Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shahnazavira Kanahaya Putri Humairo

Implikasi Perompakan terhadap Ketidakstabilan Pangan di Somalia

Politik | Monday, 22 May 2023, 18:25 WIB
Foto: Reuters

Somalia adalah negara yang menduduki peringkat ketiga di dunia sebagai negara termiskin, yang dihitung dari PDB per kapita berdasarkan Data Bank Dunia tahun 2021. Teluk Aden dan Samudra Hindia yakni perairan yang menjadi batas negara Somalia merupakan inti dari pelayaran internasional. Sayangnya, jalur perairan tersebut sudah tidak aman dilalui karena keberadaan perompak Somalia.

Sebenarnya bisa untuk kapal-kapal tidak melintasi jalur antara Samudra Hindia dan Teluk Aden, tetapi akan membutuhkan jangka waktu yang lebih lama apabila melintasi jalur lain, seperti melalui sisi barat yakni Tanjung Harapan dan selatan yakni Eropa. Adanya perompak Somalia telah membawa ancaman bagi keamanan global dan ini menunjukkan bahwa Somalia masih sebuah negara yang memiliki ketidakstabilan dari segi politik, sosial, dan ekonomi. Kemudian, muncul satu pertanyaan yang perlu ditinjau mengenai implikasi perompakan terhadap ketidakstabilan pangan di Somalia.

Sejatinya implikasi keberadaan perompak Somalia membawa sejumlah tantangan bagi persoalan pangan. Dengan predikat sebagai nomor tiga negara termiskin saja, sudah mampu membuktikan bahwa masih ada yang salah dengan situasi politik dan ekonomi di Somalia dan disertai maraknya aktivitas perompakan. Perlu diketahui, perompakan berdampak negatif pada proses pengimporan makanan kepada masyarakat Somalia yang membutuhkan.

PBB sendiri menyatakan setidaknya ada lebih 870.000 masyarakat Somalia yang mengungsi di Tanduk Afrika. Kemudian, UNHCR juga melaporkan bahwa 125.000 warga Somalia bermigrasi ke Kenya. Mereka terpaksa mengungsi karena di negara asalnya sudah tidak mampu untuk menyelamatkan mereka dari kelaparan yang disebabkan oleh kerusuhan politik yang sebagian besar ada keterlibatannya dengan perompakan. Kondisi tersebut mengakibatkan kematian dan kurangnya perawatan medis karena sulitnya peluang masuk ke Somalia dengan melintasi Teluk Aden dan Samudra Hindia dalam memberikan pertolongan medis dan pangan bagi penduduk yang kelaparan.

Di sisi lain, adanya perompakan ini juga menimbulkan inflasi ekonomi Somalia. Meskipun pada awalnya Somalia mengalami peningkatan dari segi ekonomi akibat tambahan finansial dari hasil perompakan, hal tersebut justru membawa implikasi yang signifikan terhadap situasi perekonomian. Bahkan, hasil yang didapat para perompak dari pembayaran uang tebusan begitu bertolak belakang dengan perekonomian Somalia sendiri yang menunjukkan pendapatan perkapitanya hanya berada di angka $ 600 di tahun 2010.

Terlebih lagi, masuknya barang-barang mewah seperti mobil dan peralatan elektronik yang canggih membuat kebutuhan hidup semakin mahal. Meningkatnya biaya hidup perompak tentu berbeda oleh sebagian besar penduduk Somalia yang lainnya. Dengan Somalia yang bergantung pada impor bahan pangan, situasi tersebut justru sulit memenuhi kebutuhan hidup penduduk hingga akhirnya berujung pada kelaparan serta menambah kerugian penduduk. Ini menunjukkan bahwa aktivitas perompak Somalia dapat menghambat Somalia untuk menjadi negara yang berpotensi menjadi lebih maju.

Pada dasarnya, penyebab munculnya aktivitas perompakan ini disebabkan oleh situasi politik internal yang dirasakan Somalia sendiri. Salah satu faktornya adalah kurangnya penegakan hukum. Berakhirnya masa kepemimpinan Mohamed Siad Barre pada tahun 1991, menyebabkan Somalia menjadi negara yang memiliki ketidakstabilan. Dari ketidakstabilan yang terjadi mulai dari segi ekonomi, politik, dan sosial, menjadikan penetapan dan penegakan hukum di Somalia mulai melemah dan berindikasi pada aktivitas perompakan sehingga dampaknya bisa sampai memicu kelaparan dan krisis pangan.

Perompakan juga membuat kapal-kapal yang mau mengirimkan pasokan bahan makanan menjadi enggan untuk melintasi jalur perairan Somalia sehingga krisis menjadi semakin berkelanjutan. Ini menunjukkan bahwa perlunya penguatan regulasi hukum di Somalia sehingga tidak menghambat Somalia menjadi sebuah negara yang berpotensi lebih maju.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image