Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Annisa Mahyana Billah

Indonesia Emas 2045: Membangun Jiwa Nasionalisme Pelajar di Era Digital

Edukasi | Wednesday, 29 Nov 2023, 20:13 WIB

Nasionalisme para pemuda di Indonesia pada saat ini mengalami degradasi akibat perkembangan teknologi digital. Tentunya kita perlu beradaptasi dalam menghadapi perkembangan digital.

Banyaknya teknologi yang berkembang akan mempermudah informasi, budaya maupun pemikiran luar yang masuk kedalam Indonesia. Hal tersebut tidak lah selalu mewujudkan hal positif di kalangan para pemuda. Akan tetapi dengan maraknya budaya yang masuk menjadi salah satu faktor yang dapat melunturkan sifat nasionalisme para pemuda, yang mana mereka merupakan kalangan yang paling banyak mendapat pengaruh dari berkembangnya teknologi.

Budaya Indonesia menjadi budaya asing bagi para pemuda pada era ini. Mengutip dari pernyataan Presiden Korea Tourism Organization (KTO), menurut survei yang telah diadakan dari 26 negara di dunia, Indonesia mencapai 35 persen tingkat konsumsinya terhadap budaya Korea. Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwasanya para pelajar di zaman ini lebih memprioritaskan idolanya dibandingkan negaranya sendiri.

Era digital ialah suatu zaman yang di dalamnya terdapat kondisi perkembangan yang maju sehingga semua kegiatan dapat dilakukan secara digital. Dengan berkembangnya media cetak menjadi media digital inilah yang menyebabkan perubahan gaya hidup dan budaya. Di samping kelebihannya dalam mempermudah berbagai urusan, terdapat tantangan bagi karakter nasionalisme yang kian pudar. Pudarnya semangat kebangsaan para pelajar dikhawatirkan membuat mereka kehilangan identitas nasionalisme untuk menyongsong Indonesia emas 2045.

Para pelajar ialah kunci dari perkembangan bangsa di masa depan. Hilangnya nasionalisme dari diri mereka akan menjadi bencana besar terhadap utuhnya suatu negara. Generasi pelajar menjadi kunci tercapainya Indonesia Emas 2045. Jika mereka tidak dipersiapkan dengan wawasan kebangsaan dan paham nasionalisme maka budaya Indonesia akan luntur bahkan bisa tergantikan dengan budaya asing.

“Saat ini adalah waktu yang tepat bagi kita menyiapkan generasi muda bangsa untuk menyongsong era Indonesia emas, untuk menumbuhkembangkan semangat nasionalisme, membangun karakter, dan wawasan kebangsaan,” ujar Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Bali, Selasa (27/10/20).

Sekarang yang menjadi tantangan bangsa yakni tentang upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Pendidikan merupakan suatu jalan yang tidak akan lepas dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Para pelajar yang dibimbing dengan benar dan ditanamkan sikap nasionalisme yang tepat maka akan menjadikan mereka penerus bangsa yang berkualitas tinggi.

Warga melakukan kerja bakti. Sumber: Dokumentasi pribadi.

Berikut ialah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membangun jiwa nasionalisme dalam diri para pelajar muda di era digital ini:

1. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan merupakan pelajaran yang memfokuskan pengajaran untuk membentuk pribadi yang cerdas, bertanggung jawab, berkarakter dan juga memahami wawasan kebangsaan. Adanya pendidikan kewarganegaraan disetiap jenjang dalam instansi pendidikan merupakan upaya negara dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme para generasi muda melalui pendidikan. Hal ini merupakan cara yang ampuh dalam menanamkan teori kebangsaan pada setiap diri pelajar.

Pendidikan kewarganegaraan yakni mencakup tentang cara bagaimana menjadi warga negara yang baik, memahami pentingnya persatuan bangsa, mewujudkan generasi yang memiliki semangat nasionalisme, dan berbagai pemahaman terkait berbangsa dan bernegara. Pencegahan dampak derasnya budaya asing yang masuk juga dapat diatasi dengan pendidikan kewarganegaraan ini. Dalam menghadapi tantangan nasionalisme era digital ini, berpegang dengan nilai-nilai pancasila dan juga bhinneka tunggal ika merupakan jalannya. Oleh karena itu, model pendidikan kewarganegaraan ini perlu juga diimplementasikan dalam keseharian. Hal tersebut bertujuan untuk memperkuat sikap nasionalisme dalam diri para pelajar dimanapun ia berada.

2. Pengadaan Pendidikan Karakter

Pembentukkan jiwa nasionalisme tidak harus berasal dari sekolah. Namun, bisa juga memberikan pemahaman dengan melakukan pendidikan karakter anak sejak dini. Pendidikan karakter dasar selalu dimulai dari keluarga. Keluarga nerupakan ruang lingkup paling kecil dalam Masyarakat, sehingga peran orang tua sangat penting dalam pembentukkan karakter anak bahkan sejak dalam kandungan.

Pendidikan karakter mencakup sikap kejujuran, membentuk sikap empati pada anak, orang tua menjadi peran terbaik untuk anak, membiasakan hal-hal positif, memberikan apresiasi kepada anak, dan tidak melakukan justifikasi kepada anak. Masyarakat sekitar khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai warga negara Indonesia, dikarenakan gaya hidupnya cenderung mengikuti budaya barat. Dilihat dari sikap, anak muda zaman sekarang yang tingkah lakunya tidak sopan santun dan cenderung cuek terhadap lingkungan, di sinilah letak penting dan sentralnya peran pendidikan karakter dalam membawa para remaja khususnya pelajar untuk menuju ke arah perubahan sosial yang sekaligus bertujuan untuk kemajuan sosial dan kemajuan bangsa.

3. Mempelajari Budaya Bangsa Indonesia

Indonesia dari Sabang sampai Merauke memiliki keberagaman budaya yang kental nilai sejarahnya. Para pelajar muda sebaiknya mengenal dan melestarikan budaya-budaya tersebut, terutama budaya yang ada di daerahnya sendiri, sehingga kebudayaan itu tidak punah, diakui, atau dicuri oleh negara lain. Sejak tahun 2013 hingga 2022, disebutkan bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudaayaan Riset, dan Teknologi menetapkan bahwa ada 1728 Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) dan terbagi dalam 5 domain. Dengan mempelajari budaya lokal kita dapat mengetahui apa saja budaya menarik yang dimiliki Indonesia. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mempelajari dan menggunakan bahasa daerah di lingkungan keluarga, membaca buku tentang kebudayaan, belajar menari tarian daerah dan lain-lain.

4. Perbaikan Lingkup Pertemanan

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan. Begitupula dalam kehidupan generasi muda, harus saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Teman sebaya adalah peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan diri dalam pembentukkan sikap. Dikutip dari buku Semangat Nasionalisme dalam Bingkai Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara (2020) karya Ketut Rusmulyani, terdapat 3 cara yang dapat diterapkansebagai wujud semangat nasionalisme: toleransi, rasa solidaritas, dan berbuat baik tanpa pamrih.

Berbagi upaya yang dilakukan dalam membangkitkan jiwa nasionalisme dalam diri para pelajar muda di era digital ini merupakan kunci mencapai Indonesia emas. Pribadi warga negara yang berkualitas tinggi sejak usia muda inilah yang akan menjadi suksesnya perkembangan negara walau dihadapi berbagai tantangan zaman. Dengan itu peran dari semua pihak yang terkait baik dari lingkup sekolah, keluarga, maupun sosial pertemanan merupakan hal penting dalam menjaga nasionalisme bangsa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image