Sosialisasi Ecobrick sebagai Solusi Cerdas Penyelamatan Lingkungan dari Sampah Plastik
Eduaksi | 2023-10-17 19:42:05Pengelolaan sampah merupakan suatu masalah global yang tak kunjung diselesaikan. Menurut Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 dari KLKH, Tuti Hendrawati Mintarsih, menyebut total jumlah sampah di Indonesia tahun 2019 sebesar 68 juta ton dengan 9,52 juta ton sampah plastik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Georgia pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik sebesar 187,2 juta ton setelah China yang mencapai 262,9 juta ton. Hal ini dikarenakan sampah plastik merupakan sampah yang paling banyak dibuang oleh manusia karena banyaknya manusia yang menggunakan plastik untuk keperluan sehari-hari.
Pengelolaan terhadap sampah plastik dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yakni reduce, reuse, dan recycle. Reduce merupakan upaya pengurangan sampah yang menitikberatkan pada pengurangan pola hidup konsumtif dan tidak menggunakan barang sekali pakai. Reuse merupakan memanfaatkan kembali sampah melalui penggunaan berulang baik untuk fungsi yang sama atau yang lain agar tidak langsung menjadi sampah. Recycle merupakan proses daur ulang sampah untuk menjadi produk baru. Pendekatan-pendekatan pengelolaan sampah ini hendaknya dikenalkan kepada generasi penerus bangsa sedini mungkin agar mereka terbiasa dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap masalah lingkungan sehingga jumlah sampah bisa diminimalkan.
Salah satu program kerja yang dilakukan oleh grup KKN MBKM Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Desa Wisata Nganggring, Girikerto, Sleman adalah memperkenalkan salah satu cara menanggulangi sampah plastik dengan metode Ecobrick atau pemanfaatan sampah dengan media botol plastik kepada siswa SD Muhammadiyah Girikerto. Ecobrick merupakan salah satu upaya kreatif untuk mengelola sampah plastik menjadi benda-benda yang berguna, mengurangi sampah plastik di lingkungan, dan bisa digunakan sebagai barang yang berguna seperti tempat sampah, kursi, dan vas bunga. Grup KKN MBKM ini menyasar siswa SD karena bertujuan untuk memperkenalkan upaya pengelolaan sampah dengan cara yang kreatif kepada anak-anak dengan usia sedini mungkin agar mereka dapat menumbuhkan kesadaran terhadap permasalahan lingkungan, terutama sampah.
Pembuatan Ecobrick yang dilakukan oleh grup KKN MBKM UNS Desa Wisata Nganggring bersama siswa SD Muhammadiyah Girikerto ini berlangsung dengan ceria, kondusif, dan menyenangkan. Sebelum melakukan praktik pembuatan Ecobrick, semua siswa diberi materi tentang pengelolaan sampah untuk meningkatkan pemahaman mereka mengenai ecobrick. Pada saat praktik pembuatan ecobrick seluruh siswa antusias membuat dan berlomba segera menyelesaikan. Antusiasme ini karena mereka baru pertama mengenal mengenai Ecobrick. Setelah semua siswa mengumpulkan ecobrick, puluhan botol ecobrick tersebut disusun dan dijadikan tempat sampah yang diletakkan di sekolah mereka. Harapannya dengan dilaksanakannya program ini semakin meningkatkan pengetahuan para siswa mengenai cara pengelolaan sampah plastik yang berguna dan dapat diaplikasikan dengan mudah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.