Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anggia Sabina Damayanti

Pemikiran Cak Nur dalam Bidang Pendidikan

Pendidikan dan Literasi | Sunday, 17 Dec 2023, 08:35 WIB
https://magdalene.co/story/cak-nur-letakkan-fondasi-kokoh-dalam-pemenuhan-keadilan-bagi-perempuan/

Seperti yang kita ketahui, Nurcholish Madjid merupakan salah satu tokoh pembaharu modern. Dalam segi pendidikan, Nurcholish Madjid memiliki 2 corak pemikiran yang di prioritaskan, yaitu Pengembangan Intelektual dan Paradigma Pendidikan. Nurcholish Madjid berpandangan bahwa pendidikan yang baik adalah yang dapat membentuk manusia liberal dan kritis, di mana ia dapat menjadi orang merdeka.

Namun dalam hal ini, pembaharuan Nurcholis Madjid mengenai pendidikan secara mendalam lebih terfokus terhadap pendidikan Islam. Dimana pembaharuan Pendidikan islam ini berawal dari gagasan sistem pendidikan tradisional dan modern. Dalam pandangan pemikiran pendidikan islam, Nurcholis Madjid melihat bahwasannya pendidikan tidak akan berkembang, mulai terlupakan, tidak diakui atau bahkan lenyap apabila sistem pendidikan yang digunakan hanya sekedar mengedepankan aspek moral saja tanpa mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menunjukkan pemikiran Nurcholish Madjid tentang Pendidikan Islam harus diperbaharui dari sistem dan kelembagaannya dengan secara sadar merumuskan visi dan tujuan pendidikan untuk lebih maju dan mampu merespon perkembangan zaman.

Nurcholis Madjid menegaskan bahwa pendidikan agama bukan hanya sekedar mengajarkan tentang ritual-ritual kegaaman ataupun formal agama kepada peserta didik, namun lebih menuntut terhadap bagaimana tindakan percontohan kita ataupun cara pengimplementasiannya ketimbang teorinya. Adapun tujuan Nurcholis Madjid dalam pendidikan islam, diantaranya :

1. Tujuan tertinggi

Tujuan tertinggi ialah tujuan diutusnya manusia ke Dunia. Selain sebagai seorang hamba, manusia juga diturunkan dan dipilih untuk menjadi seorang khalifah yang meneruskan hasil ciptaan Allah di dunia.

2. Tujuan Umum

Adanya pengembangan potensi ialah dalam rangka mencapai tujuan tertinggi yang dapat disebut sebagai tujuan umum pendidikan. Terdapat kaitan yang sangat erat di antara ilmu, emosi, dan fitrah. Ketiganya saling berkaitan dan saling membutuhkan. Ilmu tidak dengan sendirinya membawa manusia pada keselamatan. Ilmu akan baik jika ditundukkan dalam fitrah kemanusiaan. Begitu pula dengan emosi, akan baik jika diarahkan oleh ilmu yang baik dan akan membawa keburukan jika tidak diarahkan dengan ilmu.

3. Tujuan Khusus

Menurut Cak Nur, kesadaran manusia akan siapa dirinya dan apa tujuannya di dunia ini sangat penting. Tugas utama manusia adalah untuk mengenal dan memiliki keinsyafan tentang Allah yang terwujud dalam bukti peribadatan. Berpijak pada makna kalimat tauhid yang mengandung arti negasi dan afirmasi, manusia harus meyakini hanya Allah satu-satunya dzat yang Esa dan yang berhak disembah.

4. Tujuan Sementara

Pendidikan agama di sekolah umum dirancang untuk memenuhi kewajiban setiap orang untuk mengetahui kebenaran dasar agamanya sebagai orang yang beriman. Dalam hal ini pendidikan agama berperan untuk menunjukkan kepada pemeluknya bagaimana menjadi pemeluk agama yang baik, memberikan pengetahuan dasar yang benar tentang agama, dan memberikan pandangan hidup yang religius. Dengan kata lain, tujuan pendidikan agama adalah memberikan nuansa moral dan etis pada ilmu-ilmu sekuler, bukan untuk menuntut legitimasi ilmu-ilmu tersebut. Berbeda dengan pendidikan agama di madrasah atau perguruan tinggi Islam yang bertujuan untuk mencetak ulama. Dalam hal ini, tujuan pendidikan adalah membentuk “produsen” menjadi ahli dan profesional. Perbedaan mendasar pada tujuan antara ini mempengaruhi metode dan kurikulum yang diterapkan. Jika pendidikan agama ditawarkan di sekolah-sekolah umum untuk menjawab pengetahuan tentang dasar-dasar iman Islam, maka pesantren, madrasah atau PTAI harus memiliki porsi materi keagamaan yang jauh lebih besar. Misalnya dalam pengajaran fikih, siswa harus diberikan pemahaman tentang perbandingan mazhab. Ini sangat penting untuk menciptakan seorang ustadz atau penceramah yang memiliki pemahaman islam yang menyeluruh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image