Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yunita Melania WETI

Melawan Bullying Memperkuat Peran Orang Tua dalam Pencegahan

Edukasi | Thursday, 22 Jun 2023, 22:24 WIB

Bullying didefinisikan sebagai tindakan disengaja yang terjadi berulang kali antara individu atau kelompok orang dan dilakukan dengan cara yang agresif, seperti hinaan, pelecehan, atau ancaman. Usia tidak dipertimbangkan. Penindasan dapat mencakup intimidasi fisik, verbal, atau elektronik (cyberbullying) yang terjadi di banyak konteks, seperti sekolah, tempat kerja, komunitas online, atau lingkungan sosial.

Bullying pada anak

Bullying pada anak adalah masalah serius yang berdampak negatif pada perkembangan anak. Anak-anak memiliki hak untuk tumbuh dan belajar tanpa takut akan intimidasi atau kekerasan. Korban bullying seringkali mengalami tekanan emosional, ketakutan dan rasa malu.

Ini juga dapat merusak secara psikologis, memengaruhi kemampuan berkonsentrasi di sekolah atau berinteraksi sosial dengan baik. Dalam beberapa kasus, intimidasi dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, dan korban mungkin mempertimbangkan untuk menyakiti diri sendiri dan bahkan bunuh diri. Ciri-ciri korban yang mendukung terjadinya bullying adalah:

1.Kekuatan yang tidak seimbang, bullying seringkali melibatkan ketidakseimbangan kekuatan, pelaku intimidasi dapat menggunakan kekuatan fisik, sosial atau emosionalnya untuk mempermalukan korbannya.

2.Niat ofensif Bullying dapat mencakup niat yang jelas untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain. Tujuan penulis adalah untuk mengungkapkan kekuatan untuk mengendalikan korban.

3.Perlakuan tidak adil, bullying adalah perilaku tidak adil atau diskriminasi yang berbeda dengan orang lain. Perbedaan tersebut, seperti penampilan, etnis, agama, perbedaan jenis kelamin atau kemampuan fisik dan mental, dapat menjadi sasaran empuk bagi pelaku intimidasi.

4.Lingkungan yang mendukung, hal ini dapat dilakukan dalam ruang yang sama dimana pelaku dan korban mendapatkan dukungan dan toleransi terhadap perilaku bullying. Ketidaktahuan, ketidaktahuan atau sikap tidak peduli pada masalah dapat memberi ruang untuk intimidasi dan pengembangan.

5.Ketidakseimbangan Daya kekuatan:Korban bullying biasanya hanya memiliki kesempatan terbatas untuk membela diri terhadap pelaku. Para korban mungkin secara fisik lebih lemah dan kurang populer di masyarakat

6.Sendirian atau tanpa teman: Korban yang biasanya menyendiri, terisolasi, kesepian atau tanpa dukungan sosial dapat menjadi sasaran empuk bullying.


Pelaku Bullying

Para pelaku bullying berperilaku agresif dan mencoba mengendalikan korban secara fisik atau verbal, mempermalukan dan menyakiti mereka atau mencari cara lain untuk melakukan kekerasan. Terkadang mereka juga ingin menarik perhatian orang lain. Gangguan mental juga mempengaruhi bullying itu terjadi, seperti: Gangguan kepribadian di mana pelaku mengalami kesulitan memahami perasaan orang lain dan merasa dibenarkan untuk menyakiti korban. Seringkali ada gangguan kecemasan sosial, kecemasan dan ketakutan yang berlebihan sering terjadi. Kecemasan yang berlebihan dapat menyebabkan pengganggu memproyeksikan ketidaknyamanan mereka melalui intimidasi kepada orang lain.

Depresi, gangguan ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrim dan perasaan putus asa, menyebabkan pelaku berperilaku memalukan dan merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. untuk menghancurkan hidup orang lain.Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua orang dengan gangguan mental menjadi pelaku intimidasi. Ada beberapa faktor yang juga dapat mempengaruhi perilaku pelaku bullying,faktor-faktor tersebut ialah:

a.Faktor individukepercayaan diri rendah; Seseorang dengan kepercayaan diri rendah cenderung menggunakan perilaku intimidasi untuk mengatasi ketidakamanan pribadi. Kurangnya empati, kurangnya empati dan ketidakmampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk melakukan bullying. sejarah pengalaman buruk; Seseorang yang pernah menjadi korban bullying atau yang memiliki pengalaman buruk di masa lalu mungkin lebih cenderung menggunakan perilaku bullying sebagai mekanisme pertahanan.

b.Faktor keluargaPola asuh yang tidak mendukung, lingkungan keluarga yang kurang hangat, kurangnya perhatian dan kekerasan keluarga semuanya mempengaruhi bullying pada anak. perilaku orang tua; Ketika orang tua atau anggota keluarga lainnya menggunakan perilaku intimidasi untuk menyelesaikan konflik, anak-anak cenderung meniru perilaku tersebut.

c. Faktor Sekolah budaya yang mendukung perundungan di sekolah; Lingkungan sekolah yang mengabaikan intimidasi, atau bahkan membiarkannya sama sekali, dapat mendorong terjadinya intimidasi lebih besar lagi.kurangnya pengawasan; Ketika guru dan staf sekolah tidak secara aktif memantau dan mengintervensi bullying, hal itu dapat memperkuat perilaku tersebut.

d.Faktor sosial Norma sosial yang meremehkan atau mendukung intimidasi; Ketika intimidasi dipandang normal atau bahkan kuat dan efektif dalam situasi sosial tertentu, individu lebih cenderung terlibat dalam perilaku tersebut. ketimpangan kekuasaan; Ketimpangan kekuasaan dalam relasi sosial, seperti perbedaan kekayaan, dapat memicu intimidasi sebagai sarana untuk mempertahankan atau memperoleh kekuasaan. Perlu diingat bahwa faktor-faktor tersebut tidak selalu mengarah langsung pada perilaku bullying tetapi dapat mempengaruhi perubahan lingkungan dan kondisi yang mendukung atau mendorong perilaku tersebut.

Peran orang tua dalam mencegah

Untuk mencegah perundungan, penting bagi orang tua untuk membimbing anaknya dengan memberi contoh dengan menunjukkan rasa hormat kepada orang lain, menangani konflik dengan lebih positif dan mendorong nilai-nilai persahabatan dan keragaman.Orang tua dapat membantu mencegah intimidasi dalam beberapa cara yaitu; Saat berkomunikasi secara terbuka, penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak merasa nyaman membicarakan pengalamannya di sekolah. Mendengarkan dengan hati-hati dan tidak menghakimi dapat membantu anak-anak merasa didukung. Menumbuhkan kepercayaan diri anak, orang tua dapat membantu membangun kepercayaan diri anak mereka dengan memuji prestasi dan kualitas mereka.

Mengembangkan empati dan keterampilan anak, orang tua harus mengajar anak-anak untuk memahami dan menghargai perbedaan orang lain, mendorong empati terhadap orang lain dan memupuk keterampilan sosial seperti komunikasi yang efektif dan pengendalian emosi. Pantau dan batasi akses ke media dan teknologi. Penting bagi orang tua untuk memantau penggunaan media sosial, mengajarkan tentang etika digital dan pentingnya menghargai orang lain di dunia maya. Singkatnya ,bullying merupakan perilaku yang tidak dapat di terima atau ditoleransi dan harus di berantas.Penting bagi kita semua untuk bekerja sama dalam mencegah dan menghentikan intimidasi,menciptakan lingkungan yang aman,inklusif,serta mendukung bagi semua orang.


Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image