Sabar, ya Sabar
Sastra | Friday, 31 Mar 2023, 15:33 WIBSABAR,
satu kata yang sering
Saudara katakan kepada saya.
Namun,
sampai kapan saya harus
BERSABAR?
"KESABARAN itu tidak ada batasnya."
Begitulah kata Saudara saat
saya melihat ganasnya gulungan ombak.
"Saya yakin, Anda ini PENYABAR.
Suatu hari nanti Anda akan menjadi
manusia TERSABAR di antara orang-orang
yang saya kenal."
Mendengar itu, saya hanya menatap langit biru yang cerah.
Ah, jika dipikir, mudah sekali Anda
berbicara seperti itu.
Tidak adakah solusi sederhana, menarik
agar saya senantiasa MENYABARKAN diri?
"MENYABARKAN diri berarti Anda harus
MEMPERSABAR hati, pikiran, dan emosi.
Saya tahu itu tidak mudah.
Namun, saya yakin Anda bisa."
Ya, mungkin akan saya coba
saran Saudara.
"Percayalah bahwa Dia bersama orang-orang yang SABAR."
Itu benar.
Perkataan Saudara tepat sekali.
Utamanya, saya akan (berusaha)
BERSABAR,
tepatnya SABAR mendengarkan
segala perkataan Saudara
yang (mungkin) kurang berterima
oleh saya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.