Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mambaul Hikmah

Kekuasaan yang Menahan : Imbas Pola Asuh Otoriter Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja

Edukasi | Tuesday, 23 May 2023, 13:23 WIB

Orang tua adalah sosok pertama yang dikenal oleh anak. Oleh karena itu, peran orang tua dalam membentuk psikologis remaja sangatlah vital, yakni melalui pola asuh. Salah satu pola asuh yang sering ditemui adalah pola asuh otoriter, di kekuatan mana yang menahan menjadi pilar utama dalam pengasuhan. Bagaimana pengaruhnya terhadap psikologis remaja?

Pola asuh orang tua meliputi sikap, tindakan, dan cara berinteraksi mereka dengan anak, yang mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Ketika orang tua memberikan dukungan emosional yang memadai, remaja merasa didengar dan disayangi, sehingga mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mampu menghadapi stres dan tantangan kehidupan dengan baik. Di samping itu, orang tua dalam memberlakukan batasan dan aturan yang jelas juga berperan dalam membantu remaja mengembangkan disiplin, tanggung jawab, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat. Melalui pola asuh yang tepat remaja dapat mengenali dan memahami emosi mereka, mengelola konflik, serta membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.


Pola asuh otoriter ditandai dengan pemberian wewenang atau hak sepenuhnya kepada orang tua untuk menentukan keputusan remaja. Pola asuh otoriter cenderung mengatur standar yang harus diikuti tanpa pengecualian. Di sini orang tua yang merasa memiliki otoritas cenderung suka memaksa dan menghukum, dengan anggapan bahwa apa yang mereka lakukan adalah yang terbaik bagi anak mereka.

Pola asuh otoriter dari orang tua memiliki efek positif terhadap kehidupan sosial remaja, yang meliputi peningkatan tanggung jawab dan kompetensi. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan pola asuh otoriter cenderung mengembangkan tanggung jawab yang kuat serta kompetensi yang baik. Mereka diajarkan untuk memiliki disiplin dan menghormati peraturan, yang pada gilirannya membuat mereka lebih mudah diatur dan mengurangi risiko terlibat dalam perilaku kenakalan remaja.

Di sisi lain, jenis pola asuh ini membawa dampak negatif yang tidak bisa disepelekan, dimana psikologis anak akan tumbuh menjadi dua kemungkinan yakni terlalu penurut dan menjadi pemberontak. Adalah benar bahwa kepatuhan yang berlebihan terhadap aturan yang ditetapkan oleh orang tua dapat memiliki konsekuensi yang negatif pada perkembangan anak. Ketika anak tumbuh dan mencapai tahap kehidupan di mana mereka harus membuat keputusan sendiri, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memilih jalur yang tepat untuk hidup mereka. Hal ini disebabkan oleh kekurangan pengalaman dalam mengambil keputusan sendiri, karena mereka terlalu bergantung pada panduan dan arahan orang tua. Meskipun niat orang tua dalam memberlakukan aturan adalah untuk melindungi dan membimbing anak, terlalu banyak kepatuhan dapat menghambat kemandirian dan kepercayaan diri anak. Mereka mengikuti keputusan tanpa tahu kenapa dan bagaimana dampaknya, dengan kata lain kemampuan problem solving nya menjadi kurang terasah.

Kemungkinan lain, , ketika anak dipaksa untuk menaati keinginan orang tua tanpa mempertimbangkan keinginan mereka sendiri, hal itu dapat memicu reaksi pemberontakan. Anak mungkin merasa frustasi dan tidak dihargai, terutama ketika mereka berada di masa remaja yang penuh dengan pencarian jati diri. Mereka ingin mengeksplorasi dan menentukan jalan hidup mereka sendiri, namun kepatuhan yang berlebihan terhadap keinginan orang tua dapat menghambat proses ini. Dalam keadaan seperti itu, pemikiran untuk membangkang atau melawan otoritas orang tua bisa muncul dalam pikiran mereka. Anak mungkin merasa ingin terlepas dari segala kenangan dan pengaruh orang tua mereka, dalam upaya untuk menemukan dan mengartikulasikan identitas mereka sendiri. Ini adalah reaksi alami terhadap perasaan tidak dihargai dan keinginan untuk mandiri.

Oleh karena itu pemilihan pola asuh memiliki peran yang sangat signifikan bagi keberlangsungan perkembangan psikologis anak. Pola asuh otoriter memang memiliki dampak yang baik dengan catatan dalam porsi yang cukup. Mengingat dampak negatifnya terlihat lebih banyak, alangkah baiknya jika dipadukan dengan pola asuh yang lain agar seimbang terhadap perkembangan psikologis remaja. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali kebutuhan dan keinginan remaja serta memberikan ruang bagi mereka untuk mengembangkan kepribadian, mengambil keputusan, dan mengeksplorasi identitasnya sendiri dengan dukungan dan batasan yang proporsional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image