Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rizki Nugraheni

Patahkan Stigma Mahasiswa Pertanian, Jurusan Teknologi Pangan UNDIP Rajin Ukir Prestasi

Edukasi | Monday, 05 Jun 2023, 21:12 WIB

Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwasannya penilaian masyarakat, baik para orang tua dan anak muda kerap kali memandang remeh hal-hal yang berbau pertanian. Kegiatan mengolah sawah dan bercocok tanam dianggap pekerjaan yang rendah dan tidak bergengsi. Hal ini tentu berdampak pada kurangnya minat generasi muda untuk terjun dalam dunia pertanian. Bahkan tidak sedikit juga lulusan pertanian yang memiliki minat rendah untuk bergelut di sektor ini karena kurangnya pengetahuan, tidak percaya diri, stigma negatif masyarakat, serta tidak adanya dukungan dari orang tua.

"Kuliah pertanian mau kerja apa?" Kira-kira begitulah respon pertama orang yang mendengar pernyataan bahwa seseorang masuk di jurusan pertanian. Apabila ditelusuri, pemahaman tersebut dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan masyarakat tentang arti pertanian secara luas. Seharian bekerja di sawah dengan kaos penuh keringat dan lumpur, serangan hama yang membabi buta, kegagalan panen, hingga keuntungan yang tidak setara dengan modal merupakan bayangan yang menggambarkan profesi petani. Semua itu bukan hanya omong kosong belaka karena realitas petani Indonesia memang masih jauh dari kata sejahtera.

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan banyaknya riset di sektor ini, muncul inovasi-inovasi baru dalam kegiatan pertanian. Masalah yang berhubungan dengan kebutuhan pangan di tengah masyarakat pun seakan tidak ada habisnya. Oleh karena itu, dibutuhkan lembaga pendidikan yang dapat menyediakan wadah bagi para generasi muda untuk berkarya membangun negeri ini melalui serangkaian kegiatan ilmiah. Salah satu jurusan pertanian yang berfokus pada bidang pangan dan kini menjadi jurusan favorit karena pencapaiannya adalah program studi Teknologi Pangan di FPP Undip.

Sumber: Dokumen Pribadi

Mahasiswa Teknologi Pangan di bawah naungan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro ini terkenal dengan produk olahan pangannya, yaitu susu dan bakery. Banyak juga olahan lainnya, seperti keju, whey, kefir, dan yoghurt yang tentunya mengalami modifikasi di bidang pangan. Meskipun masuk dalam golongan mahasiswa pertanian, anak Tekpang tidak lantas seperti yang dibayangkan orang-orang pada umumnya. Jas laboratorium berwarna putih dengan sarung tangan lateks dan headcap menjadi starter pack utama ketika mereka menjalani kegiatan praktikum. Lebih dari itu, apapun yang terjadi diktat praktikum tidak diizinkan untuk tertinggal apalagi sampai terlambat masuk laboratorium. Belum lagi ketika harus mengerjakan laporan praktikum sampai tengah malam karena sudah mepet tanggal pengumpulan tugas. Lika-liku perkuliahan mahasiswa Tekpang mungkin terlihat cukup melelahkan, akan tetapi banyaknya peluang beasiswa maupun tawaran kerja yang ada membuat para mahasiswa berlomba-lomba untuk meningkatkan kompetensi dirinya.

Banyak dari mahasiswa Teknologi Pangan yang menjuarai lomba-lomba ilmiah baik di tingkat universitas, nasional, maupun internasional. Ajang pemilihan mahasiswa berprestasi di tingkat Fakultas Peternakan dan Pertanian yang diselenggarakan pada bulan Maret 2023 berhasil dimenangkan oleh mahasiswa Teknologi Pangan. Bahkan tiga dari empat peringkat kejuaraan diborong oleh anak-anak Tekpang. Hal ini patut diapresiasi mengingat proses seleksinya yang tidak mudah. Tidak berhenti disitu, Teknologi Pangan Undip juga mengembangkan penelitian bertema makanan Jepang dalam program "Nihon Theme Bachelor Thesis". Penelitian ini diikuti oleh 19 mahasiswa Tekpang yang nantinya akan mengembangkan lima tema masakan Jepang.

Kerjasama dengan pihak internasional pun tak luput dari pencapaian Teknologi Pangan Undip. Salah satu perusahaan di Jepang, Kamada Soy Company Japan, telah membangun kerjasama bilateral untuk mengembangkan program berupa dashi. Jalinan kerjasama ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 dan untuk setiap tahunnya membuka kesempatan magang di perusahaan bagi mahasiswa Teknologi Pangan. Selain itu, program summer course yang diadakan oleh partner Undip, Kyoto Woman University juga membuka kesempatan bagi mahasiswa Undip yang ingin merasakan bagaimana pengalaman kuliah di luar negeri. Terakhir, prestasi mahasiswa Teknologi Pangan yang memang tidak diragukan lagi adalah kegiatan kolaboratif dengan International Islamic University Malaysia (IIUM) melalui staff exchange sebagai penguji eksternal pada ujian skripsi mahasiswa. Dua mahasiswa Tekpang angkatan 2019 berhasil mempresentasikan hasil penelitiannya di hadapan penguji internasional dengan hasil yang sangat memuaskan.

Melihat berbagai prestasi yang ditorehkan oleh mahasiswa Teknologi Pangan Undip di atas, saya berharap hal ini dapat dijadikan motivasi dan meningkatkan kebanggaan diri bagi mahasiswa pertanian di seluruh Indonesia. Persepsi mengenai pekerjaan di bidang pertanian yang dianggap rendah harus diputus agar tidak berlanjut ke generasi berikutnya, sehingga hal ini menjadi pekerjaan rumah kita sebagai agen perubahan di sektor pertanian. Peningkatan minat anak-anak muda pada bidang pertanian akan menjamin keamanan pangan dan mendorong tercapainya ketahanan pangan nasional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image