Dampak Cemburu Yang Berlebihan Dalam Hubungan
Eduaksi | 2023-12-02 18:20:44Cemburu dalam hubungan percintaan dapat menjadi hal yang merusak dan mengganggu keharmonisan hubungan. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak cemburu yang berlebihan dalam hubungan percintaan.
Menurut Yulianto (2009), Cemburu dalam hubungan percintaan adalah "emosi, kognisi, dan perilaku yang terkait dengan penilaian ancaman yang muncul dari potensi, aktual, atau imajinasi keterlibatan orang yang dicintai atau pasangan dalam hubungan dengan orang lain". Cemburu dapat terjadi pada hubungan pertemanan ataupun hubungan percintaan. Namun, cemburu yang berlebihan dapat merusak hubungan percintaan. Ia juga menemukan bahwa cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan pasangan merasa terkekang, tidak nyaman, dan merasa tidak dihargai. Selain itu, cemburu yang berlebihan juga dapat menyebabkan pasangan merasa tidak percaya dan merasa terancam dalam hubungan.
Media massa sering membahas dampak cemburu yang berlebihan dalam hubungan. Sebagai contoh, artikel di “The Guardian” menyebutkan bahwa cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan pasangan merasa tidak nyaman dan merasa tidak dihargai. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan pasangan merasa terkekang dan merasa tidak bebas dalam hubungan.
Dalam jurnal internasional berbahasa Inggris, Knox, Breed, dan Zusman (2007) menemukan bahwa cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan pasangan merasa tidak nyaman dan merasa tidak dihargai. Selain itu, cemburu yang berlebihan juga dapat menyebabkan pasangan merasa tidak percaya dan merasa terancam dalam hubungan.
Dalam artikel ini, kita juga akan membahas dampak cemburu yang berlebihan dalam era media sosial. Artikel di Hindustan Times menyebutkan bahwa media sosial dapat memperburuk rasa cemburu dalam hubungan. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa media sosial dapat memberikan jendela kehidupan orang lain, termasuk hubungan mereka, yang dapat memicu rasa cemburu dan ketidaknyamanan dalam hubungan.
Cemburu yang berlebihan dalam hubungan dapat memiliki beberapa dampak negatif, baik pada kesehatan fisik maupun mental serta pada hubungan itu sendiri. Berikut adalah beberapa dampak buruk cemburu berlebihan:
A. Hubungan Jadi Retak
Cemburu berlebihan dapat membuat hubungan menjadi rusak dan berkembang kehilangan, sehingga mungkin melewatkan pasangan.
B. Dijauhi oleh Orang-Orang Sekitar
Teman-teman di sekelilingmu mungkin memikirkan bahwa kamu adalah orang yang aneh dan menyebalkan karena cemburu berlebihan.
C. Berdampak Buruk pada Mental
Cemburu berlebihan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.
D. Menyebabkan Gejala pada Fisik
Cemburu berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan fisik, seperti menyebabkan gangguan emosional dan ketidakpastian.
E. Berisiko Untuk Hubungan Berakhir
Cemburu berlebihan dapat mengantarkan kalian untuk mengakhiri hubungan.
F. Membuat Anda Jadi Orang yang Posesif
Cemburu berlebihan dapat membuat seseorang merasa gelisah, sulit berkomunikasi, dan kurang percaya diri.
Untuk mengatasi cemburu berlebihan, penting untuk menghilangkan rasa cemburu dan fokus pada perasaan dan perspektif sendiri. Jika cemburu berlebihan menjadi masalah yang sulit diatur, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional mental untuk membantu mengatasi rasa cemburu dan menjaga kesehatan mental.
Cemburu yang berlebihan dapat merusak hubungan percintaan. Pasangan yang merasa terkekang, tidak nyaman, dan merasa tidak dihargai dapat merasa tidak bebas dalam hubungan. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk saling mempercayai dan saling menghargai satu sama lain dalam hubungan percintaan.
Dalam kesimpulan, cemburu yang berlebihan dapat merusak hubungan percintaan. Pasangan yang merasa terkekang, tidak nyaman, dan merasa tidak dihargai dapat merasa tidak bebas dalam hubungan. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk saling mempercayai dan saling menghargai satu sama lain dalam hubungan percintaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.