Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rafifah Fatimatuz Zahra

Pemicu Perceraian Masyarakat Modern

Politik | Thursday, 09 Nov 2023, 13:53 WIB
Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/perceraian-pemisahan-hakim-istri-3195578/

Dalam menjalankan sebuah pernikahan tentu pasangan menginginkan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Akan tetapi, kenyataannya banyak rumah tangga yang berakhir pada perceraian karena banyaknya pertengkaran yang dialami dan sulit untuk diselesaikan selain menempuh jalan perceraian. Akhirnya, angka perceraian pun terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

Dan faktor penyebab perceraian itu bermacam-macam bukan mengalami pertengkaran hebat atau tidak saling mencintai saja, tetapi ada beberapa faktor pendorong yang menjadi penyebab perceraian yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Ekonomi

Menurut Databoks, ekonomi menjadi penyebab utama dalam perceraian. Ada 110.939 kasus perceraian karena faktor ekonomi. Permasalahan ekonomi ini memanglah sering terjadi sebab ada yang suaminya sudah bersusah payah mencari nafkah untuk istri dan anaknya, tetapi istrinya malah bergaya hidup mewah dan nafkah yang diberikan tidak mencukupi kebutuhannya akhirnya melakukan perceraian. Begitu pun sebaliknya.

2. Kekerasan dalam Rumah Tangga

Tindakan kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi penyebab tingginya angka perceraian, terdapat 4.972 kasus (Databoks) yang terjadi di Indonesia, sebab tindakan yang sering terjadi dapat berupa fisik, psikologis, ataupun seksual. Dan tindakan KDRT tersebut dipicu oleh beberapa hal, misalnya membagi tanggung jawab dalam pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan rumah tangga yang seharusnya bisa dilakukan bersama-sama justru dilakukan oleh istrinya saja, dengan alasan suami lelah sudah bekerja seharian dikantor dan akhirnya bisa menimbulkan kekerasan fisik terhadap istri.

3. Perjodohan

Masih banyak orang tua diluar sana yang melakukan perjodahan terhadap anaknya, karena ingin memperbaiki perekonomian atau status sosialnya. Akhirnya pernikahan ini dilakukan dengan harapan bisa memperbaiki itu semua. Akan tetapi, setelah menjalankan pernikahan tersebut si anak banyak mengalami permasalahan dalam rumah tangganya yang akhirnya berujung pada perceraian. Bukan hanya perceraian saja yang menjadi dampaknya, tetapi setelah bercerai pun ada tekanan batin atau rasa trauma yang dialaminya setelah melakukan pernikahan tersebut.

4. Tidak Mendapatkan Keturunan

Setiap pasangan dalam menjalani kehidupan rumah tangganya pasti menginginkan kehadiran seorang anak, siapa si yang tidak mau mempunyai seorang anak?. Memiliki anak adalah impian semua pasangan yang sudah menikah. Akan tetapi, ada pasangan yang sudah menikah selama bertahun-tahun belum juga mempunyai keturunan, entah itu karena suami yang mandul ataupun istrinya yang mandul, sehingga permasalahan ini bisa menimbulkan salah satu pasangan meninggalkan pasangannya.

5. Pemabuk

Peceraian terjadi karena faktor mabuk juga banyak terjadi, ada 1.781 kasus (Databoks). Seorang suami yang mempunyai kebiasaan minum-minuman keras menimbulkan kejiwaanya tidak stabil. Mengakibatkan malas melakukan pekerjaan dan selalu bersikap tempramental. Hal ini menyebabkan pertengkaran yang hebat dan akhrinya berujung pada perceraian sehingga menelantarkan istri dan anaknya.

Pernikahan bukanlah hal untuk dipermainkan. Perlu banyak hal yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan sebelum melaksanakan pernikahan. Bukan karena faktor usia yang sudah memasuki kepala tiga, desakan orang tua, ataupun harta, tetapi butuh kesiapan mental untuk menjalani setiap permasalahan yang terjadi di dalam rumah tangga.

Adapun hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pernikahan agar tidak berujung pada perceraian yaitu kesiapan dalam berkeluarga, usia bisa mempengaruhi kesiapan mental seseorang, baiknya untuk perempuan menikah diusia 22 tahun dan laki-laki berusia 25 tahun karena diusia ini sudah bisa dibilang cukup matang dalam mengatur emosi dan mengelola perasaannya, sehingga jika terjadi permasalahan dalam rumah tangganya bisa menyikapinya dengan baik. Selain itu, keterbukaan satu sama lain juga perlu dilakukan untuk menghindari kecurigaan antar sesama dan yang tidak kalah penting yaitu bisa mengelola keuangan dengan baik dan bijak untuk kebutuhan pribadi dan rumah tangganya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image