Ketika Manusia dan AI Bertarung di Atas Papan
Lomba | 2023-08-31 23:48:16Garry Kasparov marah-marah tatkala menjawab pertanyaan wartawan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan pertandingan yang barusan ia lakoni. Hari itu, 11 Maret 1997, di New York, sang grandmaster sekaligus penyandang status pecatur terbaik dunia baru saja dikalahkan oleh Deep Blue, sebuah mesin komputer catur bikinan IBM. Kepada media, Kasparov berkata bahwa ia merasa dicurangi. Ia seperti bukan bertanding melawan kecerdasan buatan, tapi seolah menghadapi grandmaster sungguhan.
Dari total enam pertandingan kontra Deep Blue, Kasparov menang satu kali, remis tiga kali, dan sisanya dimenangkan oleh mesin Artificial Intelligent tersebut. Skor akhir 2 ½ : 3 ½ untuk kemenangan Deep Blue. Hari itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah catur, sebuah kecerdasan buatan dapat mengalahkan seorang juara dunia catur profesional. Tidak seperti komputer catur generasi sebelumnya yang selalu berfokus mengejar keunggulan material dalam permainan, kemampuan Deep Blue lebih kompleks. Sebagai sebuah mesin, ia terlalu ‘manusiawi’.
Beberapa pecatur dari berbagai masa, semisal Paul Morphy, Jose Raul Capablanca, atau Bobby Fischer, disebut-sebut sebagai pecatur dengan tingkat akurasi paling tinggi. Namun tentu saja, tidak seperti manusia yang punya rasa lelah, komputer tentu jauh lebih akurat dan stabil. Sehebat apa pun seorang grandmaster, pasti ada waktu di mana performa mereka kadang naik kadang turun. Pecatur profesional memang bisa mengkalkulasi atau memperkirakan apa yang terjadi sepuluh langkah ke depan. Tapi mesin sanggup mengevaluasi seratus juta langkah dalam waktu satu detik!
Sekitar dua tahun silam, dunia maya pernah dihebohkan oleh kasus Dewa Kipas. Di sebuah platform catur online yakni Chess.com, sebuah akun dengan username Dewa Kipas diblokir oleh otoritas platform. Pemilik akun tersebut diketahui bernama Dadang Subur, seorang pecatur amatir. Ia dituduh curang lantaran grafik akurasi permainannya selalu stabil di kisaran angka 90 sampai 99 persen. Padahal para pecatur professional pun persentase akurasinya senantiasa berubah dengan rentang angka yang lebar. Dewa Kipas dianggap memakai engine dalam menjalankan langkah-langkahnya.
Diblokirnya akun Dewa Kipas itu kebetulan terjadi setelah ia mengalahkan seorang streamer sekaligus komentator catur IM (International Master) Levy Rozman, pemilik akun GothamChess. Kontan saja, warganet Indonesia langsung ngamuk dan beramai-ramai menyerang Gotham Chess dan Chess.com. Kasus ini menjadi perbincangan banyak pihak, sampai Percasi pun turun tangan untuk menjernihkan persoalan.
Terlepas dari semua itu, untuk saat ini, sepertinya hampir mustahil bagi manusia untuk mengalahkan mesin dalam permainan catur. Para grandmaster masa lalu kebanyakan bertipe pemain taktikal, sedangkan grandmaster masa modern lebih memilih pendekatan posisional. Sebagai gambaran, jika diibaratkan sepakbola, permainan taktikal itu adalah semacam Jogo Bonito yang biasa diperagakan timnas Brasil. Sementara permainan posisional, tak ubahnya gaya Kick 'n Rush khas timnas Inggris. Nah, engine catur masa kini semisal Leela Chess Zero, Komodo, maupun Stockfish dapat bermain dengan gaya apa pun, baik taktikal maupun posisional.
Kekuatan seorang pecatur profesional biasanya diukur dengan angka Elo Rating. Magnus Carlsen, juara dunia catur asal Norwegia sekaligus pecatur terkuat saat ini, memiliki Elo Rating sekitar 2882. Sedangkan Predikat mesin catur terkuat saat ini disandang oleh Stockfish, dengan Elo Rating di atas angka 3000!
Tentu saja, dalam kejuaraan professional catur, tak mungkin mempertarungkan manusia dengan mesin. Apakah kecerdasan buatan telah menjadi musuh tak terkalahkan di atas papan? Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Bisa jadi sebaliknya, kecerdasan buatan malah menjadi sahabat. Toh, fakta hari ini, para pecatur profesional maupun amatir justru banyak menggunakan mesin dan komputer catur sebagai mitra dalam mengasah kemampuan mereka.
***
#hutrol28 #lombanulisretizen #republikawritingcompetition
*Penulis adalah seorang pecatur amatir. Pernah mengikuti kompetisi catur tingkat RT dalam acara Peringatan Hari Kemerdekaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.