demokrasi bergantung pada partisipasi. Kita membutuhkan keterlibatan warga secara sipil,” tambahnya.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image