Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Rahma Sarita

Pemilih Pemula dan Partisipasi Politik dalam Pemilu 2024

Politik | Monday, 20 Nov 2023, 16:02 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024

Pemuda memiliki peran penting dalam proses demokrasi dan partisipasi politik. Menurut UU Pemilu Bab IV pasal 198 (Ayat 1), Pemilih Pemula adalah Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah genap berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah/pernah menikah, yang mempunyai hak memilih dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang Pemilu. Namun, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh pemilih muda dalam melibatkan diri dalam proses politik.

Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman dan pendidikan politik. Banyak pemilih muda yang belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem politik, proses pemilihan umum, dan pentingnya partisipasi politik. Hal ini dapat menghambat mereka dalam membuat keputusan politik yang cerdas dan mempengaruhi arah politik negara.

Selain itu, faktor sosial dan budaya juga dapat mempengaruhi partisipasi politik pemilih muda. Beban pekerjaan, pendidikan, dan tanggung jawab keluarga seringkali menjadi hambatan bagi pemuda untuk terlibat dalam aktivitas politik. Selain itu, adanya stereotip negatif tentang partisipasi politik pemuda juga dapat mengurangi minat dan motivasi mereka untuk terlibat.

Namun, penting untuk mencatat bahwa pemilih muda juga memiliki potensi besar dalam membawa perubahan positif. Mereka memiliki energi, semangat, dan gagasan segar yang dapat membawa perspektif baru dalam politik.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Kota Malang oleh Warburton (2020) mengenai politik identitas dan partisipasi politik di media sosial menunjukkan adanya pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik generasi Z. Penelitian ini menggunakan analisis model struktural untuk memahami hubungan antara politik identitas dan partisipasi politik di kalangan pemilih muda.

Selain itu, sebuah penelitian oleh Yolanda dan Halim (2020) tentang partisipasi politik online generasi Z pada pemilihan presiden Indonesia 2019 menunjukkan bahwa media sosial, seperti Twitter, memiliki peran penting dalam meningkatkan partisipasi politik pemilih muda. Dalam konteks pemilihan umum di Bali, sebuah penelitian oleh Electoral Research (2019) menunjukkan bahwa partisipasi pemilih di Provinsi Bali dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, seperti tingkat pendidikan, kesadaran politik, dan persepsi terhadap pentingnya pemilihan umum

Dalam konteks pemilihan presiden 2024, penting untuk memperhatikan partisipasi politik pemilih muda sebagai kelompok yang memiliki potensi besar dalam membentuk arah politik negara. Upaya pendidikan politik yang lebih baik, pemanfaatan media sosial, dan pemberian kesempatan kepada pemuda untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan politik dapat menjadi langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih muda di Indonesia.

Dalam konteks pemilihan presiden 2024, penting untuk memperhatikan partisipasi politik pemilih muda sebagai kelompok yang memiliki potensi besar dalam membentuk arah politik negara. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih muda di Indonesia antara lain:

1. Pendidikan Politik yang Lebih Baik

Upaya pendidikan politik yang lebih baik perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman pemilih muda tentang sistem politik, proses pemilihan, dan pentingnya partisipasi politik. Dengan pemahaman yang lebih baik, pemilih muda akan lebih termotivasi untuk terlibat dalam proses politik.

2. Pemanfaatan Media Sosial

Media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih muda. Partai politik dan lembaga pemilihan dapat memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi, mengadakan diskusi, dan melibatkan pemilih muda dalam proses politik. Melalui media sosial, pemilih muda dapat berinteraksi dengan para kandidat dan memperoleh informasi yang relevan.

3. Pemberian Kesempatan Terlibat dalam Pengambilan Keputusan Politik

Penting untuk memberikan kesempatan kepada pemuda untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan politik. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pemuda dalam forum-forum diskusi, konsultasi publik, dan kegiatan politik lainnya. Dengan memberikan kesempatan ini, pemuda akan merasa memiliki peran yang penting dalam pembentukan arah politik negara.

4. Membangun Keterhubungan

Penting untuk membangun keterhubungan antara pemilih muda dan para kandidat atau partai politik. Ini dapat dilakukan melalui pertemuan langsung, debat terbuka, atau forum-forum diskusi yang melibatkan pemilih muda. Dengan membangun keterhubungan yang lebih personal, pemilih muda akan merasa lebih terlibat dan memiliki kepentingan yang lebih kuat dalam proses politik.

5. Mengatasi Hambatan

Partisipasi Identifikasi dan atasi hambatan-hambatan yang mungkin menghalangi partisipasi politik pemilih muda. Beberapa hambatan yang mungkin termasuk kurangnya akses informasi, keterbatasan waktu, atau kurangnya kepercayaan terhadap sistem politik. Dengan mengatasi hambatan-hambatan ini, pemilih muda akan lebih termotivasi dan mampu untuk terlibat secara aktif dalam proses politik.

6. Mendorong Keterlibatan Melalui Isu-isu Relevan

Fokus pada isu-isu yang relevan dan penting bagi pemilih muda dapat meningkatkan partisipasi politik mereka. Pemilih muda seringkali tertarik pada isu-isu seperti pendidikan, pekerjaan, lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Dengan mengangkat isu-isu ini secara aktif dan memberikan solusi yang konkret, pemilih muda akan merasa lebih terhubung dengan proses politik.

7. Menggalang Dukungan dari Pemimpin Muda

Melibatkan pemimpin muda yang inspiratif dan berpengaruh dalam upaya meningkatkan partisipasi politik pemilih muda. Pemuda seringkali lebih terpengaruh oleh sesama pemuda yang berhasil dan memiliki visi yang kuat. Dengan dukungan dari pemimpin muda, partisipasi politik pemilih muda dapat meningkat secara signifikan.

Semoga strategi-strategi ini dapat membantu meningkatkan partisipasi politik pemilih muda dalam pemilihan presiden 2024 di Indonesia. Pemilih muda memiliki potensi besar dalam membentuk arah politik negara, dan melibatkan mereka secara aktif adalah langkah penting dalam membangun demokrasi yang kuat dan berkelanjutan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image