Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alia Sabila

Melatih Kemampuan Bahasa Inggris via Stanning Grup K-Pop

Edukasi | Sunday, 29 Oct 2023, 08:46 WIB
Finger heart khas idol Korea. Sumber: freepik

Jika kamu merupakan bagian dari suatu fandom, pasti sudah familiar dengan yang namanya stan. Kata ini sering digunakan dalam ruang lingkup penggemar internasional. Menurut kamus Merriam-Webster, stan artinya an extremely or excessively enthusiastic and devoted fan (seorang penggemar yang sangat atau terlalu antusias dan setia).

Apabila seseorang menggunakan stan dalam suatu kalimat, misalnya I stan him, itu artinya, saya adalah penggemar berat dia. Saya tidak hanya seorang penggemar biasa, melainkan penggemar yang tahu banyak tentang dia. Dari aktivitas inilah perjalanan belajar bahasa Inggris saya dimulai.

Awalnya, saya hanya menganggap bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang wajib dipelajari begitu saja. Tetapi, hal ini berubah menjadi hal yang penting saat saya mulai menjadi penggemar atau menjadi seorang stan suatu grup K-Pop bernama Super Junior. Saat saya pertama kali mengetahui Super Junior, awalnya saya hanya terkesima dengan berbagai video musik yang memiliki tema berbeda. Ini merupakan hal yang baru saya lihat pertama kali. Namun, lama-lama saya penasaran dengan arti lagu-lagu tersebut, dan ketika saya mencari tahu di Google, yang tersedia hanya bahasa Inggris.

Begitu juga dengan acara variety show berbintang tamu Super Junior. Semua video yang tersedia mempunyai takarir atau sulih teks Bahasa Inggris. Sebenarnya, saya bisa saja memulai belajar bahasa Korea, bukan bahasa Inggris. Tetapi, karena saya tidak sabar untuk menonton semua video yang ada, jadi saya tonton video yang ada.

Hal ini melatih kemampuan saya untuk membaca teks bahasa Inggris secara cepat. Walaupun tidak bisa dipungkiri, ada banyak kosakata yang tidak saya mengerti. Kemampuan lain seperti menebak dengan cara melihat konteks kalimat dan apa yang sedang terjadi di video pun terasah. Seringkali saya menemukan kata yang saya tidak tahu persis artinya, tapi saya bisa menebak. Biasanya setelah saya mencari di kamus makna dari kata itu, hasilnya kurang lebih benar.

Selain menonton video, ada lagi satu aktivitas menarik yang dilakukan di grup penggemar, yaitu menulis fiksi atau yang biasa disebut fanfiction, tentang para idola K-pop. Peran utama biasanya dipegang oleh pembaca, atau y/n yang artinya your name dan satu atau bahkan lebih anggota grup yang disukai. Cerita-cerita ini biasanya saya baca di situs fanfiction.net, livejournal, asianfanfics, dan archive of our own. Tentunya saya tidak langsung mencoba untuk menulis.

Awalnya, saya hanya mencari fanfiction yang berisi seribu atau dua ribu kata, tetapi lama-lama, cerita dengan jumlah kata tersebut dirasa tidak cukup, sehingga saya mulai mencari yang berjumlah lima ribu, dua puluh ribu, bahkan ratusan ribu kata. Ada satu cerita yang saya ingat, yang saya tidak percaya kalau bisa menyelesaikan cerita tersebut, yaitu cerita dengan jumlah kata enam ratus ribu kata. Sudah jelas, ini melatih kemampuan membaca dan menebak-nebak lebih jauh lagi.

Pada akhirnya, saya memutuskan untuk mencoba menulis sendiri. Walau saya tahu, isi cerita yang saya tulis terkadang cliche, tapi bisa menyelesaikan satu cerita saja menjadi kebanggaan tersendiri. Kemudahan dalam mencari cerita dengan tag membuat penggemar yang menyukai anggota yang sama bisa bertemu melalui fitur komentar. Ini membuat saya lebih semangat untuk menulis. Walaupun sekali lagi, saya tidak pernah percaya diri akan apa yang saya tulis, karena saya sudah membaca cerita-cerita yang jauh lebih bagus dengan jumlah kata yang lebih banyak.

Sayangnya, ketidakpercayaan diri ini membuat saya kesulitan untuk melanjutkan kegiatan menulis. Apalagi, ketika saya masuk jurusan sastra Inggris, saya menyadari bahwa bahasa Inggris saya ternyata cukup buruk. Saya hanya bisa mengerti kalimat, tetapi saat membuat kalimat, tata bahasa saya terlihat amburadul. Meski begitu, nilai saya di kelas tata bahasa atau grammar tidak terlalu buruk, karena kemampuan menebak-nebak tadi.

Dari apa yang sudah saya jelaskan di atas, bisa disimpulkan bahwa dengan menjadi penggemar K-Pop, saya bisa melatih kemampuan reading dan writing, dua dari empat keahlian yang dibutuhkan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris. Lalu bagaimana dengan kemampuan listening dan speaking? Sayangnya, walaupun saya kuliah sastra Inggris, saya dan teman-teman sejurusan tidak pernah mencoba bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Saya juga orang yang sangat pemalu, jadi tidak pernah berani untuk mulai mencari teman dan bercakap-cakap di bahasa Inggris.

Sewaktu saya pertama menggunakan media sosial twitter, kebanyakan penggemar yang menyukai idola yang sama dengan saya, tidak berasal dari Indonesia, sehingga sangat mungkin untuk memulai percakapan dengan bahasa Inggris. Salah satu aplikasi yang saya rekomendasikan adalah aplikasi discord. Aplikasi tersebut sudah banyak digunakan berbagai komunitas untuk berbagi, bercakap-cakap, dan aktivitas lainnya, khusus untuk tema komunitas tersebut.

Walaupun saya tidak berhasil melakukannya, ini mungkin hal yang bisa saya sangat rekomendasikan untuk anda yang ingin melatih kemampuan bahasa Inggris via kegiatan stanning grup K-Pop. Selain melatih kemampuan bahasa Inggris, anda juga bisa melakukan hal yang anda sukai, sehingga hal-hal yang anda dengar dan tuturkan bisa berguna untuk meningkatkan kemampuan listening dan speaking anda.

Bagaimana? melatih kemampuan bahasa Inggris via stanning K-Pop adalah hal yang sangat mungkin, bukan? Saya percaya bahwa alasan mengapa saya cepat menguasai bahasa Inggris adalah karena dalam waktu yang bersamaan, saya melakukan hal yang saya sangat sukai. Meskipun terdapat beberapa halangan, jika anda konsisten, kemampuan bahasa Inggris dengan melakukan hal yang menyenangkan bisa terasah dan lambat laun bisa menjadikan anda lancar berbahasa Inggris. Semangat!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image