Ungkap Tantangan Membangun Ekonomi Desa Tajurhalang di Zaman Modern
Info Terkini | 2023-03-14 03:19:54Bogor – Sekretaris Desa Tajurhalang mengungkapkan tantangan yang dirasakan pemerintah desa dalam membangun ekonomi di desa Tajurhalang. Desa Tajurhalang merupakan sebuah desa di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa yang terletak di kaki Gunung Salak ini memiliki luas wilayah sekitar 390,527 Ha. Letaknya yang dekat dengan pegunungan membuat Desa Tajurhalang hampir sebagian wilayahnya merupakan pertanian. Mengetahui potensi yang dimiliki Desa Tajurhalang, pemerintah desa terus memanfaatkan dan menggali potensi-potensi lainnya yang dimiliki Desa Tajurhalang dalam rangka meningkatkan taraf ekonominya.
Sekretaris Desa Tajurhalang, Alhamda Risky, berpendapat bahwa ekonomi adalah taraf atau daya masyarakat dalam bagaimana cara mereka bertahan hidup, sehingga ketika taraf ekonomi suatu wilayah bagus, maka kehidupan dan cara bertahan hidupnya pun lebih optimal. Memegang prinsip tersebut, pemerintah Desa Tajurhalang setiap tahunnya mengadakan berbagai program dengan tujuan meningkatkan ekonomi desa. Namun, tidak sedikit dari program-program yang telah dan akan dilaksanakan tersebut masih memiliki kendala dan menjadi tantangan tersendiri untuk pemerintah desa.
Berdasarkan data hasil evaluasi perkembangan desa, mayoritas masyarakat Desa Tajurhalang sekitar 60% merupakan petani, 20% wiraswasta, 15% pegawai negeri, dan sisanya tidak memiliki pekerjaan. Dari data tersebut, pemerintah Desa Tajurhalang merasakan adanya kesulitan dalam pemberdayaan masyarakat yang masih berkaitan dengan ekonomi desa. “Tantangan paling besar adalah mindset atau pola pikir, khususnya masyarakat desa.” Ucap Alhamda Risky, Sekretaris Desa Tajurhalang yang mengungkapkan tantangan besar ekonomi di desanya. Pemerintah desa ingin merubah pola pikir masyarakat yang masih kuno menjadi pola pikir perkembangan zaman terkini. “Mengapa mindset menjadi tantangan terbesar dan yang paling sulit adalah karena program-program yang kami buat erat kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat yang masih berkaitan dengan ekonomi. Program-program tersebut tidak bisa berjalan maksimal apabila masyarakatnya itu sendiri tidak aktif, balik lagi karena mindset kunonya itu.” Ujar Sekdes Tajurhalang dalam penjelasannya mengenai mengapa pola pikir masyarakat menjadi tantangan ekonomi
Namun, dari tantangan tersebut juga mendorong pemerintah Desa Tajurhalang untuk selalu mengadakan program-program, baik dalam bentuk sosialisasi maupun pembinaan atau pelatihan dengan sasaran-sasaran yang sudah diproyeksikan. Harapannya agar masyarakat bisa tergugah untuk bersama dengan pemerintahan desa membangun sumberdaya manusia yang unggul. Program tersebut dilakukan tidak hanya di tingkat desa saja melainkan juga sampai tingkat wilayah seperti RT dan RW bahkan sampai door to door.
Salah satu contohnya adalah program “Berdayakan UMKM” yang tergabung dalam sebuah wadah yang ada di tingkat desa dan kecamatan. Kelompok Wanita Tani (KWT) adalah salah satu program “Berdayakan UMKM” yang terus diberdayakan di Desa Tajurhalang, dari KWT tersebut menghasilkan salah satu komoditi unggul di Tajurhalang yaitu sapi perah. Susu yang telah diproduksi kembali oleh UMKM menjadi yoghurt, keju, makanan ringan, dll. sangat terasa membantu menaikkan ekonomi Tajurhalang di taraf keluarga. Namun, dilihat secara keselurahan, Desa Tajurhalang memiliki empat sektor yaitu pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata. Akan tetapi, dari keempat sektor tersebut ada dua sektor yang paling menonjol dan menunjang ekonomi Tajurhalang yaitu sektor pertanian melalui komoditi talasnya dan di sektor peternakan melalui komoditi sapi perahnya. Peternak sapi di kampung ada sekitar 40 orang dengan jumlah sekitar 200 ekor sapi, produk utama yang dihasilkan berupa susu sapi segar dijual ke Koperasi Susu KPS Bogor.
Di akhir wawancara, Alhamda menceritakan tantangan lain di desanya yaitu teknologi, “Teknologi saat ini sangat vital, karena saat ini akses kemanapun menggunakan teknologi, penyebaran informasi pun saat ini lebih efektif menggunakan media sosial atau berita online dibandingkan koran,” tuturnya. Sekdes Desa Tajurhalang tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa dengan teknologi yang sudah masuk ke desa bisa membangun kesadaran masyarakat yang sudah mulai tumbuh, hanya saja belum terarahkan, sehingga diadakanlah program-program yang nantinya akan merangsang masyarakat untuk bisa berperan aktif lewat teknologi untuk bersama-sama dengan desa menjalankan programnya yang nantinya juga akan mengarah ke perbaikan ekonomi dan arah hidup di Desa Tajurhalang.
“Secara garis besar ekonomi di Tajurhalang sudah 70% sesuai harapan, 30% nya terkendala oleh hal-hal yang tadi sudah disampaikan. Buah dari sosialisasi “Berdayakan UMKM” sudah mulai terlihat dari banyaknya masyarakat yang banyak berdagang melalui market place. Masyarakat pun mulai antusias terhadap pemerintahan dengan program-programnya lewat media sosial yang kami share melalui Instagram, Twitter, Facebook, dan Youtube, dari situ sudah terlihat peran aktif masyarakat.” Kata Alhamda ketika menyampaikan pernyataan penutupnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.